Kini Hanbin sudah menginjakkan kakinya di Los Angeles International Airport, ia mengedarkan matanya ke seluruh penjuru airport guna mencari seseorang yang dikenalnya baru satu tahun kebelakang. Saat manik matanya menangkap seseorang yang dicarinya, kini Hanbin mengangkat tangan kanannya, melambaikan tangan ke arah sang teman lalu berjalan menghampiri temannya itu
“hi Irene! Nice to meet you!” ucap Hanbin sambil mengulurkan tangan kanannya
Seseorang yang diyakini bernama Irene itupun mengulurkan tangannya juga, menjabat tangan Hanbin “hi Hanbin, nice to meet you too! Lu hebat ya bisa langsung ngenalin muka gua”
Hanbin hanya tersenyum simpul, kemudian kedua sejoli itu mulai melangkahkan kakinya, berjalan menuju ke parkiran
“gimana perjalanan 11 jam? Pegel?” tanya sang teman, sambil menyikut kecil perut Hanbin
Hanbin tersenyum tipis sambil mengangguk pelan “lumayan Rene, untung bisa tidur sih tadi selama flight”
Irene menatap bahagia pada seseorang disampingnya itu, ia merasa tidak menyangka bahwa akhirnya ia akan bertemu dengan seseorang yang telah mengisi hari harinya selama satu tahun ke belakang
~~
Selama perjalanan didalam mobil, Hanbin memejamkan matanya guna melepas lelah. Irene yang merasa mendapat kesempatan untuk terus memandangi Hanbin pun terus saja memandangi lelaki berhidung mancung itu disela sela aktifitas menyetirnya
Sesampainya di apartement yang perusahaan sewakan untuk Hanbin, Hanbin langsung turun dari mobil dan membuka bagasi mobil Irene untuk mengambil koper miliknya. Ketika Hanbin hendak berpamitan, Irene langsung turun dari mobil dan menekan tombol kunci pada kunci mobil miliknya
“loh? Gak langsung pulang?” tanya Hanbin dengan tatapan bingungnya menatap Irene yang malah turun dari mobil dan mengunci mobilnya
Irene tiba tiba berubah menjadi kikuk, ia menggaruk kecil tengkuknya kemudian sedikit berlari mendahului Hanbin untuk masuk kedalam elevator “gua pinjem toilet lu ya! Nanti keluar lift langsung belok kanan!”
“y-y-yya! Tunggu gua!” ucap Hanbin terbata sambil menatap bingung ke arah Irene yang sudah mendahuluinya
Hanbin memutuskan untuk membiarkan Irene memakai toilet di apartement barunya, ia melangkah gontai sambil menyeret koper miliknya ke arah elevator, didalam elevator Hanbin menekan angka 3 lalu pintu elevator pun tertutup
~~
Irene berjalan terburu dan segera membuka pintu setelah sampai di depan pintu masuk ruang apartement Hanbin. Hanbin sudah sampai di lantai 3, sesuai dengan interupsi Irene tadi, Hanbin langsung berbelok ke kanan ketika sudah sampai di lantai 3. Lelaki berhidung mancung itu memperhatikan satu per satu angka yang tertera di masing masing pintu hingga akhirnya ia sampai di ujung lorong, dilihatnya pintu yang sedikit terbuka dan bertuliskan angka ‘1022’ di pintu tersebut. Hanbin pun meraih kenop pintu lalu membuka lebar pintu itu, ia menyeret kopernya masuk kemudian ia kembali menutup rapat pintu itu
Saat Hanbin baru saja mendudukkan dirinya di salah satu sofa berwarna putih, tiba tiba Irene muncul dibelakangnya, memeluk Hanbin dari belakang dengan dada yang menempel pada pundak Hanbin. Tubuh Hanbin menegang, terkejut dengan kehadiran dan perlakuan Irene yang sangat frontal dan tiba tiba. Tangan Irene sudah melingkar di leher Hanbin, kepalanya ia dekatkan ke ceruk leher Hanbin dan sesekali mengecupi leher Hanbin
“ngghhh”
Satu lenguhan berhasil lolos dari mulut Hanbin, namun ia langsung menampar dirinya sendiri dan beranjak dari duduknya. Irene merasa kegiatan favorite nya untuk menggoda lelaki pun terganggu, ia sedikit mendengus lalu mengerlingkan matanya malas
“Rene, mending lu balik, gua cape mau istirahat” ucap Hanbin sambil menatap tak suka pada Irene dan tangannya menunjuk ke arah pintu apartementnya
Irene meraih tas tangannya yang terletak di meja, kemudian keluar dari ruang apartement Hanbin tanpa basa basi atau bahkan kata maaf. Setelah Irene keluar dari apartement Hanbin, Hanbin melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan yang ia yakini kelak akan menjadi kamar pribadinya.
~~
Waktu berlalu dengan cepat, matahari pun sudah terbenam. Terlihat seseorang yang mungkin baru saja akan terbangun dari tidur nyamannya, menggeliat lalu mengucek matanya dan memegang perutnya
“ah ya, gua belum makan dari datang tadi”
Hanbin beranjak dari tidurnya, memakai celana panjang dan jaket kemudian keluar dari kamarnya. Saat Hanbin membuka pintu apartement, terdengar langkah kaki yang mendekat pada tubuhnya, ia segera menoleh saat langkah kaki itu tidak lagi terdengar
“lo?!”
Hanbin terkejut saat mendapati siapa yang berada disampingnya sekarang, seorang laki laki sedang menggandeng seorang gadis kecil yang memakai ransel, menatapnya bingung
“jadi lo tetangga baru?” tanya Wonwoo pada Hanbin dengan wajah yang dingin, tidak se bersahabat dulu saat pertama kali mereka bertemu
“em, anu, iya gua baru pindah tadi siang” Hanbin menggaruk tengkuknya, lalu menatap gadis kecil yang sedang digandeng Wonwoo
Wonwoo menyadari arah pandang Hanbin, ia pun berjongkok kemudian memegang kedua pundak gadis kecil itu “Yebin-a, masuk duluan ya, nanti daddy nyusul”
Gadis kecil itu mengangguk, Wonwoo membukakan pintu apartementnya—yang tak lain berada bersebrangan dengan pintu apartement Hanbin, agar si gadis kecil dapat masuk kedalam. Setelah memastikan sikecil aman, Wonwoo kembali menatap Hanbin
“kenapa lu pindah kesini?”
“itu tadi anak lu?” tanya Hanbin penasaran, bukannya menjawab pertanyaan Wonwoo, ia malah balik bertanya pada Wonwoo
“iya anak gua” jawab Wonwoo singkat
Hanbin mengangguk paham, kemudian sedikit membungkukkan badannya dan melangkah menjauh dari Wonwoo. Baru beberapa langkah Hanbin berjalan, perkataan Wonwoo membuat langkah si lelaki berhidung mancung itu terhenti
“jangan mimpi buat bisa milikin Hayi setelah nanti lu bisa ketemu dia lagi”
Hanbin menunduk kemudian melanjutkan kembali langkah kakinya, sedangkan Wonwoo tersenyum licik dibelakang Hanbin, merasa menang
Pagi itu Hanbin sudah siap untuk berangkat kerja, ketika ia membuka pintu, di saat yang bersamaan pula tetangga disebrangnya itu membuka pintu, menampilkan seseorang yang langsung memasang wajah keterkejutannya, orang itu dan Hanbin sama sama terkejut ketika melihat wajah satu sama lain
Tubuh Hanbin mematung, ia berkedip beberapa kali saat menatap sosok manusia yang sedang berdiri dengan seorang anak kecil dihadapannya itu, matanya secara bergantian menatap sang orang dewasa dan si anak kecil secara bergantian. Hanbin menggaruk tengkuknya kemudian sedikit menunduk, dengan cepat dan sedikit kikuk ia menutup pintu kemudian melangkahkan kakinya menjauh. Seseorang yang terkejut saat melihat Hanbin tadi pun masih mematung ditempatnya, tatapannya lurus memandangi pintu apartement Hanbin
“mommy, ayo, nanti Yebin kesiangan” ucap sang anak kecil
Seseorang yang dipanggil mommy oleh si anak kecil itupun lamunannya terbuyarkan, mereka buru buru menutup pintu kemudian berjalan menuju elevator~~
Sepanjang jalan Hanbin melamun, Irene yang menyadari bahwa lelaki yang disukainya itu sedang melamun memutuskan untuk menggenggam tangan Hanbin. Hanbin sadar dan cukup terkejut saat Irene menggenggam tangannya, namun dengan sigap ia menepis tangan Irene yang sedang menggenggam tangannya itu
“jangan ganggu gua” ucap Hanbin dingin, bahkan matanya tetap menatap lurus pada jalanan didepan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Regret
FanfictionHanbin × Hayi Kim Hanbin Lee Hayi Jeon Wonwoo more cast will be added 27.8.18