8

181 15 0
                                    

Tanpa sadar air mata Hanbin menetes, ia membenturkan kepalanya pada helm miliknya yang berada di hadapannya. Mungkin ini sudah ke 100x nya Hanbin menghubungi Hayi, namun hasilnya selalu saja nihil

“Hayi, kenapa lu tega sama gua sih?”

~~

Hayi menghentikan langkahnya, ia memegangi lututnya sendiri dengan nafas yang sedikit terengah “Woo! Gua capek! Ayo balik ah!”

“lu bilang lu diusir, lu pikir mau tidur dimana?!” Wonwoo menatap sinis pada Hayi dengan tangan yang berada di pinggang

“gua udah sewa apartement dari 6 bulan lalu, dan Cuma gua sama Hanbin yg tau tempatnya”

Wonwoo mengangkat tangannya yang terkepal, pura2 hendak memukul Hayi “yeuuu kampret tadi gua tanyain lu bakal tidur dimana malah gedik bahu, sekarang ngaku udah sewa apartement”

“gua gamungkin ngaku ngaku itu apartement gua disaat yg bayar itu berdua kan, Hanbin biasa tidur dirumahnya jadi ya malem ini gua tidur disana aja”

Wonwoo tiba tiba mengeluarkan smirk evilnya, lalu merebut ponsel milik Hayi yang Hayi genggam, kemudian ia mengarahkan ponsel Hayi ke atas, he’s take a selca

“ah lu mah udahan spamnya dong! Snapgram gua isinya foto lu semua!” gerutu Hayi yang kini terduduk di pinggiran trotoar yang berada di taman

Wonwoo melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri Hayi, lalu mengecup pipi Hayi sekilas dan mengambil foto mereka berdua dengan ponsel Hayi yang masih disita oleh Wonwoo untuk berfoto. Hayi semakin jengkel, bagaimana tidak? Sahabat kecilnya itu seperti kelebihan energi, ketika Hayi kelelahan, si pria malah terus saja bergerak berlari kesana kemari untuk mengambil foto

“ini udah ke 5x nya lu cium pipi gua, kalo Hanbin tau, dia bisa bisa ngirain gua pacaran sama lu Woo”

Hayi menyodorkan tas milik Wonwoo yang ia bawa saat sang pemilik menyodorkan tangan untuk meminta tas itu, si pria mengeluarkan sebotol air mineral dari tas miliknya lalu menyodorkannya pada Hayi

“dari tadi kek” ucap Hayi sambil mengerling malas

Wonwoo kemudian mendudukkan diri disamping Hayi, ia membuka jaketnya guna menutupi kaki Hayi yang tidak tertutup rok. Wonwoo tiba tiba menatap Hayi dengan tatapan intens, Hayi menatap Wonwoo bingung

“lu kenapa liatin gua kayak gitu?!”

Wonwoo menggeleng cepat lalu menghela nafas “ini adalah cara biar Hanbin cepet cepet nyatain cinta sama lu”

~~

Hanbin melangkahkan kakinya menuju tempat pelampias amarahnya, berbeda dengan pertama kali ia masuk kedalam tempat minim cahaya dan berisik itu, kali ini ia sudah familiar dengan tempat itu. Hanbin melangkahkan kakinya menuju bar counter, lalu ia mendudukkan dirinya di salah satu kursi tinggi yang berjajar rapi di hadapan bar counter

“martini” ucap Hanbin sambil mengacungkan jari telunjuk kanan nya
Sang bartender pun mengangguk paham.

Sementara menunggu minumannya datang, Hanbin menangkup kepalanya menggunakan kedua tangannya dan ia menunduk diatas meja, foto yang tadi ia lihat saat membuka instagram terus saja terbayang bayang olehnya

Wonwoo mencium pipi Hayi tepat beberapa cm didekat bibir Hayi dan Hanbin tidak mendapati raut wajah protes dari wajah Hayi, malah Hayi mencebikkan bibirnya seakan mengejek siapapun yang melihat fotonya itu

"Lu kenapa gak gabung sama yang lain?” ucap sang bartender sambil menyodorkan cocktail glass berisi Martini pesanan Hanbin dan mengangkat dagunya, mengarah pada satu sudut

Hanbin mengedarkan pandangannya ke sekitar club, lalu matanya berhenti di satu titik yang sama dengan arah dagu si bartender. Ia menghela nafas lalu mengembalikan fokusnya pada cocktail glass miliknya “gak minat ah Dam, ujung ujungnya nanti gua ditantangin lagi”

Puk..

Seseorang menepuk pundak Hanbin, saat ia baru saja meneguk ½  minuman yang mengisi gelas  digenggamannya. Hanbin langsung menengok kea rah belakang tubuhnya, tempat seseorang yang menepuk pundaknya baru saja

“gabung sama yang lain sana, jangan kayak manusia terkucilkan gitu ah”

Itu Donghyuk, teman tersetianya saat teman teman yang lain lebih memihak Junhoe untuk menekannya dan menantangnya tentang hal hal gila. Donghyuk mendudukkan dirinya disamping Hanbin, ia memesan minuman lain untuk menemani Hanbin yang sedang minum sendirian itu

“Ye, Margarita ya biasa”

Sang bartender menatap Donghyuk aneh, pasalnya pria yang tidak terlalu tinggi itu beberapa jam lalu sudah memesan 2 gelas minuman yang sama

“gak mau yang ringanan aja bang?”

“udah jangan bawel, bikinin aja, gua bayar ini gak ngutang” ucap Donghyuk sambil menunjukkan senyum manisnya pada Yedam, sang bartender yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri

Hanbin memutar-mutar gelasnya yang hampir kosong itu, pandangannya tertuju pada cocktail glass yang berada di genggamannya, ia bahkan tidak menghiraukan Donghyuk yang berada di sampingnya

Donghyuk merubah posisi duduknya jadi menyamping, menatap Hanbin “lu kenapasih Bin?”

Hanbin menggeleng pelan, ia meneguk habis Martini yang mengisi cocktail glass digenggamannya. Hanbin menghela nafas ringan lalu menunduk, saat Yedam sudah membawakan pesanan Donghyuk, lelaki itu langsung meraih cocktail glass yang Yedam sodorkan padanya lalu menyodorkannya pada Hanbin. Hanbin yang merasa sang teman menyodorkan sesuatu pun akhirnya mengangkat kepalanya, ia menatap Donghyuk dengan tatapan bingung

“minum aja, nanti biar gua yang bayar” ucap Donghyuk sambil mengangkat dagunya menunjuk ke arah cocktail glass dihadapannya dan Hanbin

“bukannya lu tadi pesen buat sendri? Kenapa lu suruh gua yang minum?”

“gua udah pesen 2 gelas tadi sebelum nemenin lu disini. Gua gamau tepar konyol disini”

Hanbin mengangguk paham, ia akhirnya meraih cocktail glass yang ada dihadapannya lalu mulai meneguk isinya sedikit demi sedikit

Donghyuk menepuk-nepuk punggung Hanbin “kalo lu gamau cerita gapapa, mungkin emang lu Cuma bisa lampiasin perasaan lu sama minuman. Tenang aja disini gua temenin lu”

“lu gatakut diomelin mereka?” ucap Hanbin dengan dagu yang diangkat menunjuk ke arah Junhoe dan teman temannya yang lain

“yaelah, mereka kan Cuma temen nongkrong doang bukan nyokap gua yang bisa seenaknya ngomelin gua”

Hanbin dan Donghyuk terus mengobrol hingga lama kelamaan Hanbin mulai terpengaruh alkohol dari minuman yang diminumnya dan kesadarannya mulai berkurang. Seperti biasa, Donghyuk mengambil ponsel Hanbin di saku jaket Hanbin untuk menghubungi Hayi.

1x

2x

3x

Donghyuk tidak mendapat jawaban dari panggilannya tersebut, Hayi sama sekali tidak mengangkatnya. Donghyuk menggedikkan bahunya pelan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyimpan kembali ponsel Hanbin di saku jaket temannya itu, lalu memapah Hanbin menuju ke parkiran

Donghyuk tau alamat apartement Hanbin, karena Hanbin yang memberitahukannya sendiri jika saja suatu saat Donghyuk melihatnya tak sadarkan diri, untuk membawanya ke apartement yang baru ia tempati jika ia sedang malas pulang kerumah

Sesampainya di apartement Hanbin, Donghyuk bertanya hingga kesal pada Hanbin perihal password pintu apartementnya, sampai pada saat pertanyaan Donghyuk yang ke 10, Hanbin barulah menyebutkan password yang benar. Ketika Donghyuk membuka pintu apartement, Donghyuk langsung memapah Hanbin menuju kamar Hanbin tanpa menyalakan lampu dan membantingkan tubuh Hanbin diatas kasur

Merasa pekerjaannya selesai, Donghyuk langsung berjalan keluar ruang apartement Hanbin dan menutup pintunya rapat rapat tanpa menaruh curiga apapun pada ruang apartement Hanbin

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang