18

152 13 21
                                    

“tante tau gimana perasaan kamu ke Hanbin, tapi maaf Hayi, tante mau anak tante sukses, tante memang mau punya cucu dari menantu yang cantik, tapi gak sekarang ataupun 5 tahun lagi. Tante sayang sama kamu, bahkan tante udah anggap kamu kayak anak tante sendiri. Tapi sekali lagi maaf, bukan sebagai pacar Hanbin atau menantu buat tante. Tolong jangan halangin Hanbin untuk ngeraih masa depannya”

Hayi menopangkan dagunya di pagar balkon dengan kedua tangan yang menjuntai kebawah, fikiran gadis manis itu melayang entah kemana. Yang pasti hanya satu, ia teringat akan kata kata Jiwoo –mama Hanbin beberapa  tahun lalu, ketika ia meminta Jiwoo, agar wanita itu mau mengakuinya sebagai putrinya

Puk..

Hayi menoleh, Wonwoo membawa 2 kaleng beer ditangannya, salah satunya ia sodorkan pada Hayi. Gadis manis itu lantas meraihnya, dan menengguk isi dari kaleng yang digenggamnya

“Hanbin ngomong apa aja tadi?” tanya Wonwoo. Ia tau, pasti ada yang tak beres jika sikap Hayi sudah begini

Gadis manis itu menegakkan tubuhnya, memasukkan salah satu tangannya kedalam saku jaket yang ia pakai. Hayi lalu menghela nafas dan menggedikkan bahunya acuh, tak lupa bibirnya mengulas senyum seadanya

“dia terang terangan ngajak gua balik ke Korea” jawab Hayi

“terus lu terima ajakannya?” tanya Wonwoo, lelaki itu lalu menenggak isi kaleng di genggamannya lumayan banyak –sangat terlihat bahwa ia sedang terkejut

Hayi menggeleng, kemudian menunduk

“kenapa?”

“gua belum siap”

“soal?”

“semuanya”

Wonwoo menghela nafasnya. Memang, jadi Hayi sangatlah tidak mudah. Ia harus mulai dari mengenalkan Yebin pada Hanbin, lalu menjelaskan pada Yebin bahwa ia dan Wonwoo tidak menikah, juga Wonwoo bukanlah ayah kandungnya, dan tak lupa mengenalkan Yebin pada keluarga Hanbin dengan kemungkinan besar bahwa bocah kecil itu takkan diterima di keluarga Hanbin. Itu berat, dan dirasa sangat mustahil

“kita kayaknya harus cari tempat tinggal baru”celetuk Hayi

Wonwoo lantas mengernyitkan dahinya, ia menoleh ke arah Hayi

“gua gak mau Hanbin deketin Yebin, dia udah berani ngajak gua balik ke Korea, belum lagi dia ngirim boneka buat Yebin, dan itu artinya sebentar lagi dia bakal lebih berani buat deketin Yebin”

Seketika Wonwoo menundukkan kepalanya

“maafin gua”

Tangan Hayi tergerak untuk merangkul sahabatnya itu, senyum lebar terukir di bibirnya

“lo gak ada salah apa apa kok, emang udah waktunya aja semuanya kebongkar begini. Tapi gua makasih sama lo, karna dengan begitu setidaknya Hanbin tau bahwa gua pergi bukan karna benci sama dia”

“setelah semua yang lo lewatin, lo masih cinta sama dia?”tanya Wonwoo

Hayi mengangguk

“bahkan sampe saat ini, jam ini, menit ini, detik ini. Perasaan gua ke dia sama sekali belum berubah”

Wonwoo merasa bahwa saat ini baru saja ada granat yang dijatuhkan tepat dihatinya. Setelah bertahun tahun tinggal bersama, bahkan tidak sedikitpun Hayi menyisakan ruang hatinya untuk Wonwoo?

“lo terlalu baik untuk Hanbin, apa gabisa sekali aja lo lirik gua, Hi?”

Dengan tangan yang masih bertengger di bahu Wonwoo, Hayi menyeret lelaki bermata rubah itu masuk

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang