9

182 14 0
                                    

Matahari pagi menyoroti seisi kamar, Hanbin perlahan mengkerjap kerjapkan matanya untuk membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang sedang menyorot terik. Lelaki berhidung mancung itupun beranjak dari tempat tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, saat sampai didepan cermin besar yang berada di kamar mandi, Hanbin memperhatikan dirinya sendiri dan ia baru menyadari bahwa saat ini ia hanya memakai celana pendek diatas lutut tanpa kaus ataupun kemeja yang menutupi tubuhnya

“apa gua buka semuanya sendiri?”

Ya, Hanbin memang tidak pernah mengingat apapun saat ia mabuk berat, jadi ia selalu dijuluki si pemabuk gila oleh teman temannya.

Selesai membersihkan diri, Hanbin melangkahkan kembali kakinya menuju kamar, mendekat pada lemari pakaian yang berada di kamar itu. Namun lagi lagi ia menemukan hal janggal, saat ia melirik ke arah tempat sampah yang terletak di sisi lemari, ia melihat begitu banyak tissue terbuang disana

“gua ngapain sih sampe buang tissue sebanyak ini?”

Lagi lagi Hanbin tidak peduli dengan keanehan yang dihadapinya. Selesai bersiap, ia berjalan keluar kamar, namun saat melewati ruang tengah, ia menemukan keanehan lain, ia melihat kursi dan meja yang tergeser jauh dari tempatnya

“gua sebenernya ngapain sih?!”

Hanbin mengacak rambutnya kasar, lalu berjalan menuju meja yang terletak di ruang tengah untuk meraih ponselnya yang tergeletak disana. Hanbin menekan angka tiga cukup lama pada ponselnya hingga tertera sebuah tulisan di layar ponsel miliknya

Is calling out….
Lee Hayi

1x

2x

3x

Hingga 10x Hanbin mencoba menghubungi Hayi namun tidak sekalipun Hayi menjawab teleponnya. Hanbin meraih kunci mobilnya yang terletak di meja didekat tv, kemudian ia bergegas menuju parkiran dan melajukan mobilnya kencang

“lu kemana si Hi?”

~~

Dengan tubuh yang terbalut selimut dan mata yang sembab, Hayi menatap kosong pada pemandangan kota dihadapannya. Ya, walaupun Hayi menatapnya dari atas tempat tidur dan dari balik kaca, Hayi tetap menikmatinya

“Hi, udah bangun?”

Wonwoo berjalan mendekat pada tempat tidurnya yang sedang Hayi tempati itu, kemudian mendudukkan dirinya di atas tempat tidur, dibelakang tubuh Hayi. Wonwoo mencoba untuk menyentuh pundak Hayi, bermaksud menawarinya makan, namun gadis mungil itu malah mengeratkan selimut yang digunakannya dan sedikit menjauh dari Wonwoo, walau wajahnya tak menatap Wonwoo sama sekali.

“makan dulu yuk, nyokap udah bikini bubur, kalo gak dimakan sekarang nanti dingin gaenak”

Hayi hanya mengangguk membalas perkataan Wonwoo, tanpa merubah posisinya sama sekali. Wonwoo beranjak dari duduknya lalu melangkah keluar kamar. Didepan kamar, ibu Wonwoo menatap Wonwoo dengan tatapan cemas

“gimana? Mau makan gak dia?”

Wonwoo hanya menggeleng membalas pertanyaan sang ibu, dan ibu Wonwoo pun hanya menunduk pasrah melihat jawaban sang putra

~~

Di Universitas tempatnya belajar, Hanbin dengan kepanikannya mengintari seluruh gedung untuk menemukan Hayi, namun hasilnya benar benar nihil. Hingga pada akhirnya, hari itu Hanbin membolos kelas hanya untuk menemukan keberadaan Hayi

Hanbin mengendarai mobilnya menuju rumah Hayi, namun bukannya Hayi yang ia dapati, hanya Jiwon saja pada saat itu yang berada di rumah dalam keadaan sedang memindahkan barang barangnya kedalam truk untuk pindah rumah

“tante, Hayi ada?”

Jiwon menatap Hanbin bingung, sebab putri semata wayangnya itu memang tidak kembali ke rumah sejak ia usir kemarin

“dia gak ada balik kerumah kok Bin, tante kira dia nyamperin kamu”

Hanbin mengacak rambutnya kasar, akhirnya ia berpamitan pada Jiwon dan kembali masuk kedalam mobilnya. Hanbin menginjak pedal gas hampir full, untung saja jalanan saat itu sedang kosong sehingga ia tak akan membahayakan siapapun saat itu.

Tiba tiba terbersit tentang Wonwoo di benak Hanbin, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Hanyang University tempatnya berkuliah, guna mencari informasi tentang Wonwoo

“bukannya kalian sahabatan udah lama ya? Masa lu gatau siapa dia?” ucap Donghyuk, teman yang mungkin selalu setia menemani Hanbin saat sedang berkumpul dengan Junhoe cs

Hanbin mengusak wajahnya kasar, kini ia benar benar tidak tahu lagi harus mencari Hayi kemana, karena saat Hanbin mencari ke tempat biasa mereka menghabiskan waktu pun Hayi tidak ada disana

“lu dimana sih Hi?”

Tidak ingin menyerah begitu saja, Hanbin kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Hayi, awalnya memang terhubung namun ia tidak mendapat jawaban, namun saat panggilan ketiga, panggilan tiba tiba berubah menjadi

Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi

Hanbin melempar ponselnya ke sembarang arah, ia menendang nendang body mobil miliknya, dan berakhirlah Hanbin terjongkok di samping mobilnya sambil menutupi wajahnya karena menangis

Cukup lama Hanbin dengan posisi seperti itu, tiba tiba Hanbin merasa ada sebuah sesuatu yang baru saja berhenti di hadapannya, ia pun kemudian mendongakkan kepalanya guna melihat siapa yang baru saja iseng mengganggu kegalauannya

“gausah cari Hayi lagi, mulai sekarang Hayi udah bukan sahabat lu lagi”

Orang yang mengendarai motor itu berkata tanpa membuka helmnya namun kata katanya dapat terdengar jelas oleh Hanbin. Saat sang pengendara motor hendak mengoper gigi, Hanbin langsung beranjak dari jongkoknya kemudian meraih kerah jaket yang pengendara motor itu gunakan

“tell me where is Hayi!”

“I don’t mean to tell you, so, don’t try to find Hayi again” ucap sang pengendara motor masih dengan helm yang menutupi kepalanya dan samasekali menutupi wajahnya

Pengendara motor itu mendorong Hanbin dan melayangkan tinjunya pada pipi kanan Hanbin dengan sangat mulus, lalu setelahnya si pengendara motor itu langsung dengan secepat kilat menghilang dari pandangan Hanbin

“brengsek!!!”

Hanbin meludahkan darah yang keluar dari mulutnya karena  tinju si pengendara motor tadi, dan mengumpat sejadinya. Lelaki berhidung mancung itupun segera masuk kedalam mobilnya dan berusaha mengejar si pengendara motor tadi, walau hasilnya nihil karena si pengendara motor tadi sudah benar benar hilang dari jangkauan pandangannya

~~

Wonwoo kembali masuk kedalam kamar untuk mengecheck Hayi, namun yang Wonwoo dapati masih Hayi dengan posisi yang sama. Wonwoo kembali mendekati tubuh Hayi yang terbaring di atas tempat tidurnya

“Hi, makan dulu ini, gua angetin ya buburnya?”

Lagi lagi Hayi tidak menjawab, tetapi malah semakin mengeratkan selimut yang dipakainya untuk menutup seluruh tubuhnya, bahkan sekarang Hayi menutupi kepalanya sendiri dengan selimut yang menutupi tubuhnya

“Hi, jangan gini dong gua khawatir, gua gamau lu sakit”

“Hi, please makan, 3 sendok aja ya seenggaknya perut lu keisi”

Lagi lagi Wonwoo tidak mendapat jawaban dari Hayi, ia mengusak wajahnya kasar hingga akhirnya ia memutuskan untuk merebut paksa selimut yang Hayi gunakan. Dengan terpaksa, Hayi memandang Wonwoo dengan tatapan yang masih saja kosong

“siniin selimutnya” ucap Hayi dengan tangan yang terjulur kedepan untuk meminta kembali selimutnya yang baru saja direbut oleh Wonwoo
Bukannya mengembalikan selimut yang berhasil ia rebut, Wonwoo malah membuang selimut itu ke sembarang arah dan menyeret Hayi untuk bangun

“plis jangan kayak gini! Gua gasuka liat lu begini!”

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang