14

158 12 2
                                    

Wonwoo hanya bisa tersenyum tanpa dosa dihadapan sahabatnya dan gadis kecil itu, memang sih tidak ia pungkiri bahwa setiap hari setidaknya ia selalu membawa satu potong cake kesukaan si kecil

Tidak mau kalah, senyumnya luntur seketika

“lu kan bisa rutin bawa dia periksa gigi! Ribet amat sih!”

Wonwoo mengerlingkan matanya malas, lalu berjalan menjauh dari Hayi dan Yebin

“Hayi -ssi, acaranya sudah mau dimulai”

Hayi mengangguk paham, ia segera beranjak dari duduknya dan menghampiri putri kecilnya itu

“Yebin-a tunggu disini sebentar ya, mommy kesana dulu” ucapnya dengan tangan yang ia bawa mengusap pucuk kepala putri kecilnya dan tangan yang lainnya menunjuk meja tempatnya menandatangani novel karyanya

Yebin mengangguk patuh, ia terlalu sibuk dengan cake dan milkshake kesukaannya. Hayi tersenyum, beruntunglah ia karena Yebin bukan tipikal anak yang manja dan terlalu apa apa tergantung padanya

Satu persatu fans mengantre untuk mendapatkan tanda tangan penulis favorite mereka, berbagai komentar terlontar dari orang orang yang sedang mengantre untuk mendapatkan tanda tangan milik Hayi itu

“nuna kau membuatku baper!”

“nuna gimana bisa kau membuat novel sebagus ini?”

“eonni aku fans mu! Tulisanmu membuatku jatuh cinta!”

“eonni kutunggu sequel novelmu!”

Semua orang yang mengantre memberikan komentar positif, senyum Hayi sama sekali tak luntur dari bibirnya hingga ia merasa pipinya sangat pegal

“Yujin-a, mommymu kayaknya udah pegel senyum” ucap Wonwoo yang disertai kekehan

Si gadis kecil ikut ikutan tertawa, ia melihat senyum Hayi yang sudah mulai berubah

Satu persatu maju, hingga tibalah giliran seseorang yang sudah cukup lama mengantre

“H-H- Hanbin?”

Hanbin tersenyum kikuk, tangannya tergerak untuk mengusap tengkuknya. Sesaat Hayi fokus dengan lamunannya sembari menatap pria dihadapannya

Tiba tiba tangan seseorang menyentuh pundak Hayi dari belakang, itu managernya

Hayi terkesiap kemudian memberikan tanda tangan pada novel tulisannya yang Hanbin sodorkan. Pria berhidung mancung itu kemudian sedikit membungkukkan badannya

“gua tunggu di kantor Donghyuk jam 7 malem nanti” bisiknya

Hanbin kemudian melangkahkan kakinya menjauh, memberi ruang pada antrean selanjutnya. Ia sungguh sungguh berharap Hayi akan memberikan kejelasan terhadap kepergiannya 3 tahun lalu

.

.

“dad, kenapa ajusii itu ada disini?” tanya Yebin dengan tangan yang menunjuk ke arah Hanbin

Mata Wonwoo mengikuti arah tangan si kecil, ia tersenyum simpul setelahnya

udah gua duga, lu pasti gakan lepasin Hayi gitu aja

“mungkin ajusii itu fans mommynya Yebin juga” jawab Wonwoo sembari mengusak pucuk kepala si kecil

Si gadis kecil hanya mengangguk, lalu mengembalikan fokusnya pada makanan favoritenya yang tersedia dihadapannya

Wonwoo memperhatikan gadis kecil itu dengan senyum tipis yang tak luntur dari bibirnya. Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang, hingga teralihkannya lah pandangannya pada seseorang yang tadi menepuk pundaknya kini sudah duduk disamping Yebin. Wonwoo menghela nafasnya, senyumnya luntur

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang