7

179 15 1
                                    

Hayi berjalan lunglai di sepanjang jalan didekat rumahnya, kakinya membawanya menuju mini market yang biasa ia kunjungi saat ia sedang merasa kacau seperti ini. Selama berjalan, Hayi terus terusan mendongakkan kepalanya, menahan agar air matanya tidak jatuh walau matanya sudah sangat merah dan sedikit menggenang air disana

Hayi masuk kedalam mini market, ia membeli sebuah benda berbentuk balok. Ia membuka benda berbentuk balok itu lalu mengeluarkan sebuah benda berbentuk tabung dari dalam benda berbentuk balok itu, kemudian menaruh benda berbentuk tabung tadi di bibirnya. Hayi menggenggam benda lain yang berbentuk persegi panjang di tangannya, lalu mengarahkannya pada benda berbentuk tabung yang berada di bibirnya

Nahas, baru terangkat sedikit, tangan Hayi langsung digenggam oleh seseorang yang bahkan tadi tidak ada disana. Hayi menatap bingung orang yang berdiri dihadapannya itu, sedangkan yang di tatap langsung mengambil benda berbentuk tabung yang berada di bibir Hayi itu lalu membuangnya. Tak lupa orang itu juga mengambil benda berbentuk persegi panjang yang sedang Hayi genggam, melemparnya ke arah tempat sampah yang berada didekat mini market itu

Orang yang mengejutkan Hayi barusan kemudian masuk kedalam mini market, lalu membawa beberapa kaleng beer dari dalam mini market

“lu udah janji sama gua buat gak ngerokok lagi Hi” ucap Wonwoo sambil menyodorkan kaleng beer yang sudah ia buka

Hayi mengambil kaleng beer yang disodorkan Wonwoo, tanpa kata ia menenggak beer itu hingga habis lalu meremas kaleng beer itu hingga tidak berupa kaleng utuh lagi. Hening, Hayi bahkan tak menjawab kata kata yang terlontar dari mulut Wonwoo tadi.

Wonwoo menghela nafas berat “lu kenapa lagi sih? Kalo Hanbin yg mergokin lu disini tadi lu mau gimana? Gamalu ketauan ngerokok sedangkan dia gatau kalo lu perokok aktif 4 taun lalu?”

Hayi beranjak dari duduknya, memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket yang ia gunakan “kalo lu disini Cuma mau nasehatin gua, mending gua pergi, dan lu jangan ikutin gua lagi”

Wonwoo juga beranjak dari duduknya, ketika Hayi hendak melangkahkan kakinya, salah satu tangannya sudah digenggam terlebih dahulu oleh Wonwoo. Hayi menoleh ke arah tangannya yang sedang digenggam Wonwoo, lalu ia menatap Wonwoo dengan tatapan tidak bersahabatnya itu

“sejak kapan lu suka mendem masalah sendiri?”

Hayi kembali mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya ia duduki, menyenderkan punggungnya kemudian menghela nafas berat. Wonwoo melepaskan genggaman tangannya pada salah satu pergelangan tangan Hayi lalu melipat tangannya di dada dan menatap intens manik mata milik Hayi

“masih gamau jawab pertanyaan gua?”

“gua baru diusir dari rumah”

Seketika Wonwoo menegakkan posisi duduknya, matanya membelalak menatap Hayi tidak percaya “Hi, serius?”

Hayi merebut kaleng beer milik Wonwoo lalu meneguk isinya hingga habis. Yang awalnya Wonwoo menatap Hayi, kini ia menatap kaleng beer miliknya yang baru saja hayi rebut

“woy Lee Hayi! Beer gua itu! Ngapa maen rebut rebut aja sih!” wonwoo mencoba meraih kaleng yang Hayi pegang namun Hayi langsung melempar kaleng yang digenggamnya itu ke arah tempat sampah yang berada di dekatnya

Wonwoo hanya bisa menggeram di tempatnya dan menatap Hayi gemas.  Ia menghela nafas lalu menyenderkan kembali punggungnya pada kursi yang didudukinya “serah dah serah, terus sekarang lu mau tidur dimana?”

Hayi menggedikkan bahunya acuh, wonwoo menghela nafasnya kemudian ia beranjak dari duduknya, menarik salah satu tangan Hayi

“mau kemana?” Hayi menatap Wonwoo malas, dan mencoba melepaskan tangannya yang sedang Wonwoo genggam

“ikut gua aja pokoknya”

Wonwoo menarik tangan Hayi selama mereka berjalan, beberapa orang memandangi mereka risih, Hayi hanya bisa menunduk dan pasrah saat tubuhnya itu entah akan dibawa kemana oleh sahabat kecilnya

~~

Saat ini Hanbin sedang berada di depan rumah Hayi untuk menemuinya. Ia memencet bel yang berada di ambang pintu, tak lama ia menunggu, ia langsung tersenyum cerah saat mendapati Jiwon membukakan pintu rumah untuknya, ia membawa sebuah kantung kertas berisi makanan kesukaan Hayi

Jiwon menyuruh Hanbin untuk masuk kedalam, dan menyuruh hanbin untuk duduk kemudian ia berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan Hanbin minum. Hanbin bingung karena tak biasanya ibu dari sahabatnya ini banyak diam seperti ini, biasanya Jiwon akan menyambutnya hangat ketika Hanbin berkunjung untuk menemui Hayi. Jiwon berjalan dari arah dapur sambil membawa gelas + pitcher di atas nampan, kemudian ia simpan di atas meja didepan Hanbin

Jiwon menyenderkan punggungnya pada senderan sofa, menghela nafasnya, lalu berucap dengan tangan yang terlipat di dada “dia gak bilang kamu Bin? Dia kabur dari rumah lagi”

“tapi tante, gimana bisa? Bukannya kemarin baik baik aja?” Hanbin terkejut saat mendengar pernyataan Jiwon, kakinya tidak bisa diam, bahkan ia sekarang sedang menggigiti kukunya, ya, anak lelaki itu gugup

Jiwon menggedikkan bahunya dan lagi lagi menghela nafas

“kalo gitu Hanbin pamit dulu tante” ucap Hanbin sambil beranjak dari duduknya kemudian keluar dari rumah Hayi dengan terburu buru

Hanbin mengambil ponselnya yang ia simpan didalam saku celananya, ia mengirimkan pesan kepada semua teman satu jurusannya menggunakan semua aplikasi chat yang ia punya hanya demi menemukan Hayi, siapa tahu saja salah satu teman temannya itu melihat Hayi di suatu tempat kan? Satu satunya yang tidak Hanbin check hanyalah instagram milik Hayi, betapa teledornya Hanbin bukan?

Lelaki berhidung bangir itu pun memakai helmnya lalu melajukan motornya dengan kencang, ia mengunjungi tempat tempat yang biasa ia dan Hayi kunjungi namun hasilnya nihil, hayi tidak berada disana. Ia kembali mengendarai motor kesayangannya itu, menelusuri jalanan karna bisa saja kan hayi berada di halteu bus seperti waktu itu?

Saat sedang fokus memperhatikan jalanan, ponsel Hanbin tiba tiba berbunyi, ia langsung menepikan motornya dan membuka helmnya, ia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya dari sana. Hanbin menekan tombol kunci lalu menemukan sebuah pesan yang tertera di layar ponselnya saat ini

‘lo pasti belum check instagram Hayi kan?’

Hanbin langsung tersadar bahwa ia lupa mengecheck instagram, ia merutuki dirinya sendri, bagaimana bisa hal sekecil itu ia lupakan?

Hanbin penasaran siapa yang mengirim pesan itu padanya karena ia sama sekali tidak mengenal pemilik id yang baru saja mengiriminya pesan, bahkan photo profile saja kosong. Bagaimana bisa pengirim pesan itu tau bahwa Hanbin tidak mengecheck instagram?

Hanbin segera membuka aplikasi instagram miliknya, belum sempat ia scroll, ia sudah melihat postingan yang membuatnya sangat marah. Apa yang Hanbin lihat saat ini bukanlah yang ia harapkan, bahkan ia hampir saja melemparkan ponsel miliknya itu. Hanbin kembali tersadar, ia segera menghubungi nomor ponsel Hayi







Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon coba beberapa saat lagi

My Beautiful RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang