1: Ravael Hyunjin

990 155 149
                                    

Ketika di kelas tidak ada guru yang masuk untuk mengajar, secara otomatis suasana kelas akan menjadi rusuh, berisik, dan sebagainya. Semua hal itu biasanya sangat disukai oleh para pelajar yang sudah lelah dan juga jenuh.

Namun ternyata tidak semua dari mereka menyukai hal tersebut. Hyunjin salah satunya, seorang laki-laki berkulit putih yang tidak pernah menyukai susasana di sekolahnya. Suasana apapun itu, entah itu ada guru di kelas ataupun tidak, Hyunjin tidak menyukainya.

Bukan hanya kelas, baik kantin yang selalu digemari oleh para siswa sekalipun, Hyunjin tidak menyukainya.

Sekolah selalu tampak membosankan baginya. Menurut pandangan seorang Hyunjin, tidak ada satupun hal yang menyenangkan di sekolah.

"Jin, lo dipanggil Pak Sehun," ujar Sumwoo yang baru saja memasuki kelas.

Hyunjin menoleh, lalu melepas earphonenya, "Lo ngomong sama gue?"

"Sama setan."

"Oh."

"Ya sama lo anjing, pake nanya."

"Biasa aja dong bangsat," keluh Hyunjin.

Sunwoo hanya menatap Hyunjin tanpa ekspresi, sementara Hyunjin hanya menaikkan sebelah alisnya tampak acuh.

"Masih pagi, gak usah berisik," komentar Renjun yang duduk tepat di belakang Sunwoo dan Hyunjin.

Alih-alih menyahuti Haechan, Sunwoo beralih pada handphone miliknya tak lagi peduli pada Hyunjin. Pikirnya, yang penting dia udah nyampein pesen dari Pak Sehun aja udah cukup.

"Lo pada kenape dah, pagi-pagi gini udah lesu gitu diem-dieman kaya cewe aje lu perang dingin. Perang air sono biar seger," celetuk Haechan yang selanjunya mendapatkan pukulan dari Renjun di sebelahnya.

plak!

Renjun menoleh lalu menepuk kepala Haechan sehingga menimbukan suara ringisan Haechan yang kesakitan.

"Bacot," komentar Renjun.

"APE SIH JUN? SAKIT GOBLOG!"

Sunwoo cuma ketawa di tempatnya, biasanya sih ikutan bacot, tapi lagi sariawan katanya.

Capek sama temen-temennya yang kerjaanya ribuuuut mulu itu, Hyunjin akhirnya bangkit dari tempat duduknya lalu keluar kelas berniat menemui guru yang tadi Sunwoo panggil Pak Sehun itu.

Saat tiba di ruangannya, Hyunjin di sambut oleh tatapan tajam dari sang guru yang duduk di sana.

"Duduk," titah guru itu dengan dingin, seolah tampak begitu malas berbicara dengan pemuda ber-name tag Hyunjin ini.

Hyunjin menurut, ia menjatuhkan tubuhnya pada salah satu kursi di ruangan itu.

Hening untuk beberapa saat hingga akhirnya gurupan Hyunjin itu membuka suara. "Rokok jenis apa lagi yang kamu bawa kemarin, Hyunjin?"

"Vape, Pak," jawab Hyunjin tanpa beban, seolah mengakui kesalahannya.

Guru yang disapa Pak Sehun itu menunduk, membuka salah satu laci yang ada di meja miliknya lalu mengeluarkan sebuah amplop yang diduga adalah surat peringatan untuk Hyunjin.

"Ini udah yang kesekian kalinya buat kamu. Saya udah selalu berusaha ngebelain kamu untuk bisa sekolah di sini, tapi ternyata kamu nggak ada perubahan juga. Saya udah nyerah, saya angkat tangan. Pilihan terakhir, besok orang tua kamu menghadap saya."

Hyunjin menatap guru yang selama ini sudah selalu berpihak padanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pertama, saya nggak pernah minta Bapak bantu saya. Kedua, mau sampe surat peringatan kesekian ratus kalinya sekalipun, mama saya gak akan pernah sudi buat nemuin Bapak." Hyunjin bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil surat tersebut. "Terima kasih, saya permisi."

Menghela napas kasar, lalu mengacak rambutnya frustasi, dan mengutuk dirinya sendiri adalah tiga hal yang selalu ia lakukan setelah bertemu dengan sosok anak itu.

Keluar dari ruangan tersebut, Hyunjin mendapati seorang gadis sedang berdiri tepat di depan pintu.

"Ngapain lo?"

Gadis itu tampak terkejut dengan kedatangan dan pertanyaan Hyunjin yang tiba-tiba. Gadis itu terus menatap Hyunjin tanpa menjawab pertanyaan pemuda yang sebenarnya tidak ia kenali itu.

"Ngapain lo?!" Hyunjin mengulangi pertanyaanya dengan nada suara yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

"Hah? Eh, oh itu." Untuk yang kedua kalinya gadis itu terkejut, namun dengan cepat ia mengubah ekspresi terkejutnya dan menenangkan dirinya.

"Jadi siswa baik dan taat sama peraturan gak ada ruginya kok. Cobain deh." Mata gadis itu menyipit membaca name tag pada dada bagian kanan pemuda itu. "Ravael Hyunjin."


×××







hai semuanya! karena aku mau menyesuaikan sama series yang akan aku buat, jadi cerita ini mungkin 80% akan aku ubah ya. mulai dari cast, sampe alur cerita bakal banyak yang beda dari sebelumnya.

semoga kalian tetep suka yaa, selamat membaca!🌻🙆

schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang