20: Forgive Me

290 45 13
                                    

Sebelum akhirnya jadian sama Hyunjin, sebenernya Yujin juga banyak mikir alias pikir panjang. Yujin gak mau akhirnya jadian sama orang yang salah.

Sekalipun Yujin ngerasa nyaman sama Hyunjin, tapi Yujin juga mau tau dulu sebelumnya sosok Hyunjin kaya gimana.

Yujin belum sepenuhnya kenal Hyunjin karena emang Hyunjin yang seolah nutup diri. Hampir jalan satu bulan pacaran, semuanya baik-baik aja.

Mereka sering jalan bareng, main bareng, anak sekolah juga udah pada tau. Pokoknya orang pasti mikir kalo jadi Yujin pasti bahagia.

Gimana enggak coba, punya pacar ganteng, perhatian pokoknya yang bagus-bagusnya Hyunjin deh.

Ini klise, tapi nyatanya emang orang cuma liat semua sisi bahagianya Yujin aja. Orang-orang gak tau gimana rasanya jadi Yujin.

Yujin yang selalu mempertanyakan dirinya itu sebenernya siapa, pacar atau cuma tempat singgah sementara Hyunjin.

Hyunjin selalu dateng ke Yujin kapanpun dia mau, selalu ketawa haha hihi sama Yujin. Tapi Hyunjin gak pernah mau cerita apapun tentang dirinya ke Yujin. Sementara Yujin selalu cerita semua hal kecil yang dia alamin ke Hyunjin.

Makin dipikirin yang ada cuma bikin Yujin makin stress sendiri. Sibuk mempertanyakan siapa dia sebenernya. Sakit hati tapi gimana ya namanya sayang, udah nyaman juga.

Gadis dengan kaos oversized warna maroon itu akhirnya milih buat gak ambil pusing lagi, dia akhirnya bangkit dari tempat tidurnya terus matiin lampu kamarnya.

Yujin capek, dia mau istirahat dan lanjut mikirin semuanya nanti aja.

Tapi baru aja Yujin selesai nutupin badannya pake selimut, tiba-tiba ada yang bunyiin bel rumahnya. Bersamaan sama telepon dari Hyunjin saat itu.

Udah jelas Hyunjin yang dateng.

Yujin males tapi ya gimana masa gak disamperin.

Akhirnya ia bangkit dan keluar tanpa mengangkat telepon Hyunjin terlebih dahulu, gadis itu juga sudah tidak peduli bagaimana penampilannya saat ini.

Kalo Hyunjin ilfeel juga yaudalah terserah, Yujin pusing.

“Kenapa Kak?” tanya Yujin begitu matanya bertemu dengan tatapan penuh arti dari Hyunjin.

“Udah tidur?” ujar Hyujin, alih-alih menjawab pertanyaan Yujin namun ia malah balik bertanya. “Gue ganggu gak?”

Yujin menggeleng, “Belum, ada apa?” sahutnya terdengar dingin.

“Temenin gue cari angin sebentar yuk? Jalan-jalan aja atau sekalian cari makan,” ajak Hyunjin diakhiri dengan senyumnya.

“Di sini juga banyak kak angin doang mah,” sahut Yujin.

“Hehe iya sih. Ya udah lo kalo mau istirahat gapapa, maaf gue ganggu,” timpal Hyunjin terdengar sedikit kecewa.

“Apa sih? Ngapain minta maaf, tunggu bentar gue ganti baju.”

Hyunjin tersenyum perlahan, kemudian mengangguk dan menatap gadis itu sampai ia masuk ke dalam rumahnya.

Entah kenapa hatinya terasa sangat berat menatap gadis itu, ia merasa sangat bersalah karena tidak memahami gadisnya itu dengan baik.

———

Setelah muter-muter sekitar 30 menit, akhirnya mobil Hyunjin berhenti di depan sebuah penjual nasi goreng di pinggir jalan. Selama di mobil keduanya gak terlalu banyak ngobrol, cuma obrolan basa basi singkat aja.

“Mau makan juga gak?” tanya Hyunjin setelah ia mematikan mesin mobilnya.

Yujin mengangguk, “Boleh.”

Hyunjin tersenyum sebelum akhirnya ia turun dari mobil, kemudian melangkah menuju pedagang nasi goreng tersebut diikuti oleh Yujin di belakangnya.

Ini malam selasa, jadi jalanan gak begitu rame soalnya orang-orang juga pada sibuk kayanya. Makanya tadi jalanan gak macet dan tempat kaya gini juga gak banyak pembelinya.

Yujin duduk di salah satu kursi plastik duluan sembari menunggu Hyunjin yang sedang memesan makanannya.

Setelah selesai, Hyunjin duduk tepat di sebelah Yujin dengan posisi menghadap Yujin.

“Ih, ngadep ke depan aja!” protes Yujin merasa kurang nyaman jika berhadapan seperti itu.

“Padahal gue kangen mau liat lo terus,” sahut Hyunjin sembari memutar tubuhnya menuruti permintaan Yujin.

Yujin tak menyahut, gadis itu hanya menatap ke sembarang arah tanpa memperdulikan perkataan Hyunjin.

Hening untuk beberapa saat, dan Hyunjin juga sudah tidak tahan lagi. Hatinya semakin terasa berat, perasaan bersalahnya seakan semakin menghantui dirinya.

“Maaf ya,” ujar Hyunjin membuka percakapan.

Yujin menoleh, “Buat apa?”

“Buat semuanya,” jawab Hyunjin kemudian menghela napasnya perlahan, “Maaf gue belum bisa sepenuhnya mahamin lo, maaf juga gue seakan selalu sibuk sendiri dan gak peduli sama lo, maaf ju—”

“Iya.”

“Iya apa? Gue belum selesai...”

“Nungguin lo selesai kelamaan, salah lo banyak soalnya. Gue capek duluan dengernya,” ujar Yujin tepat membuat hati Hyunjin seakan mencelos.

Pemuda itu semakin merasa bersalah entah kenapa. Ia merasa Yujin memang benar-benar marah, dan sudah menahannya sejak lama. “Yujin... Aku minta maaf.”


“Gak usah pake aku, geli. Lo udah mau ngakuin kesalahan lo dan minta maaf juga udah cukup Kak, gue bersyukur,” sahut Yujin dengan nada bicara yang lebih lembut dari sebelumnya.

Hyunjin tersenyum, “Makasih ya.”

“Hm, urusan lo mau jelasin ke gue atau enggak itu terserah lo. Gue gak berhak nuntut atas dasar apapun,” lanjut Yujin.

Mendengar itu, Hyunjin paham bahwa permintaan maaf sebenarnya belum cukup dan Yujin masih butuh penjelasan. Tapi Hyunjin juga mengerti bahwa Yujin tidak ingin terlihat sebagai orang yang menuntut banyak hal.

Yujin paham akan posisinya, Yujin paham akan batasnya harus sampai ada dimana dia berada.

“Nanti ya,” ujar Hyunjin sembari mengacak puncak kepala Yujin pelan, diakhiri dengan senyuman manisnya.

×××

bonus outfit makan nasi goreng

bonus outfit makan nasi goreng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr manip to owner)

hi! lama-lama aku updatenya kaya sebulan sekali ya, hehehe maaf. btw beberapa minggu lalu im officially seventeen! hehehe niatnya pas hari itu mau update, tapi ternyata belum bisa juga :( jadi yaudah gajadi 😹

btw, stay safe temen-temen! jangan lupa patuhi protokol kesehatan yaaa, semoga bahagia dan sehat selalu! 🤠✌🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang