MGB 25 | Forgive Me, Please

3.3K 132 4
                                    

Alarm yang berdering di ponselnya membuat Calson membuka kelopak matanya perlahan.

Seumur-umur, baru kali ini Calson memasang alarm untuk berangkat ke sekolah.

Calson menggeliat di dalam selimut tebalnya. Hembusan angin dari pendingin ruangan membuat lelaki itu semakin enggan untuk beranjak dari kasur.

Calson menguap dan mengucek matanya perlahan.

Diambilnya ponsel yang ia letakkan di atas nakas samping kasur dan mematikan alarm yang terus berdering itu.

Calson menatap langit-langit yang bercat abu-abu dengan tatapan kosong.

Ia mencoba mengingat-ingat apa yang membuat ia memasang alarm sepagi ini.

"Shit," umpatnya pelan ketika ia berhasil mengingat tujuannya memasang alarm.

Segera ia menyibak selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dan berlari kecil menuju kamar mandi.

Laki-laki itu memutar keran wastafel, ia mengarahkan tangannya pada aliran air.

"DINGIN BANGET, BUSET!" Calson menarik kembali tangannya. Tangannya terasa membeku ketika air dingin itu mengguyur telapak tangannya.

Hah ... dia jadi semakin malas bersiap-siap untuk berangkat. Calson benci air dingin, mandi pagi-pagi adalah hal yang sebisa mungkin akan ia hindari.

Dengan enggan, ia kembali mengarahkan telapak tangannya pada air dan membasuh wajahnya.

"Demi Adriella...," gumamnya mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Tangannya yang menggigil mengambil sebuah sikat gigi dan mengoleskan pasta gigi di atasnya. Ia memaksa membuka mulutnya yang sedang bergetar karena dingin.

Ia menggosok gigi sambil menatap bayangan dirinya di cermin.

"Semoga dimaafin."

***

Calson menyipitkan matanya ketika melihat sosok tak asing sedang berdiri di depan pagar rumah Adriella.

Lelaki itu memelankan laju mobilnya dan mencoba melihat lebih jelas sosok yang sedang berdiri membelakanginya itu.

Calson berusaha mengingat-ingat. Sosok itu benar-benar tak asing.

Sedangkan, di luar, seorang lelaki yang sedang menunggu Adriella di depan pagar rumah gadis itu membalikkan badan ketika mendengar deru mesin mobil yang mendekat.

"Sialan," umpat Calson pelan ketika melihat wajah yang sedang menatap bingung ke arahnya itu.

Fernando mengernyitkan dahinya melihat sebuah mobil berwarna merah sedang mendekat ke arahnya. Pikirannya terus berkerja, mencoba memutar ulang ingatannya, mobil merah itu terasa tak asing.

Kemudian lelaki itu beralih membulatkan matanya ketika melihat mobil berhenti dan Calson keluar dari mobil itu.

Fernando tersulut emosi seketika. Telinganya mendadak panas dan jantungnya berdegup keras.

Pasti laki-laki itu datang dengan tujuan menemui Adriella, memang apalagi yang akan ia lakukan selain itu ketika datang ke sini?

My Gamon Boyfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang