"Karin! Kerjain tugas gue dong," pinta Calson pada teman sebangkunya itu, Karin.
"Kalau gue yang ngerjain terus tugas lo, lo kapan pinternya?" protes Karin. Dia mendelik tidak suka pada Calson, teman sebangkunya itu sangat menyusahkan. Dia selalu memaksa Karin mengerjakan tugasnya, atau memberinya contekan saat ulangan. Karin jadi tidak sabar untuk segera naik kelas, agar bisa terpisah dengan Calson.
"Gue nggak mau jadi pintar. Please, kerjain dong, entar gue kasih hadiah deh." Calson mengerjapkan matanya dan tersenyum manis pada Karin, berharap perempuan itu luluh pada senyumannya.
Karin sempat merasa gugup saat melihat senyuman yang Calson berikan. Astaga, dia tidak ingin munafik, walaupun Calson menyebalkan, cowok itu sangat tampan.
"A-apa hadiahnya?" tanya Karin gugup. Dia meneguk ludahnya dan mencoba mengalihkan perhatian dengan mencoret-coret buku catatannya.
Calson tersenyum tipis, merasa senang karena senyumannya berhasil membuat Karin luluh. Dia tahu kelemahan Karin, senyumannya. Oh, bisa dikatakan senyumannya adalah kelemahan hampir seluruh perempuan di sekolah ini, kecuali Meredith.
Ish! Dia tidak mau mengingat Meredith.
"Gue cium," goda Calson.
Calson bisa melihat tangan Karin yang langsung terhenti, tidak mencoret-coret buku catatannya lagi.
"Pergi. Gue ada urusan sama Calson." Suara dingin seseorang membuat Calson dan Karin mengalihkan pandangan mereka.
Calson memicingkan mata, sepertinya dia pernah melihat gadis ini, tapi ia lupa.
Dia siapa?
Oh, astaga! Dia perempuan percaya diri yang tadi pagi mengatakan bisa menggantikan Meredith di hatinya. Sial, Calson merasa lucu, dia melupakan kekasihnya sendiri.
"Maaf, lo siapa?" tanya Karin. Gadis itu sedikit merasa terganggu dengan tatapan datar yang diberikan gadis asing itu. Walaupun gadis itu menatapnya dengan satu mata, karena sebelah matanya tertutup dengan poni panjang gadis itu, tetap saja tatapannya sangat seram bagi Karin.
"Lo tau gue," ucap gadis itu datar. Dia tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Adriella?" tanya Karin ragu-ragu. Yah ... dia tahu gadis di hadapannya ini, gadis paling misterius dan ditakuti oleh siswa-siswi SMA Cahaya. Karin hanya sedikit ragu bahwa gadis di hadapannya adalah Adriella si gadis misterius itu.
Salah satu alis Calson terangkat. Rupanya nama gadis percaya diri itu adalah Adriella. Namanya gadis Indonesia sekali, tetapi kenapa bola mata gadis itu berwarna biru? Calson jadi penasaran dengan kekasih barunya itu.
Adriella tidak menjawab. Dia hanya diam dan menatap datar Karin. Karin berdiri pelan-pelan, sial! Padahal hanya tatapan datar tetapi sukses membuat Karin ketakutan. Karin jadi paham mengapa teman-temannya menjuluki Adriella sebagai Most Mysterius Girl SMA Cahaya.
Setelah Karin pergi. Calson tersenyum pada Karin. "Mau ngomong apa?"
Tetapi, pertanyaan Calson itu tidak dijawab oleh Adriella. Gadis itu hanya diam, menatap dalam manik mata Calson.
Sial! Baru kali ini ada perempuan yang mengacuhkan dirinya, perempuan itu pacarnya sendiri pula!
Adriella menyampirkan poninya ke belakang telinganya. Sehingga poni panjang itu tidak lagi menutupi matanya. Calson jadi bisa melihat dengan jelas kedua bola mata biru milik Adriella.
Tiba-tiba, Adriella berjalan maju mendekati meja Calson. Dia menumpukan kedua tangannya pada meja Calson dan memajukan wajahnya mendekati wajah Calson.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamon Boyfriend ✔️
Fiksi Remaja"Gue yakin bisa gantiin Meredith di hati lo." Calson tertawa meremehkan. "Let's see, kalo berhasil gue nikahin lo langsung." Adriella Ornetta Halim, gadis misterius SMA Cahaya dengan bola mata biru yang sangat indah. Dengan kecantikannya itu, seharu...