"Meredith...," lirih Adriella. Meredith menatap panik Adriella yang tengah terduduk lemah di lantai. Tanpa peduli ia akan dicap sebagai tamu tidak sopan, Meredith berlari melewati ayah tiri Adriella dan merangkul bahu Adriella.
"Sialan. Jalang mana lagi ini?" desis ayah tirinya tidak suka.
"Hentikan ucapan kotormu ini, Tuan. Kau orang tua dan seharusnya kau memberikan contoh yang baik pada orang muda, bukannya malah mengatai setiap wanita adalah jalang." Revano yang sedaritadi telah berdiri di ambang pintu menatap nyalang ayah tiri Adriella.
"Keluar kalian! Brengsek! Kalian orang tak sopan! Akan kulaporkan kalian pada polisi karena sembarangan masuk ke dalam rumah orang!" Ayah tirinya itu menarik lengan Meredith agar melepaskan Adriella.
Meredith menggigit tangan ayah tiri Adriella yang berusaha melepaskan tangannya dari bahu Adriella. Menggigit, akhir-akhir ini Meredith sering melakukan itu jika sedang terancam.
"Argh! Bajingan!" Ayah tiri Adriella mengumpat.
"Jalang! Beraninya kau menggigit tanganku! Pergi kau dari sini!" Ayah tiri Adriella mulai murka.
"Santai dong." Meredith mendelik kesal pada ayah tiri Adriella dan membantu Adriella untuk berdiri.
"Ardhira...," lirih Adriella tiba-tiba. Meredith mengernyitkan dahinya. Adriella tengah menatapnya penuh harap sekarang, Meredith meringis melihat wajah Adriella yang penuh memar.
"Kembaran lo?" Meredith bertanya pada Adriella.
Adriela mengangguk pelan.
"Mana?" tanya Meredith sambil mengerakkan matanya mencari-cari keberadaan kembaran Adriella.
"Kau bisa pergi tanpa membawa anakku! Jangan coba-coba membawa kabur mereka!" Ayah tiri Adriella mencengkram kasar lengan Meredith, gadis itu meringis kesakitan dan spontan melepaskan rangkulannya pada Adriella.
Tubuh Adriella langsung ditarik oleh ayah tirinya dan ayah tirinya itu menjambak dengan kasar rambut Adriella, kepala gadis itu sampai mendongak ke atas dibuatnya.
"Songong banget lu jadi bapak-bapak!" Meredith menggertakkan giginya kesal.
"Lepaskan dia," Revano bersuara tiba-tiba. Lelaki jangkung itu berjalan pelan dan berdiri di samping Meredith. Ia menyentuh lengan Meredith yang memerah karena dicengkram oleh ayah tiri Adriella dan mengusapnya pelan.
"Diam kau! Aku ayahnya dan aku berhak berbuat apapun padanya!"
Revano mendesis pelan. "Kau hanya ayah tirinya."
"Tahu apa kau?! Tak usah jadi bocah sok tahu!"
"Aku bukan sok tahu. Ayah kandung tidak akan berbuat sejahat ini pada anaknya sendiri, kecuali orang itu memiliki kelainan jiwa sehingga tega menyakiti anaknya. Apa kau memiliki kelainan jiwa, Tuan?" Revano dengan mulut pedasnya, seperti biasa.
Sebelum-sebelumnya, Meredith akan langsung menegur dan memarahi Revano jika ia mulai berbicara pedas dan menghina lawan bicaranya. Tapi, kali ini Meredith tidak melakukan itu, kali ini ia merasa mulut pedas Revano itu ada manfaatnya.
"Sialan kau! Lebih baik kau pergi dari sini! Maka kau akan tenang! Jika berani berbicara lagi akan kulaporkan kalian pada polisi!" Ayah tiri Adriella menatap galak pada Revano. Ia mengetatkan rahang, lelaki tua itu sangat marah.
"Tidak apa. Setidaknya hukuman bagi orang yang sembarangan memasuki rumah orang tidak akan seberat hukuman orang yang melakukan kekerasan pada anak di bawah umur," ucap Revano santai.
Ayah tiri Adriella menegang mendengar ucapan Revano. Secara tidak langsung, Revano mengancam akan melaporkan tindakannya pada pihak berwajib.
"Kau tidak akan melakukannya, bocah! Kau tak punya bukti!" Ayahnya itu berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ya, betul sekali. Bocah-bocah ini tidak memiliki bukti atas tindak kejahatan yang ia lakukan, pihak berwajib tidak akan menjadikannya tersangka jika bukti yang dimiliki korban tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamon Boyfriend ✔️
Teen Fiction"Gue yakin bisa gantiin Meredith di hati lo." Calson tertawa meremehkan. "Let's see, kalo berhasil gue nikahin lo langsung." Adriella Ornetta Halim, gadis misterius SMA Cahaya dengan bola mata biru yang sangat indah. Dengan kecantikannya itu, seharu...