34. We just break up

5.3K 681 244
                                    


"Kenapa diem aja?" tanya Jenna kebingungan.

Dan Jungkook tak bergeming sedikitpun. Memilih untuk diam seribu bahasa karena lagi fokus menyetir mobilnya yang bisa dibilang cukup pelan dari biasanya. Seperti banyak sekali yang sedang dipikirkan anak laki-laki itu.

Dengan lembut Jenna mengusap kepala Jungkook, memberikan senyum termanisnya yang udah lama nggak pernah muncul di bibir tipis Jenna semenjak hubungan mereka yang entah bagaimana ceritanya semakin terlihat ada jarak diantara keduanya.

"Lo laper ya?" tanya Jenna masih dengan senyumnya.

Pun dengan cepat Jungkook menggelengkan kepalanya.

"O-oh, kirain laper" lanjut Jenna lagi.

"Kamu laper?" akhirnya Jungkook mau buka suara, tapi masih belum mau melihat gadis disampingnya.

Dengan cepat Jenna menggeleng, "n-ngak juga kok!" dustanya, setelahnya perut Jenna malah berbunyi, menandakan para cacing sedang berdemo meminta sesuap nasi.

Jungkook pun hanya menghembuskan napas pendeknya. Melajukan mobilnya sedikit lebih kencang dan berhenti di restoran cepat saji. Memesankan makanan dan minuman yang diinginkan Jenna lewat drive thru. Setelah selesai lalu berhenti di pinggir jalan agar pacarnya bisa memakannya dengan aman.

"Mau?" Jenna menyodorkan es cream coklatnya ke Jungkook.

Jungkook cuma geleng kepala sebagai jawaban. Lalu mengusap sudut bibir Jenna yang belepotan karena es cream.

"Hehe, berantakan ya?" tanya Jenna terkekeh kecil.

Jungkook ngangguk, "Iya."

"Mau burger?" tawar Jenna sekali lagi.

"Nggak. Kamu makan aja" tolak Jungkook kedua kalinya.

Dan sambil nunggu Jenna makan, Jungkook kembali asik sama ponselnya. Membuka akun twitternya dan melihat timeline terbaru yang selama beberapa menit belum dia cek. Kemudian tanpa sadar senyum simpul terpancar di wajah Jungkook.

Jenna yang menyadari hal itu pun langsung ikut menoleh apa yang membuat pacarnya itu tersenyum— dan mata Jenna pun terbelalak setelahnya karena tiba-tiba Jungkook melirik Jenna yang sedang mengintipi ponselnya.

"U-uhuk uhukk" alhasil Jenna tersedak burger yang sedang dia kunyah. Dan sialnya Jungkook hanya nyerahin minum tanpa ada rasa panik atau khawatir sedikitpun, tanya kenapa bisa tersedak pun nggak juga.

Wah itu sukses membuat emosi Jenna tambah meluap. Ditaruhnya burger dan minuman itu di kantong plastiknya lagi. Ikut mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Tae dimana?"

"....."

"Gue di depan xxx , bisa jemput gue disini?"

"....."

"Gapapa, gue yang nanggung kalo lo kenapa-napa lagi"

"....."

"Ya gue tunggu"

Pip.pip

Jungkook mendengar semuanya. Malahan dia sekarang lagi tersenyum remeh karena lagi-lagi Jenna seakan nggak pernah menghargai Jungkook sebagai pacarnya.

"Bukain pintu mobilnya!" suruh Jenna.

Pun dengan senang hati Jungkook membukakannya tanpa banyak bicara atau protes marah-marah seperti biasanya kalau Jenna udah bertingkah aneh seperti itu.

Emosi Jenna sukses meluap-luap, dengan gusar dia langsung buru-buru keluar dari mobil Jungkook. Tapi terhenti—membeku seketika ketika mendengar apa yang Jungkook ucapkan.

"Aku mau kita putus"

Deg,

Jenna lalu menoleh ke arah Jungkook, seperti nggak percaya bahwa Jungkook bisa mengatakan itu dengan wajah tanpa beban sedikitpun.

"B-bercanda kan?" tanyanya lirih, memastikan apa yang sebenarnya terjadi, "kenapa tiba-tiba?" memberanikan menatap Jungkook yang hanya diam.

"Udah nggak cinta" 

Deg,

Jenna benar-benar nggak tau lagi mau ngomong apa, perihal hatinya nggak usah ditanyakan lagi. Sudah pasti remuk tak berbentuk.

Ini lucu, dicampakan dengan alasan yang nggak jelas.

Udah nggak cinta katanya? Heol pembual.

"Sejak kapan?"

Jungkook menundukan kepalanya, bibirnya bungkam tak mau mengatakan.

"T-tolong jelasin sampai jelas, Jeon!" dan kali ini tubuh Jenna bergetar dengan hebat, lemas sekali, kehilangan tenaga karena diputuskan secara sepihak.

"Aku rasa kita udah nggak cocok. Udah nggak sejalan dan sepemikiran. Aku lama-lama capek sama hubungan ini, kak!" kata Jungkook dengan penuh penekanan.

"Kak?" Jenna tersenyum miris, menyenderkan tubuhnya kembali dikursi mobil. Memijat pelipisnya yang pening, "nggak, Jungkook. Gue beneran nggak bisa. Oke, sorry kalau gue salah, tapi please, jangan gini ya?" untuk beberapa alasan hanya hari ini aja, Jenna beneran nggak mau membiarkan Jungkook pergi. Mengingat bahwa cuma Jungkook lah yang membuatnya terlihat mudah ketika dia sulit dicintai.

Jungkook menghela napasnya panjang. Dia sedang diambang keputus-asaan yang mendalam. Dia ingin mengakhiri semuanya, tapi kenapa terasa sesulit ini?, "Maafin aku kak—" satu kata itu sukses membuat air mata yang ditahan Jenna sedari dari tadi turun membasahi pipinya. Jungkook pun langsung menariknya ke dalam dekapan hangatnya— terakhir kalinya, tapi Jenna berontak karena nggak mau dipeluk lagi olehnya.

Kalau nggak cinta, kenapa Jungkook masih ingin memeluknya dan mengagguminya seperti itu?

"Maaf. Maaf. Maafin aku kak—"

"Hikss hiksss" Jenna nggak mampu berkata lagi. Dan untungnya Taehyung datang tepat waktu, menghentikkan motor vespa warna merahnya persis di depan mobil Jungkook.

"Ada orang lain yang lebih bisa ngebahagiain kamu dibandingkan aku, kak" Jungkook tersenyum miris seraya menatap cowok yang sedang berdiri menunggu Jenna menghampirinya, "terimakasih dan maaf untuk sem—"

Brakk!

Jenna langsung keluar dari mobil, menutup pintunya dengan kencang tanpa mengatakan apa-apa dulu sebelum mereka akan menjadi orang asing. Jenna berlari dengan kencang seraya menghapus air matanya yang masih membasahi wajah cantiknya, berusaha memberikan senyuman manisnya kepada Taehyung yang sedang tersenyum lebar seraya melambaikan tangan menyambutnya.

Lalu tak lama, dua orang itu pergi berboncengan dengan Jenna yang langsung meletakkan kepalanya di punggung tegak Taehyung, menangis sejadi-jadinya tanpa Taehyung mengerti alasan kenapa gadis itu menangis.

Dan tanpa satu orang pun yang melihat. Jungkook sudah meneteskan air matanya semenjak Jenna keluar dari mobilnya. Semakin terisak ketika melihat Jenna yang nampak berbahagia karena bertemu Taehyung.

Rasanya ini aneh, dia yang memutuskan, tapi dia juga yang terluka.

Tapi baginya mungkin lebih baik memang seperti ini. Saling mendoakan meski tak saling berhadapan. Tetap bisa bahagia, meski tidak lagi bersama.

Jungkook hanya ingin mengingatkan. Hanya karena selama ini dia pernah berusaha dengan keras untuk mempertahankan, bukan berarti dia tidak pernah bisa melepaskan, kan?

[]

😢😢😭😭😭

My Childish Jeon ¦ Jjk ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang