21.07 pm kst.
"Jeon... " Panggil Jenna lirih saat mereka akan masuk ke dalam apartemen masing-masing setelah Jungkook menjemputnya bekerja.
Setiap hari memang seperti itu, 5 hari kerja dan Jungkook tak pernah absen untuk mengantar jemput Jenna meskipun jarak yang ditempuh terlampau jauh.
"Hari ini bisa ngobrol sebentar?" tanya Jenna takut-takut karena merasa Jungkook terlihat lelah dari biasanya.
Jungkook ngangguk, waktu dia mau maju melangkah, Jenna buru-buru mencegahnya, "ditempatmu aja, tempatku berantakan... " katanya.
Jungkook ngangguk lagi, "yaudah, ayo masuk" ucapnya sembari menggandeng lengan Jenna untuk dibawanya masuk ke dalam apartemennya.
"Mau ngomongin tentang apa, yang?"
"Kamu mandi dulu aja, nanti aja ngobrolnya gapapa."
Dahi Jungkook mengernyit, "oh— penting banget ya?"
Jenna tersenyum kikuk, "sedikit lebih penting dari biasanya."
"Oke, aku mandi dulu kalau gitu. Kamu kalau mau istirahat, dikamarku aja ya yang?" kata Jungkook sebelum benar-benar pergi untuk membersihkan diri.
Entah kenapa, akhir-akhir ini terasa lebih— canggung?
Belum genap 2 bulan kerja, rasanya Jenna udah mulai merasa jika Jungkooknya semakin jauh. Entah karena kesibukannya akhir-akhir ini atau memang mereka berdua sudah tidak lagi sejalan.
Namun, wajar saja begitu. Waktu yang mereka miliki semenjak Jenna bekerja tidak lagi banyak. Berangkat dari pagi-pagi buta dan pulang pun matahari sudah tenggelam. Ketika Jungkook menjemputnya, Jenna pasti akan terlelap di mobil seusai mereka makan malam.
Waktu sudah sampai di apartemen, terkadang Jenna langsung mandi dan tertidur sampai pagi tiba, padahal Jungkook sudah menunggunya di depan tv untuk sekadar berbincang atau kalau tidak bersayang-sayangan lebih dulu.
Akhir-akhir ini jujur Jungkook kurang asupan kasih sayang, padahal dia mengantar jemput Jenna dengan niat agar setidaknya mereka tidak merasa jauh. Jungkook tahu betul Jenna pasti capek, butuh waktu sendiri, butuh waktu istirahat yang cukup. Tapi yang Jungkook tidak bisa pahami itu kenapa dirinya merasa dianggurkan begitu saja?
Setidaknya Jungkook juga mau di sayang— nggak kayak dulu nggak apa-apa asalkan waktu mereka lagi berdua; Jungkook mau Jenna tanya gimana kabarnya hari ini atau kalau tidak peluk erat-erat aja meskipun cuma sebentar.
Ya, Jungkook memang egois. Dia mengakui itu. Dia juga bulan ini mau cari tempat magang— yang artinya akan sangat jarang lagi mereka untuk bertemu dan menyalurkan rindu saat dua-duanya sibuk dengan kegiatannya.
"Sini minum susu hangatnya dulu. Kamu kayaknya hari ini kurang semangat, capek ya?" ucap Jenna saat Jungkook udah selesai mandi, buru-buru kasih secangkir susu hangat sembari elusin kepalanya.
Jungkook nurut, habisin susu hangatnya, senyum manis saat Jenna masih sibuk rapihin rambutnya yang setengah basah, lalu tanpa sadar Jungkook narik tubuh Jenna ke dalam pelukannya, "kangen banget."
Langsung balas peluk, Jenna elus-elus punggung kokoh Jungkook, "kangen Jeon juga—" ucap Jenna, setelahnya tenggelamin wajahnya di dada Jungkook. Harum badannya benar-benar bikin Jenna tenang, sabun yang bercampur dengan parfum maskulin itu selalu jadi favorit Jenna.
Dan, hening.
Mereka berdua terlalu sibuk menikmati bagaimana pelukan hangat itu akhirnya tersalurkan lagi untuk waktu yang lama. Seperti bisa melebur semua hal negatif yang akhir-akhir ini menghantui Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Jeon ¦ Jjk ✔️
Hayran Kurgu[COMPLETED] "A love story about daily romance Jeon Jungkook." ⚠️ non-baku. ©Taeyamm, 28/10/17.