08.10 AM KST.
"P-pagi J-jeon... " sapa Jenna lirih ketika nggak sengaja bertemu di depan kamar apartnya masing-masing.
Dia menoleh, tersenyum simpul dan kemudian mulai mendekati gadis yang sedang berdiri di ambang pintu apartnya.
"Pagi kak" sapanya hangat, "udah sarapan?"
Jenna mengangguk- berbohong- ia cuma ingin kelihatan lebih tegar di depan sang mantan. Padahal jelas matanya bengkak karena semaleman nangis karena siangnya habis diputusin. Malemnya memang mau nyamperin Jungkook, tapi auto gagal karena malu sendiri setelah dipikir-pikir lagi pakai akal sehatnya.
Masa cewek yang nyamperin duluan sih?
Gitu. Jadi Jenna mutusin buat masuk ke apartnya dan ngunci dirinya di kamar sambil nyiapin tissue 5 kotak. Terkadang memang putus bisa membuat orang menjadi super lebay. Apalagi diputusin kayak kasusnya Jenna. Aduh auto malunya berkali lipat karena cewek yang terkenal sering nolakin cowok diputusin gitu aja sama adek tingkat yang memang punya image internasional playboy seperti Jungkook.
Cuma karena saking pinternya dibikin cinta, Jenna bisa luluh, matanya pun ikut dibutakan sama sejuta kilauan cahaya pesona Jungkook yang belum ada tandingannya.
Cuma karena Jungkook berlaku manis setiap harinya bukan berarti dia nggak bisa bosen juga akhirnya, dan malah milih buat putus dengan alasan nggak cinta lagi. Padahal mah karena cemburu aja sebenarnya. Cuma dia terlalu munafik mau mengakuinya.
Konyol sih. Serius. Makanya Jenna mau bikin video klarifikasi aja terus di upload di yutub biar viral- eh bukan- maksudnya biar Jungkook lihat dan mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua.
Lebay.
"Mau ke kampus kan? Bareng aku aja ya?" ajak Jungkook seperti nggak terjadi apa-apa diantara mereka. Sumpah, Jungkook beneran nggak ada rasa bersalah sedikitpun.
Jenna bengong, mikir keras tentang tawaran yang cukup menggiurkan tapi juga membingungkan itu.
Mau nge-iyain.
Tapi tahu diri.
"Nggak usah. Gue naik bus aja" tolaknya sambil senyum, "gue duluan ya, Jeon!" lalu Jenna berjalan dengan langkah cepat untuk menuju lift.
Ya habis itu Jungkook cuma ngangguk tanpa bisa berbuat banyak. Sadar diri juga sebenernya kalau mereka udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Nawarin juga buat formalitas aja sebenernya. Biar nggak dikira mantan yang jahat kayak di film-film.
***
12.09 PM KST
"Sendirian aja kak?"
Jenna langsung mendongakkan kepalanya. Menutup laptopnya setelahnya karena lagi-lagi dibikin grogi sama mantan yang baru kemarin mutusin dia.
Jenna ngangguk, "i-iya, kenapa?"
Jungkook lalu minta izin ke Jenna buat duduk di depannya. Setelah dibolehin, dia langsung duduk dan ngasih senyuman kelincinya.
Aduh imut. Tapi Jenna harus tutup mata karena gamau gemes lagi sama mantan yang lagi ada di depannya itu.
"Lagi ngerjain apa kak?"
"Hmm? O-oh ini laporanku belum selesai."
"Yaudah lanjut aja, aku disini nggak ganggu kok."
Dan sukses membuat batin Jenna menjerit, ya gimana mau fokus ngerjain kalau lo ada di depan gue gini, Marjuki!
"I-iya gampang. Nanti juga selesai," akhirnya cuma itu yang mampu Jenna ucapin, galaknya udah ketutup sama groginya. Coba kalau masih pacaran, aduh udah diomelin terus tuh Jungkook kalau ganggu Jenna nugas.
Tanpa sadar manik mata mereka bertemu. Secepat kilat Jenna memalingkannya. Secepat kilat juga Jungkook tertawa kecil melihatnya.
"Kenapa? Biasanya juga seneng aku liatin" kata Jungkook dengan santainya.
Jenna lalu mengehela napasnya, menggelengkan kepalanya tak habis pikir dan mencoba tersenyum meskipun senyum sinis, "ck, mau lo apa sih sebenernya?" tanyanya.
Jungkook mengeryitkan keningnya, "mau ku? Nggak ada sih, ya gini aja kak bebas tanpa ada yang ngelarang."
"Oke bebas. Terserah mau sebebas apa lo sekarang, tapi bisa, nggak usah ganggu hidup gue lagi?"
Lagi-lagi Jungkook tertawa kecil, "loh aku kan nggak ganggu kamu. Emang salah kalau cuma pengen duduk disini bareng kamu?"
"Ya salah!" gertak Jenna nggak sabar lagi, sampai orang-orang pada ngelihatin ke arah mereka berdua.
"Dimananya?"
"Jeon. Please. Baru kemarin lo mutusin gue dengan alasan nggak jelas. Dan sekarang kenapa lo malah kayak gini ke gue?" hilang sudah kendali Jenna. Padahal aslinya dia nggak mau bahas ini lagi.
Dengan tengilnya Jungkook malah menjulurkan tangannya— mengusak rambut Jenna seperti biasanya.
"Kenapa emang kalau udah jadi mantan? Aku pengen jadi mantan yang baik kak, nggak mau jadi mantan jahat yang terus pura-pura nggak kenal lagi sama kamu. Karena mantan nggak harus jadi musuh kan?" ucap Jungkook yang lalu mencubit hidung mancung Jenna.
Kurang ajar.
Jadi mau dia biarpun udah buat sakit hati anak orang sampai harus nangis semaleman, tapi tetep mau jadi mantan yang baik biar dikira goals?
Wah.
Pun Jenna menepis tangan Jungkook, berdiri dari duduknya seraya membereskan barangnya yang tercecer di atas meja kantin.
"Mantan baik kata lo? Ck, kalau baik nggak mungkin jadi mantan!" setelahnya Jenna pergi meninggalkan Jungkook yang hanya tersenyum simpul melihat mantan kekasihnya itu pergi dari hadapannya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Jeon ¦ Jjk ✔️
Fanfic[COMPLETED] "A love story about daily romance Jeon Jungkook." ⚠️ non-baku. ©Taeyamm, 28/10/17.