TERASA JAUH ~ part 2 🌧10

46 24 2
                                    

KིLིIིKི🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KིLིIིKི
🌟

Beberapa jam kemudian...

"Di mana perginya?" ucap Awan.

"Seperti biasanya dia selalu saja telat"ucapnya lagi.

"Ayo kita pergi saja.. Raina orang nya pelupa jadi mungkin saja dia sudah pulang duluan"ucapnya kemudian.

"Kita tunggu sebentar lagi yah, Awan" ucap Mentari.

Terlihat seseorang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

'Ting..Ting...' handphone Mentari berdering tanda pesan masuk.

Mentari membuka pesan itu lalu membacanya 'Mentari, maaf lagi lagi aku lupa kalau kalian menungguku. Sekarang aku sudah berada di rumah. Maaf yah'

"Awan, Raina baru saja mengirimkan pesan padaku bahwa Dia sudah pulang duluan"

" Tuh kan apa kataku, dia pasti lupa. Dia sudah membuat kita menunggu lama, jika Aku bertemu dengan nya Aku akan memarahinya".

"Tidak apa-apa, Awan. Tolong jangan memarahi Raina" Mentari memohon.

"Seperti biasanya kamu selalu membelanya. Lalu kamu akan langsung pulang kan?"

"Iya tapi sepertinya jemputan ku akan terlambat datang".

"Naiklah aku akan mengantarmu pulang dengan sepeda ini. Tidak apa-apa kan?"

"Baiklah" ucap Mentari lalu mulai menaiki sepeda dan tak beberapa lama Awan langsung mengayuh sepeda nya.

Setelah mereka mulai jauh, tiba-tiba seseorang keluar dari persembunyiannya dan ternyata itu Raina yang sejak tadi selalu memperhatikan mereka. Raina tampak sangat sedih, Ia merasa sikap Awan padanya mulai berubah.

'Aku bingung haruskah aku sedih atau sebaliknya aku akan merasa sangat lega karena jika apa yang di katakan peramal itu benar berarti jika terjadi sesuatu kepadaku Awan pasti tak akan merasa sangat kehilangan. Lagi pula ada Mentari bersama nya, seseorang yang sangat jelas telah di sukai Awan sejak kami kecil. Namun Aku merasa takut jika Aku nantinya tak berarti apa-apa lagi di mata Awan, jika nanti Aku akan kehilangannya'.

Hari itu pikiranku benar-benar kacau, bagaimana tidak hanya menghitung hari akan tiba hari dimana akan menjadi hari yang membahagiaan untukku namun juga akan menjadi hari yang akan menentukan masa depanku.
Aku terus menerus memikirkan apa yang akan terjadi hingga akhirnya aku tiba di rumah. Saat memasuki rumah aku dikejutkan oleh suara seseorang.

" Raina...!" Terdengar seseorang memanggilku.

Aku memandang kearah sumber suara itu.

"

Kenapa kalian bisa ada disini?" tanyaku kepada dua orang yang tidak lain adalah Awan dan Mentari.

"Dari mana kamu?"

"Aku... dari.."

"Sudahlah.. ohh iya aku ingin meminta tolong kepada salah satu dari kalian berdua yang bisa menemaniku ke acara ulang tahun salah satu sepupuku. Kalian tahukan aku belum begitu tahu daerah sini, jadi diantara kalian ada yang mau menemaniku kan?"

"hah... Kapan?" tanyaku kaget.

"Besok malam, kamu bisa menemaniku kan. Raina?"

"Hmm.. itu.. Maaf Mentari sepertinya aku tidak bisa menemanimu.. maafkan aku.."

"Hmm.. baiklah tidak apa-apa, Raina "ucap Mentari.

"Baiklah, Kalau gitu aku akan menemanimu" ucap Awan.

"Apa??" ucapku kaget dan kecewa.

"Syukurlah, kamu mau menemaniku. Terima kasih Awan"

"Iya.."ucapnya sembari tersenyum.

"Kalau gitu aku langsung pamit yah Raina.."

"Aku akan mengantarmu, Mentari"ucap Awan.

"Ohh Oke.. Bye Raina" ucap Mentari sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.

Aku hanya melambaikan tanganku kepada mereka berdua. Sekarang hal yang sangat aku takutkan benar-benar terjadi, Awan sudah tidak perduli lagi padaku.

 Sekarang hal yang sangat aku takutkan benar-benar terjadi, Awan sudah tidak perduli lagi padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Please Voment yah.. Berikan saran dan kritik juga boleh 😅
Gomawo..😊

Jumat, 14 September 2018

Jumat, 14 September 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔚RainAwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang