Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KིLིIིKི 🌟
“Sahabat!!” panggil seseorang dari kejauhan.
Aku tak memperdulikan panggilan itu. Akupun segera melangkah dengan cepat.
“Raina!!” cegat seseorang.
“Ohh Awan!!”
“Kenapa kamu tidak berbalik saat aku panggil” ucapnya.
“Jadi yang panggil itu kamu?” tanyaku tak percaya.
“Iya, Sahabat! Ayo kita ke ruangan” ucapnya sembari melingkarkan satu tangannya di pundakku.
'Kenapa sikap Awan bisa berbanding terbalik 180° dengan Awan yang dulu?' batinku.
“Tapi kan…”
“Ada apa?”
“Jurusan kita kan beda… Aku keperawatan dan kamu kedokteran. Letak gedungnya pun beda”
“Aku tahu!”
“Hah? Lalu?”
“Aku hanya ingin mengantarmu ke ruanganmu dan juga aku ingin memastikan kamu sampai di sana dengan selamat”
“Apa? Kamu tak perlu melakukan itu, Awan?”
“Kenapa? Kamu orang yang berarti bagiku”
“Apa?” tanyaku tak percaya pada apa yang baru ku dengar.
“Ayolah kamu akan telat” ucapnya sembari menarikku melangkah mengikutinya.
DILORONG GEDUNG KAMPUS.
“Kenapa tiba² kamu ingin mengantarku?” tanyaku.
Hal itu membuatnya mendadak berhenti lalu berbalik kearahku dan kedua tangannya tiba² memegang bahuku.
“Aku tahu apa yang terjadi ketika kamu dipanggil oleh Dosen matematika, kamu dihukum karena tak bisa menjelaskan jawabannya kan?”
Aku terdiam.
“Semua itu salahku seharusnya aku tak menyerah mengajarkanmu atau mungkin sebaiknya aku tidak menjawab dengan benar semuanya jadi Bu Dosen tak akan curiga. Maafkan aku, Raina”
