Home

4.4K 318 41
                                    

1967

Distrik 12

Pada akhirnya semua akan tetap pulang ke tempat yang di sebut 'rumah' bukan?

Layaknya Kim Namjoon saat ini, ia tengah termenung sembari merapatkan tas gendong hitamnya dan menatap ke arah luar jendela bus.

Sedikit ada rintik hujan dan sekitaran tempat yang ia lewati kebanyakan berisi pepohonan.

Tas gendong itu hanya berisi beberapa setel pakaiannya, barang-barang tak di pakai orang lain yang ia simpan dan satu mainan kecil baru untuk anak semata wayangnya.

Tujuan utama ia pulang bukanlah rumah, tapi isi dari rumah yang ia tempati.

Ada anak dan isterinya yang mungkin tengah sibuk di dapur sembari anaknya berlarian kesana kemari dengan membawa mobil kecil favorit nya.

Hanya dengan memikirkan senyum anak dan isterinya rasanya lelah selama ia bekerja dan menaiki bus hilang begitu saja. Maka rasanya ia ingin cepat-cepat turun dan memeluk keluarganya.

.

.

"Papa" teriak Jungkook saat Namjoon selesai membuka pintu dan meletakkan tas kusamnya untuk melepas sepatunya. Belum sempat ia melepas sepatu, Jungkook sudah menubruknya dengan pelukan kecil namun terasa begitu hangat.

"Jungkookie"

"Mama sedang memasak di dapur. Apa Papa lapar?" Namjoon tersenyum begitu lembut sedikit mendorong Jungkook agar ia bisa melepas sepatu lalu membawa Jungkook dalam gendongannya.

"Tentu Papa lapar. Jungkookie merindukan Papa tidak?"

"Rinduuu. Papa Jimin pulang kemarin sore. Jungkookie pikir Papa pulang kemarin juga. Jungkookie menunggu di teras !" Namjoon terkekeh mencubit gemas hidung cilik Jungkook lalu berjalan menemui istrinya yang tengah meletakkan masakan ke atas piring putih kusam.

"Hai sayang "

"Kau pulang Namjoonie."

"Ku pikir kau melupakan ku" Seokjin terkekeh setelah meletakkan piring lalu menghampiri Namjoon dan mendapatkan satu kecupan manis di pipi kirinya.

"Oh ayolah, aku tengah memasak. Dan aku tak mau membuat masakanku gosong. Tebakanku benar. Kau pulang hari ini. Untunglah aku memasak sedikit lebih banyak."

"Telepatimu memang yang berbaik Jinnie" Seokjin terkekeh lalu mencubit gemas Jungkook yang hanya terdiam. "Aku akan mandi. Perjalanan tadi sangat panjang. Nah Kookie, Papa mandi dulu oke?" Jungkook mengangguk mantap dan ia kembali menapaki lantai semen dapurnya.

.

.

.

.

Kepulangan Namjoon tidak membawa perubahan banyak untuk finansial mereka. Dan Seokjin harus mengerti dan menerima itu.

Tak mudah menemukan uang saat ini. Saat dimana-dimana rakyat miskin semakin kelaparan dan rakyat kaya semakin berjaya.

"Selama kita memiliki uang untuk keperluan Jungkook. Kita akan baik-baik saja." Suara teduh Seokjin sedikit menyayat Namjoon

Ia ingin menjadi pria, suami dan Ayah yang hebat untuk Seokjin dan Jungkook. Ia melirik ke arah baju di bagian pundak Seokjin yang berupa tambalan. Entah dengan apa Seokjin menambal pakaian miliknya. Hampir seluruh pakaian Namjoon dan Seokjin memiliki banyak tambalan. Hanya satu pakaiannya yang masih sempurna. Baju untuknya pergi keluar bersama Jungkook dan Seokjin jika tengah ada festival di kota.

KookieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang