Tear 2

2.9K 348 39
                                    

Nafas Seokjin terasa berat. Udara di sekitarnya pun terasa berat. Ia tak dapat menatap Namjoon langsung di mata, jadi ia menunduk dengan gugup.

"Kookie?"

"Eung hai Daddy?" Jungkook tersenyum lebar.

"Kookie kesini tidak telpon Daddy dulu ? Daddy bisa menjemput mu." Seokjin mengerutkan kening mendengar penuturan Namjoon. Anaknya berbohong?

Jungkook merasa gugup "T-tidak Daddy. Kookie sudah telepon Daddy tapi tidak di angkat." Namjoon membulatkan bibir mengerti. Sementara Seokjin masih terus menatap anaknya.

"Maaf. Hp Daddy di kamar."

"Kkkaaan." Seokjin dan Jungkook sama-sama bernafas lega.

Dan suasana kembali hening. Seokjin sama sekali tak berani bersuara dan Namjoon yang hanya dapat menatap Seokjin dengan diam. Tumben sekali Seokjin mau ke rumahnya ?

"Dad- Kookie mau am-"

"Namjoon siapa?" Suara wanita di belakang sana membuat semua orang terlonjak kaget. Terutama Seokjin.

Kali ini ia berani mengangkat wajahnya dan menemukan ada wanita cantik, dengan rambut berwarna cokelat gelap dan bergelombang berdiri di dekat meja makan sana.

"Oh, Kookie, anakku." saut Namjoon dengan suara keras.

"Daddy siapa?" Jungkook sama sekali tak berkedip.

Selama ia tinggal dengan Namjoon, Daddy nya itu tak pernah membawa tamu baik pria ataupun wanita ke rumah. Dan ini untuk pertama kalinya Jungkook melihat orang lain di rumahnya.

"Oh hai Kookie? Sudah lama aku ingin bertemu denganmu." Ucap wanita itu dengan begitu ceria. "Benar kata Namjoon, kau sangat menggemaskan-" wanita itu mengulurkan tangan di depan Jungkook yang sama sekali tak di balas oleh Jungkook. Anak itu masih betah menatap wanita asing di depannya.

"Jungkook!" Panggil Seokjin , merasa anaknya melakukan hal yang tidak baik.

"Oh kau Seokjin?" wanita itu menarik lagi tangannya. "Aku Han Mina. Teman Namjoon." Seokjin melirik Namjoon yang hanya diam dan tengah menatap pada Jungkook . Pasti ada banyak hal dalam pikiran Namjoon, entah bagaiamana, tapi Seokjin dapat mengetahuinya.

"Ah iya aku Seokjin. Salam kenal." Seokjin menerima jabatan tangan Mina. Mencoba tersenyum seramah mungkin, dan berharap udara tidak lagi terasa berat.

"Dad aku mau ambil buku!"

Seokjin mengangkat alis, nada suara Jungkook terdengar kesal. Ia maklum, anaknya sudah besar, sedikit tahu apa yang tengah terjadi. Tahu apa yang anaknya rasakan.

"Baik Daddy temani." Jungkook hanya diam.

"Mau ku buat kan susu ? Hujan sangat lebat dan petir, mungkin minuman hangat dapat membantu-"

"Oh tidak Mina-ssi. Kami langsung pulang."

Namjoon membalikkan badan sekedar menatap jendela dan keadaan luar. Begitu gelap, deras dan suara petir yang mulai bersautan. Heran, Jungkook sama sekali tidak takut.

"Tapi-"

"Kookie cepat ambil buku mu. Sebelum banjir-" Namjoon terkekeh, Seokjin masih saja sama.

"Nah ayo ambil sayang. Tapi aku tidak akan membiarkan Kookie atau kau pulang. Aku tak ingin membahayakan anakku. Hujan lebat Jin, ada baiknya kau disini dulu." Seokjin memilih diam. bukan karena ia menurut. Tapi Seokjin sama sekali tak ingin mengobrol, dan ia tak ingin berdebat dengan Namjoon.

"Nah, ayo Seokjin-sii. Akan ku buat kan teh hangat." Seokjin diam saja saat di seret menuju dapur? Ia berpikir, memang ini rumah wanita itu?

.

KookieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang