Jungkook melengkungkan bibir sedih. Menatap keadaan luar yang masih hujan, begitu deras dan terlihat gelap. Sedihnya, ia masih berada di dalam kelas, teman-teman tk nya sudah pulang sedari tadi.
Seharusnya Jungkook juga sudah pulang. Tapi ia masih terjebak di dalam kelas bersama Ssaem. Kata Ssaem, Hyung yang akan menjemput Jungkook akan telat. Dan telatnya saaaaaaaangaaat lama.
Jungkook sudah ingin menangis. Jungkook rindu rumah. Takut hujan dan petir. Rindu masakan mama. Rindu mobil bus yang baru ia beli kemarin.
"Ssaem, Hyung lama." Ibu gurunya mendekat lalu berjongkok di sebelah Jungkook.
"Sebentar lagi pasti datang."
Jungkook tidak tahu apakah Ibu Guru itu penyihir atau bukan. Karena setelah kalimat itu, Hyungnya muncul di bawah payung. Dengan celana jeans hitam, dan kemeja putih bermotif.
"Jiminie Hyuuung." Jungkook segera berlari ke arah pintu untuk menyambut Jimin. "Jiminie Hyung lamaaa." Jungkook mengnyilangkan tangan di depan dada lalu menekukkan wajah. Pertanda ia marah.
Jimin yang melihat itu terkekeh lalu menurunkan payung saat ia sampai di depan kelas Jungkook. "Kookie maafkan Hyung. Mobil Hyung mogok. Jadi Hyung harus naik bus kesini."
"Naik bussss?" berbeda 180 derajat. Karena nada Jungkook saat ini terdengar begitu gembira dan semangat. "Kookie juga mauuuu." Jimin terkekeh lalu mengangguk.
"Baik. Ayo tampan." Jimin melirik Ibu Guru di belakang Jungkook, lebih tua darinya, namun terlihat masih muda dan cantik.
"Oh Ssaem. Maaf merepotkan. Terimakasih sudah menemani Kookie. Maaf sekali, jika saja mobilku tidak mogok, mungkin anda saat ini sudah berada di rumah. Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf." Jimin membungkuk. Jungkook yang ada dalam gendongannya pun ikut merasakan tubuhnya jatuh ke bawah. Dan ia menyukai itu.
"Tidak apa Jimin-ssi. Jungkook anak yang baik dan anteng. Saya senang menemaninya. Dan bagaimana dengan mobilmu?" Jawabnya ramah.
"Sudah di derek. Kurasa butuh waktu lama untuk perbaikan."
"Kuharap tidak begitu lama." Jimin tersenyum.
"Kalau begitu kami pamit. Sampai jumpa lagi Ssaem. Kookie ucapkan terimakasih pada Ssaem."
"Terimakasih Ssaem sudah menemani Kookie. Dadaaah." Jungkook melambaikan tangan yang di balas kekehan oleh sang guru dan ucapan hati-hati.
"Kookie mau di gendong di depan atau belakang?"
"Depan Jiminie Hyung !" Jimin mengangguk.
"Jungkook makan apa saja? Kenapa tambah berat?" Mereka terus berjalan, tidak, tepatnya hanya Jimin yang berjalan.
"Iiih Hyung. Kookie kan belum makaaan." Jimin tertawa hingga matanya menyipit. "Kookie lapar. Cape menunggu Hyung." ucapnya sedih menyandarkan kepala pada bahu Jimin. Terlihat sangat manja.
"Baik,jadi kita jalan dulu membeli makan, lalu pulang. Ide bagus?"
"Ide bagussss !" Jungkook kembali menegakkan badan. "Pulang naik bus yeaay. Hyung Hyung Kookie boleh duduk dengan pak supir?" Jimin tertawa. Cuaca sedingin ini, namun dengan menggendong Jungkook dan mendengarkan ocehan bocah itu, rasanya rasa hangat melingkupi dirinya.
.
.
.
Jimin baru saja meletakkan tas lalu berjalan ke arah dapur dan melihat Ibunya tengah merapikan meja makan. Dan Jungkook yang entah dimana.
"Jungkook dimana Mah?" orang yang pertama kali Jimin cari setelah pulang kuliah pastinya adalah Jungkook.
"Di taman belakang. Oh Jimin, adik manismu itu marah denganku. Aku memaksanya memakan sayur, dan kau tahu bagaimana ia membenci hal itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie
Fanfictionisi cerita tentang Kookie with Hyung - Hyungnya Bisa as their kid or dongsaeng. tiap chap berbeda couple. Oneshot and chaptered Family Life BTS ! Mpreg /& Misgendering Minyoon Namjin HopeGa Taegi Namgi w/ Taehyung Jimin Jhope RM Suga Jin