💜💜
Seokjin duduk dengan gugup, memegang erat gagang sapu seolah kayu itu akan menguatkannya. Tangannya terangkat merapikan masker diwajahnya lalu melirik pada bangku ayunan di sebelahnya. Ada anak manis dengan sebatang permen berwarna biru yang diemutnya. Anak itu terlihat bahagia, beberapa kali menjulurkan lidah untuk melihat warna biru yang membekas dilidahnya sendiri.
Ini hari pertama Seokjin bekerja menjadi tukang bersih di TK, dan ini adalah pertama kalinya Seokjin dapat duduk di dekat bocah itu setalah 5 tahun lamanya. "N-nak, a-apa kau me-nunggu jemputan?" Jungkook menoleh pada seseorang yang duduk di ayunan sebelahnya lalu mengangguk lugu. "Siapa yang menjemputmu?"
"Mama." Seokjin memejamkan dan membiarkan air matanya mengalir. Rasanya begitu menyakitkan mendengar panggilan itu. Dan menyakitkan baginya itu adalah percapakan pertamanya dengan Jungkook.
Katakanlah Seokjin berlebihan karena kini ia segera berdiri dan menjauh dari Jungkook. Bersembunyi di balik pohon besar dan menangis. Menangis hingga maskernya terasa basah. Ia harus menekan suaranya, meski sekujur tubuhnya memaksanya untuk menjerit.
Dan ketika ada wanita bergaun putih turun dari mobil lalu disambut dengan teriakan manis oleh Jungkook, Seokjin menjatuhkan diri, terlebih mendengar teriakan Jungkook memanggil wanita itu dengan sebutan Mama.
Dibalik pohon Seokjin terus memperhatikan, bagaimana wanita itu berjongkok, merapikan rambut Jungkook, lalu berdiri dengan Jungkook dalam gendongannya. Anak dan Ibu terlihat begitu bahagia, ia bahkan mendengar suara gelak tawa wanita itu. Apa Jungkook selucu itu?
Namun setidaknya, hari ini, untuk pertama kalinya, Seokjin dapat berbicara dengan anak kandungnya.
.
.
.
"Jadi kau benar-benar memunguti sampah disana?" Seokjin hanya menoleh dengan diam, meletakkan tasnya lalu membanting diri ke atas sofa. "Seokjin?!"
"Iya, memang kenapa. Itu pekerjaanku."
Yoongi menghela nafas. "Bisa cari yang lain? Maksudku jangan menjadi pembersih gedung TK. Kau bahkan memiliki rumah makan Kim Seokjin. Cari pekerjaan lain—"
"Apa? Kau ingin aku jadi guru? Kepala sekolah? Yoongi, seharusnya kau tahu aku tak bisa menampakkan wajahku di depan Jungkook bagaimana aku bisa menjalani pekerjaan yang layak? Wajahku harus terhindari darinya dan paling buruknya—bagaimana kalau Namjoon dan Sanoh melihatku berdekatan dengan anak mereka?" Yoongi total bungkam.
"Setidaknya pekerjaan itu mengharuskanku memakai masker. Dan hari ini aku bisa mengobrol dengan Jungkook."
Wajah Yoongi yang awalnya terlihat sendu, kini berubah menjadi cerah. "Benarkah? Apa—apa yang kalian bicarakan? Bagaimana suaranya? Bagaimana dia memanggilmu?"
Seokjin terkekeh sendu. "Aku hanya bertanya dia dijemput siapa. Dan dia menjawab mama. Setelah itu aku kabur menangis." Seokjin memijit bahunya sendiri. "Rasanya sangat menyakitkan saat ia mengucapkannya di depanku Yoon."
"Yah itulah resikonya." Seokjin hanya membalas ucapan Yoongi dengan senyuman. Membiarkan pria itu pergi mengurus sesuatu lalu memejamkan mata.
Suara Jungkook sangat lembut dan menggemaskan. Oh jangan lupakan mata bulatnya yang jernih dan pipinya yang menggemaskan. Anaknya tumbuh dengan baik.
.
.
Semingguan ini Seokjin sama sekali tidak berkesempatan mendekati Jungkook. Anak itu selalu bermain dengan temannya, dan Sanoh menjemput Jungkook tepat waktu. Bisakah sehari lagi Jungkook kembali harus menunggu jemputan? Dirinya ingin mengobrol dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie
Fanfictionisi cerita tentang Kookie with Hyung - Hyungnya Bisa as their kid or dongsaeng. tiap chap berbeda couple. Oneshot and chaptered Family Life BTS ! Mpreg /& Misgendering Minyoon Namjin HopeGa Taegi Namgi w/ Taehyung Jimin Jhope RM Suga Jin