Cemburu

1.5K 85 24
                                    


....

Aksa melamun sembari menatap keluar jendela, melihat pemandangan di luar, lebih tepatnya pada mobil Arka yang berhenti tepat di depan kampusnya. Menatap tajam dua insan yang saling berhadapan dengan senyuman manis. Seketika tangan Aksa mengepal kuat, lahar emosinya telah naik ke otaknya dan keadaan selanjutnya akan sangat menakutkan.

"Kenapa sih, bro?" tanya Bian sembari memegang pundak Aksa yang tidak juga membuatnya sadar dari lamunanya.

"Kenapa dia?" Bian bertanya dan saling tatap dengan Dimas dan Tara yang hanya mengangkat bahunya, tidak tahu.

"Sialan!" umpatan itu keluar begitu saja dari mulut Aksa. Dia berdiri dan pergi meninggalkan teman-temannya di tempat tongkrongan, loteng kampus.

...

"Belajar yang pintar ya, Dek."

Anggun mengangguk setuju. Menatap manis ke arah Arka yang baru saja memberikan kecupan ringan di keningnya. "Kakak juga kerja yang pintar."

Arka terkekeh pelan sembari mengacak rambut Anggun.
Setelah itu, Arka berpamitan.

Anggun menghela napas beratnya. Kekecewaan yang sedari tadi di pendamnya kini muncul lagi. Kecuekan kakak tirinya pagi tadi membuatnya hanya merasa gagal. Aksa kembali mengabaikannya padahal, semalaman Anggun menemaninya, hanya berciuman, tidak lebih hingga Anggun mengira Aksa telah menerimanya tapi ... ternyata tidak.

Anggun yang ramah memanggil Aksa untuk sarapan bersama sembari mengetuk pintu kamarnya pagi-pagi mendapat siraman air segayung. Nggak sampai di situ, saat mereka di meja makan, Aksa hanya membuang-buang nasi goreng buatan Anggun, tidak memakannya.

Anggun menghela napas beratnya dan berbalik untuk melangkah masuk tapi,

"Kak-"

"Ikut gue!" Aksa secara paksa menarik kasar tangan Anggun dan membawanya menuju kampus, tepatnya di toilet pria. Mengabaikan sepanjang jalan banyak mata yang menatap mereka bahkan selly.

"Kak-"

Aksa melepas cengkramannya setelah mengunci Anggun di pojokan toilet. Berhadapan dekat dan sukses membuat Anggun berantakan karna jantung yang berpacu cepat.

Tatapan Aksa sangat tajam membuat Anggin menunduk takut, meremas ujung bajunya sebagai pelampiasan.

"Tatap gue!"

Anggun masih pada posisi awalnya, menunduk.

"Tatap gue!" kali ini suara Aksa naik dua oktaf dan membuat Anggun mau nggak mau mendongak menatap Aksa.

"Mau elo apa, hmm?" Aksa pakai elo gue dengan suara kasar.

Anggun menggeleng. Entah, dia nggak punya jawaban yang tepat. Hanya satu yang dia mau tapi ... sepertinya kakaknya akan sangat menertawakan kemauannya.

"Mau elo apa?" teriak Aksa membuat Anggun tersentak kaget.

"Anggun-Anggun mau kakak-"

"Gue juga mau elo!" seketika Aksa langsung menarik Anggun dalam dekapannya. Mata Anggun membulat tidak mengerti.

"Kak-"

"Bisakah diam dan balas pelukanku, hmm?" ucapan Aksa kini melembut dan dengan senang hati Anggun membalas pelukan nyaman Aksa.

"Kak, Anggun harus kembali ke sekolah."

Ucapan itu tidak membuat longgar pelukan Aksa malah makin mengerat. Bahkan Aksa mengecup-ngecup leher Anggun.

"Kak,"

Aksa melepas pelukan dan menatap lembut Anggun. Tatapan itu membuat jantung anggun berderak tak menentu, membuat getaran aneh dalam tubuhnya.

"Pergi sana!" usirnya lembut.

Anggun mengangguk dan segera bergerak tapi kembali di urungkan dan menatap Aksa yang tersenyum tipis kearahnya. "Apa kakak mulai menerimaku sebagai adikmu?"

Seketika raut wajah Aksa berubah menjadi masam dan kembali mengerikan.

Anggun gugup. Bola matanya bergerak gelisah, dia tahu dirinya salah bicara.

"Tidak."

"Oh!" hanya itu yang keluar dari mulut Anggun. Tanpa menunggu usiran yang kedua, Anggun melangkah melewati Aksa yang lagi-lagi menghentikannya dengan mencengkran kuat tangannya. Membuat Anggun menoleh dan ternyata posisi tatapannya sangat dekat dengan kakaknya yang juga sedang menatapnya.

"Sampai kapanpun, gue nggak bakalan anggap elo adik gue. Gue nggak punya adik!"

Anggun hanya mengangguk pasrah. Mungkin lain kali dia akan di terima.

Cup

Aksa mengecup sekilas bibir ranum Anggun dan melepas tangannya. "Sekolah yang pintar!"

Anggun mengangguk dan keluar dengan perasaan campur aduk. Sebenarnya kakaknya itu kenapa?

....tbc...
Pendek pendek ya... biar nggak bosen. Wkwkwkwkw.

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang