Ehem-Ehem

2K 85 30
                                    

......

Malam semakin larut. Faisal mondar mandir di kamarnya. Setelah selesai menyuapi dirinya, Roshni keluar kamar dan sampai sekarang belum juga kembali. Chat dan telpon diabaikannya. Bahkan ... saat Faisal mencari di kamarnya, kamar itu kosong.

"Arghhh!" Faisal mengacak rambutnya Frustasi. Badannya masih terasa remuk, kebahagiaannya menipis karna Roshni yang kembali seperti di telan bumi.

"Lelucon macam apa ini?" Umpatnya kasar. Membanting dirinya untuk berbaring di ranjang. Menatap langit-langit dan menerawang jauh. Berpikir bahwa Roshni benar-benar wanita yang hebat, mampu membuatnya gila karna tak melihatnya semenit.
Faisal kesal. Merasa sangat di permainkan. Sebenarnya, apa yang di rencanakan Roshni? Memikirkan hal negatif membuat kepalanya seperti akan meledak. Berpikir Positif, dia nggak mau bahagia di atas ketidakpastian apalagi kepura-puraan.

Tok-tok.

Mata Faisal langsung menatap tajam ke arah jam dinding yang menunjukan pukul sepuluh malam, kemudian mata itu beralih ke arah pintu yang sekali lagi di ketuk.

Tok-tok.

Faisal berjalan cepat menuju pintu, membukanya kasar dan memelototi Roshni yang berada di hadapannya.

"Ka-"

Roshni langsung membekap mulut Faisal. Menarik tangannya, membawanya berjalan pelan menuruni tangga, keluar rumah dan berjalan beberapa menit hingga sampai pada jembatan yang remang-remang.

"Ngapain kita-"

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to Faisal." Nyayian serempak dari tiga sekawan dengan Bian yang membawa kue dengan lilin angka 21, membuat Faisal shock. Nggak menyangka kalau hal ini yang dilakukan oleh Roshni. Kejutan yang benar-benar istimewa.

"Selamat ulang ta-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Roshni sudah ditarik Faisal masuk dalam pelukan hangatnya. Mengecup puncak kepalanya berulang-ulang dan ....

"Terima kasih, sayang."

Roshni mengangguk dan membalas pelukan. "Selamat ulang tahun, kak. Doa terbaik untukmu."

"Makasih."

"Fai, cepetan nikah dong, entar cepet punya anak cewek yang model muka sama kepribadian kayak Anggun, biar gue nikahin." ucap Bian yang mencolek kue ulang tahun yang bahkan lilinnya belum ditiup.

"Tanya sama kakak ipar lo, kapan siap di hamilin,"

Mata Roshni membulat. Segera melepas pelukan dan mencubit perut Faisal. "Kakak, ih!" kesalnya.

"Canda, Sayang. Btw, makasih kejutannya. Jadi makin sayang." Faisal kembali menarik Roshni yang mukanya memerah karna malu. Double malu. Pertama malu karna pangilan sayang dari Faisal dan yang kedua, malu karna aksi romantis itu ditonton.

"Ok. Gue buka suara, HBD sohib gue. Moga cepat punya anak." ucap Bian.

"Doa gue, moga anak kalian kelak nggak mau sama Bian." Itu Dimas.

"Kalau gue, moga kalian cepet bersatu. Amin." Tara mendapat geplakan di kepalanya dari Bian, Dimas dan Faisal yang terharu dengan doanya.

....

Setelah tiup lilin. Mereka berlima duduk di pagar jembatan sambil makan jagung bakar. Faisal makan jagungnya dengan mata yang terus menatap Roshni.

"Kenapa?" Roshni meraba wajahnya, kali aja ada jagung yang menempel dengan sembarangan.

"Love you."

Roshni tersenyum dan mengangguk. Tangannya yang sedari tadi nggak di lepas Faisal, mengenggam balik.

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang