Patah Hati

1.6K 91 56
                                    

Sok baca.

...

"Ma-makasih, kak."

"Sama-sama, baby." mendengar penuturan Faisal, pipi Roshni memanas dan segera menunduk, malu.

"Ya udah. Masuk gih," ucap Faisal yang mengulum senyuman. Menurutnya, Roshni yang malu-malu terlihat sangat mengemaskan. Faisal minta diingatkan supaya sepulang sekolah membawa Roshni ke tempat yang sepi.

Roshni mengangguk dan berbalik. Saat ingin melangkah, suara Faisal terdengar.

"Bisakah hari ini kamu bolos?"

Roshni berbalik, menatap bingung Faisal dengan kepala yang dimiringkan sedikit. "Apa?"

"Bolos. Temani aku. Hari ini." Faisal mencengkram kuat stir motornya. Nafsu biadapnya sontak bangkit melihat muka polos orang yang di cintainya itu.
"Sial!" umpatnya pelan.

"Kenapa?"

"Aku ... butuh kamu."

Roshni terdiam sesaat. "Boleh Roshni menolak? Bukan karna nggak suka ajakan kak Faisal, tapi Roshni harus masuk kelas karna ada kuis."ucapan Roshni di buat sehalus mungkin agar tidak menyakiti perasaan orang yang selalu membuatnya berdebar.

Terlihat, tatapan Faisal sangat kecewa. Matanya yang sedari tadi menatap memuja Roshni, kini menatap ke tempat lain.

Roshni tahu situasi ini. Jantungnya berdetak kencang. Hatinya terasa berdenyut menyakitkan melihat tatapan kecewa itu. Ingin rasanya mengiyakan, tapi ....

"Waktu pulang sekolah, waktu Roshni untuk kakak. Gimana?" Roshni mencoba bernegosiasi.

Awalnya Faisal tetap diam dan cuek, tapi nggak lama langsung menatap ke arah Roshni yang memamerkan senyum terpaksa padahal nyatanya wajahnya panik luar biasa.

"Benar?"

Roshni mengangguk. "Roshni ada kuis, kak. Roshni masuk ya?" pamit Roshni yang membuat Faisal mengangguk pelan dengan senyuman lebar. Janji Roshni membuatnya bahagia.

"Roshni,"

Roshni yang hampir melangkah kembali berbalik dan menatap Faisal yang menatapnya sayang.
"Aku sayang kamu."

Deg

Roshni mematung. Rasanya aneh, jantungnya semakin berdetak menggila, darahnya seperti mendidih dan hatinya berbunga-bunga. Dia mendapatkan cinta pertamanya. Sepertinya.

"Bukan sebagai adik." lanjut Faisal to the point.

"Bye." Faisal melajukan motornya dan meninggalkan Roshni yang masih mematung.

...

"Kesambet dewa cinta, ya?" Tia langsung bertanya pada intinya. Cukup bukti baginya ketika menguping dengan sengaja pembicaraan Faisal dan Roshni di depan gerbang tadi. Hingga, sepanjang jalan, Tia terus mengoda Roshni yang salah tingkah.

"Gue salut sama kakak elo itu. Dia blak-blakan bilang sayang sama elo bukan sebagai adik seperti yang elo harapkan. Astaga! Masih ada nggak ya, cowok yang gantle kayak gitu." Tia mendrama sembari mondar-mandir di hadapan Roshni yang duduk menatap Tia. Sesekali dia menghela napas mengontrol kekesalahnnya pada sahabatnya itu yang terus menganggunya.

"Balas kali, 'gue juga sayang elo kak.'pasti gue adalah orang yang paling bahagia atas hubungan kalian." Tia natap Roshni dengan wajah serius.

"Kita sodara."

"Nggak sedarah. Nikah dihalalkan kok."

"Aku bahkan nggak tahu giman perasaanku ke dia. Aku pasrah begini apa karna terlalu teropsesi pengen jadi adiknya ya?"

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang