Dilabrak

1.5K 99 51
                                    

...
Makasih buat yang udah suka apalagi nunggu apalagi ngelike, apalagi ngecoment? Apalagi yang suka rusuh minta next.

Wow. Bahasa gue alay binggo. Ya udah ... bekecot aja lah
. Kecup online😘😘😘😘😘

..................................

...

"Napa lo, Fai? Kek orang sinting hàbis nemu gorengan di selokan. Wajah lo itu girang banget. Seneng gue liatnya," ucap Bian sembari menepuk-nepuk pundak Faisal yang berdiri menghadap jendela loteng, menatap pemàndangan baru untuknya. Keindahan yang hadir membuang semua kesedihàn yang dipendamnya. Menatap Anggun yang sedang berbincang dengan Àrka dàn kembali merasa kesal karna Arka lagi-lagi mengecup kening yang sehàrusnya dijaga hanya untuknya.

"Wow! Sekarang ekspresi elo kayak bencong yang lagi ngamen di lampu merah terus satpol PP muncul tiba-tiba dan èlo ketangkap. Ekspresi lo cepet banget berubah. Elo liatin apa sih?" Bian yang penasaran langsung mengikuti arah tatapan Faisal dan langsung memberi ekspresi bingung.

"Elo lagi ada masalah sama kakak lo, hmm?"

"Nggak!"

"Sama ceweknya?"

"...."

"Elo suka ceweknya? Atau itu cewek lo yang diembat kakak elo?" arah pandang Bian masih terarah pada Arka dan Anggun yang terlihat mulai terpisah. Anggun yang tersenyum tulus dan melambaikan tangannya pada Arka yang mulai melajukan mobilnya.

Nggak menjawab, Aksa malah pergi meninggalkan Bian yang sangat penasaran. Aksa berjalan cepat menuruni tangga, mengabaikan beberapa kali dia hampir terjungkal karna terburu-buru. Hanya mengumpat jahat dalam hati untuk Arka.

"Ak- lah, tuh anak mau kemana?" Tara yang berpapasan dengan Faisal hanya bisa berbicara dengan dirinya sendiri.

....

Anggun berjalan masuk ke halaman sekolah, langsung menuju kelas. Wajahnya sangat ceria hari ini. Dia ingin langsung berbagi kebahagiaan bersama Tia.

"Tia," panggil Anggun saat melihat Tia keluar dari kelas.

"Anggun. Pagi," sapa Tia ramah.

"Mau kemana?"

"Toilet. Kenapa?"

Anggun tersenyum. "Mau curhat."

Tia ikut tersenyum dan tau kalau yang bakalan diceritakan itu adalah hal yang membahagiakan. "Bentar ya, toilet dulu."

Anggun mengacungkan jari jempolnya dan mengangguk. Tia melangkah pergi dan Anggun pun melangkah masuk kelas, tapi ...

Langkahnya terhenti saat rambutnya terasa di tarik dari belakang. Dia yang sudah selangkah masuk ke kelas, kini keluar secara paksa.

"Aw," rintih Anggun sambil ikut memegang rambutnya yang terurai, yang di jadikan bahan tarikan entah oleh siapa.

"Elo melanggar perintah gue!" ucapan itu di akhiri oleh dorongan keras yang melepas tarikan di rambut Anggun. Rasanya nyeri, seperti kulit kepala Anggun terkupas. Anggun berbalik dan melihat Moana lah yang melakukan kekerasan padanya.

Plak

Anggun mendapat tamparan keras pada pipi kanannya. Saking kerasnya, tepi bibirnya mengeluarkan darah segar dan di pipinya, terlihat tanda cap lima jari.

"Gue peringatkan sekali lagi, rubah penampulan elo atau  ... elo bakalan tau akibatnya!" Moana tanpa berdosa meninggalkan Anggun yang berantakan. Terlihat air matanya pun telah mengalir. Di pegangnya Rambutnya, mendapati banyak elaian yang rontok membuat Anggun makin sedih.

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang