Sunset

1.6K 91 41
                                    


Sok baca.😂😂😂

.....
.....

"Apa?"

Arka merasa shock karna penuturan Tia yang mengatakan bahwa Roshni baru saja pulang bersama Aksa.

Rahang Arka mengeras, pikurannya kacau menerawang jauh. Aksa tidak suka pada Anggun. Bagaimana jika dia melakukan hal buruk pada Anggun?

"Sial!" Tia membulatkan matanya dan segera mengelus dadanya yang isi dalamnya berdetak kesetananan. Arka mengumpat tepat di hadapannya sembari mengusap wajahnya kasar.

Tanpa ba bi bu, Arka meninggalkan Tia yang masih mematung. Tia shock, tapi kemudian seulas senyuman mengembang indah.

"Anggun beruntung, punya saudara ganteng-ganteng dan kayaknya sayang sama mereka. Yap! Buat yang tadi, cocoknya jadi kakak Anggun. Kalau buat yang so sweetan ama Anggun tadi, cocokan jadi pasangan. Bentar malam sholat tahajud ah ... mau minta supaya Anggun jadian ama kakak songongnya. Amin!" Tia mengakhiri ucapannya dengan mengusap tangannya di wajahnya dan langsung melenggang pergi.

....

Arka menatap kiri dan kanan, mengabaikan telponnya yang terus berbunyi. Pikirannya masih terus difokuskan pada Anggun yang belum juga ditemukan bahkan dihubungi. Arka murka saat tidak juga mendapati Anggun di rumah besarnya, membuatnya harus mengabaikan urusan kantor demi mencari Anggun yang entah dimana.

Pikiran Arka menerka-nerka akan kejadian buruk yang akan menimpa Anggun.

"Bagaimana kalau Aksa membuangnya di tempat yang jauh dan susah dijangkau? Bagaimana kalau Anggun dijual? Kalau Anggun di- ah ... sial!" Arka memukul stir mobil. Wajahnya panik bukan main. "Anggun, kamu dimana?" tanyanya sedih.

....

Seulas senyum tercetak jelas di bibir Faisal kala dirinya merasakan aura ketakutan Anggun. Faisal sengaja mempermainkan emosi Anggun yang sepertinya nihil terjadi. Dia merasa ingin sekali di marah Anggun. Menatap wajah kesalnya dengan bibir sensual itu berpout dan wajah yang murung, sepertinya akan sangat mengemaskan.

Sedari tadi Faisal melajukan motornya tidak stabil. Kadang cepat dan tiba-tiba memelan, membuat Anggun yang sontak memeluknya secepat kilat melepas pelukan itu.

"Mengemaskan.

Motor itu melaju tanpa tujuan. Melambung tiap kendaraan lain yang berada di depannya. Mereka hanya makan angin dalam kebisuan.

"Mau kemana?" tanya Faisal menoleh sedikit pada Anggun yang wajahnya panik.

"A-apa?"

Chiit!

Anggun menabrak tubuh Faisal yang mengerem dadakan motornya tepat di depan garis pejalan kaki, lampu merah.

"Ma-maaf, kak," ucap Anggun terbata dan langsung menegakkan duduknya. Faisal hanya tersenyum manis dan mengabaikan mata-mata genit pengendara wanita mobil ataupun motor yang memandang kagum padanya.

"Mau kemana?" Faisal menoleh. Bukan untuk membalas tatapan mempesona dia, wanita Seksi pengendara mobil mewah di sisinya, tapi matanya menatap aspal dengan telinga yang mempertajam pendengaran guna mendengar jawaban Anggun.

"Te-terserah kakak."

"Kalau terserah gue, gue bawa pulang elo dan banting elo di ranjang. Mau?"

Mata Anggun membulat setelah mendengar penuturan Faisal dan melihat senyum mesumnya sebelum wajah itu kembali menatap ke arah depan.

Anggun merutuki kebodohannya. Tapi ... diapun nggak tahu harus menjawab apa. Dia kurang menguasai lokasi di kota ini.

"Kak-"

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang