Akur

1.5K 90 44
                                    

....lalala....yeyeyyeyeyeyeye....
Kritik pedes boleh kok.
Makasih buat yang suka. Makin semangat plus lope lope sama kalian.🤗🙄
.
.
.

Roshni terpuruk, tersudut di kepala ranjang dengan singa lapar dihadapannya. Ini sama saja ajalnya telah dekat.

Faisal semakin mendekatkan wajahnya ke arah Roshni. Deru napas mereka mulai beradu. Roshni menunduk, tapi Faisal kembali mendongakkannya untuk menatapnya dengan jari telunjuknya. Tatapan mesum tadi telah musnah berganti tatapan sayang. Roshni menyadari itu.

Melihat tatapan sayang dari mata Faisal, hati Roshni luluh, rasanya berbunga-bunga dan ada rasa bersalah karna sudah membencinya beberapa jam ini.

"Maaf."

Bruk!

"Roshni yang harusnya minta maaf sama kak Faisal, hiks." Roshni tak kuasa menahan kesedihannya. Dia memeluk Faisal dan menangis.

Faisal tersenyum dan mengangkat Tubuh Roshni untuk duduk di pangkuannya, kemudian membalas pelukan.

Faisal membiarkan Roshni menangis dalam pelukannya. Dia tidak mau bertanya tentang hal yang membuatnya nangis. Menjadi penopang saat yang tercinta sedih adalah hal yang membahagiakan.

Faisal hanya mengusap punggung Roshni, rambut basah Roshni dan mempererat pelukannya.

"Aku sayang kamu," bisiknya

Roshni hanya mengangguk, kemudian menyeka air matanya.

"Kakak mandi dulu gih, nanti sakit." Roshni melepas pelukan dan bertatapan dengan yang tercintanya.

Faisal tersenyum. Cintanya sangat perhatian.
"Jangan pergi." Faisal mengenggam kedua tangan Roshni.

Roshni menghela napas beratnya. Mencoba menyakinkan diri untuk memperjuangkan cinta pertamanya.
"Iya. Ya udah, mandi sana."

Faisal melepas tangan Roshni dan mengecup bibir Roshni sekilas kemudian berjalan menuju kamar mandi tanpa menoleh. Mengabaikan keadaan Roshni yang shock, mematung.

...

Setengah jam kemudian, Faisal keluar dengan keadaan segar. Memakai boxer hitam dan kaos dalam warna senada. Mengosok rambut basahnya dengan handuk kecil. Matanya mendapati Roshni yang tertidur miring, meringkuk, terlihat sangat imut dan damai.

Faisal menghampirinya dan duduk di sisinya. Merasa nggak pernah bosan untuk menatap wajah ayu itu.

Perlahan mata Roshni terbuka.
"Kakak-" pekiknya cukup kaget.

Faisal tersenyum dan menahan tubuh Roshni yang sontak akan duduk.
"Tidur lagi."

"Udah nggak ngantuk."

Kemanjaan suara Roshni membuat Faisal gemas. Ingin rasanya melahap habis adiknya ini.

"Boleh nanyak?"

Roshni mengeleng. Dia tahu pertanyaan apa yang akan di ajukan Faisal dan dia, nggak punya jawaban.

"Kenapa?"

"Aku ngantuk."

Roshni langsung kembali meringkuk memejamkan matanya.

Faisal bukannya marah, malah tersenyum karna tingkah Roshni yang imut dan mengemaskan.

Roshni merasakan kasurnya mulai bergoyang, pertanda ada sesuatu yang menaikinya. Jantungnya berdebar semakin cepat. Nggak lama, sebuah tangan menumpang di pinggangnya dan deru napas hangat di tengkuknya. Merinding, yap! Itu yang Author rasakan. Wkwkwkw. Roshni maksudnya.

"Kak-"

"Kakak kedinginan."

"Kakak modus?" Mengigit bibir bawahnya guna menahan debaran jantungnya.

Hanya akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang