***
"Jangan genit," ucap Faisal mengingatkan setelah Roshni mencium tangannya tepat di depan gerbang sekolah.
"Kakak tuh yang jangan genit." timpal Roshni dengan manyun.
Faisal tersenyum dan mengusap puncak kepala Roshni. "Iya. Ya udah, sana masuk. Sukses buat kuisnya." Roshni mengangguk dan masuk ke lapangan sekolah. Merasa Roshni telah aman, Faisal pergi menuju kampus.
"Gimana, udah bikin?" Pertanyaan pertama Bian saat Faisal bergabung di markas loteng kampus.
Faisal cuek. Duduk menatap keluar jendela. Memikirkan kejadian semalam yang menurutnya sangat indah, membuatnya memunculkan senyuman manis.
"Roman-romannya, semalam beneran nih ting tung?" Goda Dimas sembari terus memasukan cemilan ke dalam mulutnya.
"Fai, beneran?" Kepo Tara yang menarik kursi untuk duduk di sisi Faisal.
"Pada kepo!" Faisal berdiri. "Gue kebawa suasana." Mukanya memerah.
"Alhamdulilah! Yes, yes! Semoga jadi!" Teriak Bian histeris.
"Segitu pengennya ya, elo nikah ama anaknya Faisal? Kalau anaknya cowok?" Bian langsung kicep saat Dimas ngomong. Masalahnya, ada benernya, kalau anaknya cowok, apa Bian juga harus nikah ama anak Faisal?
Tawa garing dari tiga orang membuat Bian kesal. Dia menatap jendela dan melipat tangan. "Kalau anaknya cowok, gue masukin lagi. Boleh keluar asal cewek."
"Gila lu, Bi!" Tawa makin kencang.
....
"Syukurlah!" Roshni menghela napas lega. Kuisnya sukses. Dia menjawab dengan mudah. Beda dengan Tia yang mengerucutkan bibirnya. Kuis membuatnya semakin tua.
"Kantin, yuk?" Ajaknya tapi langsung narik tangan Roshni yang ngga bisa ditolak.
"Mbak, bakso dua, jus alpukatnya dua, ya." Pesan Tia setelahnya mereka mencari tempat paling pojok.
"Pusing kepalaku."Roshni tersenyum. "Di rumah ngga belajar?" Tia mengeleng.
"Belajar hanya bikin tambah pusing." Kalimat yang membuat Roshni makin tersenyum. "Elo sama kakak elo, gimana?" Seketika itu juga, pipi Roshni memerah. Otaknya melayang memikirkan kejadian semalam.
"Malah blusing,""Aku sama dia, baik. Masalah kelar."
"Syukur deh! Lagian, udah jodoh mah pasti bakalan bersatu."
"Amin."
Pesanan mereka datang dan mereka makan dengan khusyuk, hingga ....
Brak!
Roshni dan Tia mendongak. Mendapati Selly dengan aura kemarahan yang kuat.
Roshni tahu itu Selly dan tetap diam, melanjutakan makan. Mencoba ngga mengenal dan mengabaikan.
"Perempuan sialan!" Umpatan Selly diiringin jus alpukat yang menyiram tepat di atas kepala Roshni.
Mulut Tia membulat, begitu juga matanya, sedangkan Roshni, memejamkan mata menahan emosi. Dan mereka, pun jadi tontonan gratis warga kantin.
"Elo, ngancurin semua!" Selly menarik paksa rambut terurai Roshni, membuat gadis cantik itu berdiri sembari meringis dengan mata yang sudah terbuka.
"Lepas! Sakit," rintihnya mencoba melepas tangan Selly.
"Lepas? Ngga akan. Mimpi! Elo siapanya Faisal?" Selly menjambak semakin kuat.
"Siapa sih kamu? Datang langsung ngelabrak. Lepasin Roshni, atau aku lapor guru," ancam Tia yang hanya disenyumin miring oleh Selly.
"Lapor. Sekolah ini banyak dapat santunan dari keluarga gue. Lapor sono!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya aku
Teen FictionPengabungan dua keluarga yang di paksa ternyata membuat hati batu, keras kepala dan sifat memberontak juga tak mau di bantah dari diri seorang Faisal Adyaksa hancur lebur karna kepolosan adik tirinya yang membuatnya nyaman. Anggunia Roshni, gadis de...