PROLOG

1.8K 100 3
                                    

Pagi yang cerah di mansion keluarga William. Krystal telah bangun lebih dulu untuk memasakkan sarapan pagi untuknya, Kris sang suami yang hendak berangkat kerja, dan juga si bungsu Matthew yang akan pergi ke kampus untuk melengkapi persyaratan sidang skripsinya. Sejak Sophia menikah, si sulung dari keluarga William itu memilih ikut bersama sang suami pindah ke New York. Sedangkan Seanan, anak laki-laki pertama keluarga William memilih untuk mengasingkan diri di Manhattan usai menyesali perceraiannya dengan sang istri. Dan di Kanada lah Kris dan Krystal menghabiskan sisa hidup mereka bersama si bungsu Matthew.

" Good morning, Ma. " sapa Matt yang telah tiba di ruang makan dengan pakaian rapih. Laki-laki berusia 26 tahun itu memberikan kecupan di pipi Mama tersayangnya.

" Pagi, sayang. Kau sudah rapih sekali. " puji Krystal pada sang putra. Mengingat waktu masih sangat pagi baginya untuk melihat Matt serapih saat ini.

" Aku akan bertemu dosenku jam 8 nanti, Ma. Jadi aku harus datang lebih pagi. " ujar Matt yang telah mendudukan diri di kursinya.

" Bagus kalau begitu. Kau yang membutuhkan dosenmu, jadi kau tak boleh membiarkan dosen yang menunggumu. " nasehat Krystal.

" Tentu, Ma. Dimana daddy ? " tanya Matt.

" Daddy disini. " jawab Kris yang baru saja memasuki ruang makan. Ia memberikan kecupan di kening istrinya lalu mengacak rambut Matt sebagai kebiasaannya.

" Kemana pakaian kerjamu sayang ? " tanya Krystal ketika melihat Kris duduk di kursinya dengan menggunakan pakaian santai.

" Hari ini aku akan meliburkan diri dan menghabiskan waktu di rumah bersamamu, baby. " jawab Kris lalu mengedipkan sebelah matanya pada Krystal.

" Aduh, pagi ku ternodai. " cela Matt yang berlagak ingin muntah setelah mendengar gombalan sang ayah.

" Apa kau ? Kalau iri, lekas menikah. Usiamu sudah cukup untuk membina rumah tangga. " cibir Kris tak terima.

" Usia memang cukup. Tapi mental dan finansialku belum cukup. Aku tak mau memberikan istri dan anakku makanan yang aku dapatkan dari uang pemberian daddy. " ungkap Matt. Krystal hanya diam. Memperhatikan perbincangan unik suami dan putra bungsunya di pagi hari.

" Kalau begitu, setelah wisuda nanti, kau pergilah ke New York. Asher akan memimpin perusahaan keluarganya disana. Sedangkan kau yang menggantikan posisi Asher di Will Corp. " ujar Kris, wajahnya tampak serius.

" Aku rasa daddy benar-benar ingin hidup bersama mama tanpa gangguan dariku dan kakak-kakak. Kau mengasingkan kami dengan alasan pekerjaan dad. " keluh Matt. Krystal menahan tawanya mendengar keluhan Matt. Karena ia sendiri membenarkan hal itu.

" Memang itu alasanku. Jadi kau tinggal menurut saja ya. " ujar Kris.

" Sudah-sudah. Ayo kita mulai sarapan supaya Matt tidak terlambat ke kampus. Mari berdoa. " ajak Krystal. Ia merentangkan tangannya, disambut oleh tangan Matt dan Kris. Ketiganya saling bergandengan tangan dan memejamkan mata.

" Tuhan, terima kasih karena pagi ini kami dapat berkumpul kembali. Jika sebentar kami akan menikmati makanan kami, kiranya Engkau berkati makanan kami. Sucikan dan kuduskan agar menjadi kekuatan bagi kami untuk melakukan aktivitas kami selanjutnya. Terima kasih Tuhan. Amin "

*-*-*-*-*

Matt tiba di kampusnya kurang setengah jam dari waktu yang ia janjikan bersama sang dosen. Sembari menunggu, Matt memilih untuk duduk di koridor dan meneliti hasil skripsinya.

" Kau tau Kim Yerim ? "

Pertanyaan yang dilontarkan seorang mahasiswi kepada sesama mahasiswi lainnya menarik perhatian Matt.

" Tau. Si gadis bertubuh mungil dari negeri boyband girlband itu kan. " jawab mahasiswi yang satunya lagi. Matt mengulum senyumnya mendengar bagaimana cara mahasiswi itu mendiskripsikan seorang Kim Yerim.

" Benar! Kau tau, dia di Drop Out! "

Kali ini dahi Matt mengkerut dalam dan alisnya menukik tajam.

" Hah ? Bagaimana bisa ? "

Matt sama penasarannya dengan mahasiswi yang melontarkan pertanyaan tadi.

" Kau tau kan, jika selama ini Yerim pacaran dengan Jason ? Yang aku dengar, Yerim hamil anak Jason. Tapi Jason tak mau bertanggung jawab dan malah menikah dengan Sandra. Pihak kampus tau Yerim hamil dan langsung menDOnya tanpa ada keringanan sedikitpun. Padahal seharusnya minggu depan Yerim sidang skripsi. "

Tangan Matt terkepal mendengar penuturan mahasiswi itu. Hatinya mendadak bergemuruh dan jantungnya berdegup dengan kencang. Ingin rasanya Matt tak mempercayai perkataan mahasiswi biang gosip itu. Tapi mengingat Jason dan Sandra yang menikah beberapa hari lalu sepertinya membuat Matt merasa sedikit percaya. Ia hendak bangkit untuk menanyakan kebenaran itu pada yang bersangkutan.

" Wah, Matt. Kau sudah datang ? Kalau begitu ayo sama-sama keruangan saya. " dan Matt gagal menanyakan kebenarannya pada yang bersangkutan untuk saat ini.

.
.
.
.
.

Hello good people!! Long time no see ya :)) Malam ini aku kembali bersama LIMITLESS dengan alur cerita yang baru nih. Lebih cepet dari yang aku bayangkan sih. Mumpung lagi ada pencerahan langsung aku tulis aja sekalian.

Kira-kira, setelah membaca sepenggal kisah tadi, menurut kalian lebih menarik yang mana nih ?
Limitless Lama.
Limitless Baru.

Semoga aja yang ini bisa memuaskan kerinduan kalian pada sosok Matthew William yah. Dan jangan lupa vote dan komennya aku tunggu ya. Thank you everyone. :))

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang