LIMITLESS 1

1.2K 103 6
                                    

Matt keluar dari ruang dosennya dengan perasaan lega. Lega karena skripsinya siap maju untuk sidang dan lega karena akhirnya Matt dapat segera mencari tau kebenaran dari gosip yang ia dengar tadi pagi.

Matt pergi ke bagian tata usaha untuk menyerahkan skripsi dan persyaratan sidang lainnya. Setibanya di ruang tata usaha, Matt lagi-lagi mendengar gosip yang sama.

" Semoga sidangmu sukses ya Matt. " ujar Mr. Liam, petugas tata usaha yang berjaga pagi ini.

" Thank you, Mr. Liam. Ah, bolehkah aku bertanya sesuatu ? " ijin Matt.

" Ya, silahkan. Apa yang ingin kau tanyakan ? "

" Apakah benar Kim Yerim di drop out ? " tanya Matt.

" Ya, itu benar. Aku sudah menyuruhnya ke kampus untuk mengosongkan loker. Tapi ia tak juga datang. " ungkap Mr. Liam.

" Bisa berikan aku alamat Kim Yerim tinggal ? Aku akan mengosongkan lokernya lalu mengantar barang-barangnya. " pinta Matt.

" Oh, tentu. Tunggu sebentar. "

*-*-*-*-*

Berbekal alamat dari Mr. Liam dan satu box barang, Matt kini berdiri di depan pintu apartment milik si gadis berbadan mungil dari negeri boyband dan girlband, Kim Yerim. Matt menekan tombol bel lalu bel berdering. Tak lama pintu dibuka dan muncullah sosok yang Matt nantikan kehadirannya.

Yerim terkejut di tempatnya, mendapati sosok Matthew William berdiri di depan pintu apartmentnya. Keduanya berdiri berhadapan dalam keadaan canggung.

" K-kau salah alamat ? " tanya Yerim memecah kecanggungan.

" Eum, tidak. Ini benar apartment Kim Yerim kan ? " Matt balik bertanya.

" Y-ya, kau benar. " jawab Yerim. Gadis itu menggaruk belakang telinganya yang Matt yakini sama sekali tidak gatal.

" Aku boleh masuk ? " ijin Matt. Mendengar hal itu, Yerim segera memiringkan tubuhnya untuk memberi jalan kepada Matt masuk ke apartmentnya.

Dari nama dan tempat apartment Yerim tinggal, Matt sudah yakin jika gadis itu bukan orang biasa. Dan setelah masuk ke dalam apartment Yerim, Matt semakin yakin bahwa Yerim bukan orang biasa.

" Apa yang membuatmu kemari ? " tanya Yerim. Ia mempersilahkan Matt duduk melalui gesture tubuhnya.

" Aku membawa barang-barangmu dari loker. " jawab Matt sambil menunjuk box yang ia letakkan di lantai.

" Ah, aku baru akan mengambilnya nanti sore. Kalau kau membawa barang-barang itu, berarti kau sudah tau. " ujar Yerim diiringi senyum di wajahnya. Cerah. Tak sendu sama sekali.

" Apakah gosip itu benar ? " tanya Matt tak sabaran.

" Yang kau dengar itu fakta. Bukan gosip. " jawab Yerim. Tangan perempuan itu mengelus perutnya yang tersembunyi di balik dress besarnya. Matt tertegun melihat perut Yerim yang sudah membesar itu.

" 4 bulan usianya. " terang Yerim setelah melihat keterkejutan Matt.

" J-jason ? " tanya Matt penuh kehati-hatian.

Yerim hanya memberikan jawaban dengan mengangguk. Hal itu membuat tangan Matt kembali terkepal.

" Apa ada lagi yang ingin kau ketahui ? " tanya Yerim, membuat Matt menatapnya tak berkedip.

" Jika tak ada, kau bisa pergi sekarang. " Matt tersenyum tipis. Usiran halus, pikir Matt.

Matt pun bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Yerim tak mengikutinya. Perempuan itu hanya memandang Matt sejenak lalu menundukkan kepalanya.

" Kim Yerim. " panggil Matt. Yerim mengangkat kepalanya dan memandang Matt.

" Aku pastikan ini bukan terakhir kalinya aku menemuimu. "

*-*-*-*-*

Matt kembali ke mansion keluarga William dengan perasaan campur aduk. Ia harus mengabarkan kabar bahagia mengenai skripsinya dikala hatinya merasa marah dan bimbang.

" Kau sudah pulang sayang ? " tanya Krystal. Matt mengangguk lalu memeluk ibunya yang sedang duduk di sofa.

" Bagaimana skripsinya ? " Krystal kembali bertanya.

" Siap diajukan untuk sidang, Ma. Doakan sidangku lancar. " jawab Matt.

" Tentu saja. Oh iya, mama dengar ada mahasiswa di kampusmu yang di drop out karena hamil. Benarkah itu ? " Matt memijat pelipisnya pelan. Cukup terkejut mendapati mamanya tau berita tentang Yerim.

" Ya, itu benar, Ma. Padahal seharusnya minggu depan Yerim sidang. Sama denganku. " ujar Matt. Ia menatap ibunya. Menelisik bagaimana reaksinya.

" Wah. Kasihan sekali. Seharusnya kampus memberikan keringanan sedikit. Hamil bukanlah hal yang memalukan. Justru jika Yerim menggugurkan kandungannya barulah ia pantas di keluarkan. " tutur Krystal.

" Aku juga berpikir seperti itu, Ma. " ucap Matt.

" Apakah Yerim teman dekatmu ? " tanya Krystal. Ia cukup penasaran dengan hal itu. Mengingat Matt tampak sangat gusar ketika mereka membicarakan Yerim.

" Tidak. Aku tidak dekat dengannya. Aku - - hanya sering melihatnya. " jawab Matt.

Krystal tersenyum samar tanpa diketahui oleh Matt.

" Ma. " panggil Matt.

" Ya ? " sahut Krystal.

" Bolehkah aku mendekati Yerim ? "

.
.
.
.
.

Jeng jeng!!
Kira-kira boleh engga ya Matt deketin Yerim ?

Mumpung boss belom dateng, aku update satu part dulu ya. Maaf kalo pendek wkwkwk.

Jangan lupa vote dan komennya kawan. Thank you :))

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang