LIMITLESS - 13

838 78 5
                                    

Happy Reading :)

.

.

.

Sophia kembali ke dalam ruang perawatan Matt ketika adik bungsunya sudah sadarkan diri. Krystal terduduk di sisi Matt sambil menggenggam tangan Matt yang tidak terpasang infus. Di belakang Krystal, Kris berdiri sambil mengelus punggung istrinya. Putri sulung keluarga William itu berjalan mendekat dan langsung memeluk Matt yang masih rebahan diatas ranjang.

" Aku merindukanmu. Kenapa kita harus bertemu ketika keadaanmu seperti ini ? " tutur Sophia. Ia mengelus wajah Matt berkali-kali. Dalam hatinya menjerit miris, Matt sama sekali tak merespon pertanyaannya. Senyum pun tidak. Matt hanya terdiam sambil memandang kearah jendela yang terbuka.

" Kau tak mau bicara denganku, heum ? " tanya Sophia lagi. Matt lagi-lagi tak merespon pertanyaan Sophia. Sophia pun melepas pelukkannya pada Matt. Ia membekap mulutnya menahan isak tangis. " Aku merindukan Matt yang dulu. " ucap Sophia lalu mendudukkan dirinya di sofa pojok ruangan. Beberapa kali menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

*-*-*-*-*

Keluarga Kim tengah menikmati sarapan mereka ketika mendengar ringisan tertahan dari Yerim. Woo Bin yang berada disamping Yerim pun langsung mengecek keadaan sang adik.

" Ada apa ? Apa perutmu sakit ? " tanya Woo Bin. Yerim mengangguk, " Iya, perutku sakit. Sepertinya aku akan melahirkan. " jawab Yerim. Naeun pun bergegas mengambil tas yang sudah ia siapkan untuk persiapan lahiran Yerim. Gong Yoo juga langsung memerintahkan supir menyiapkan mobil untuk membawa Yerim ke rumah sakit. Sedangkan Woo Bin dengan sigapnya menggendong Yerim ke dalam mobil.

Keluarga Kim tiba di Seoul Hospital 15 menit kemudian. Yerim tetap berada dalam gendongan Woo Bin selama perjalanan menuju ruang bersalin. Setelah dokter mengizinkan Yerim masuk ke ruangan bersalin, Woo Bin pun membawa adiknya ke dalam.

" Kau boleh keluar tuan. " ujar seorang perawat. " Tidak bisa kah aku ikut bersama adikku di dalam ? " tanya Woo Bin. Sang perawat hanya menggeleng, " Yang boleh masuk hanya ayah dari sang bayi. " jawabnya. Dan hal itu langsung memupuskan harapan Woo Bin untuk bisa menemani sang adik melahirkan.

" Sudah, duduklah. Ibu yakin, Yerim akan baik-baik saja. " ujar Naeun yang kemudian di angguki oleh Woo Bin. " Ini sudah dua minggu sejak ia kembali ke rumah. Apakah Yerim sama sekali tidak memberitahu siapa ayah dari sang bayi ? " tanya Kris setelah mendudukkan dirinya di sisi Naeun.

" Tidak. Dia sama sekali tidak memberitahu siapa ayah dari sang bayi. Aku sempat mengancamnya akan mencari tahu sendiri. Tapi Yerim melarangku. Ia bilang, ia akan memberitahu kepada kita semua jika waktunya sudah tiba. " tutur Woo Bin. Naeun pun mengangguk. " Ada baiknya kita memang menunggu sampai Yerim sendiri yang mengungkapkan hal itu. " ucap Naeun.

" Rasanya aku sangat ingin mencari tahu siapa yang berani menghamili putriku. Seberapa berartinya orang itu untuk Yerim, hingga Yerim benar-benar menyembunyikan identitas orang ini. " ujar Gong Yoo. Ia mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas dengan kasar. " Tentunya orang itu sangat berarti untuk Yerim. " sambung Woo Bin. " Seberapa pentingnya orang itu untuk Yerim, biarkan itu menjadi urusan mereka. " ucap Naeun yang langsung membungkam omongan suami dan putranya.

*-*-*-*-*

Yerim meneteskan air matanya ketika menatap putra kecilnya yang kini berada di gendongannya. Menggunakan sebelah tangannya, Yerim mengelus lembut pipi sang putra. Ia tersenyum. Sedikit bersyukur ketika putranya mewarisi sebagian besar wajahnya. Walaupun sekilas, Yerim masih bisa melihat rupa sang ayah si bayi.

" Wow! Ia terlihat sangat kecil dan menggemaskan. Kau beri nama siapa dia ? " tanya Woo Bin sembari mengamati wajah sang ponakan yang kini masih tertidur di pelukan ibunya. " Aku memberikannya nama Gabriel. Yang berarti Tuhan adalah kekuatanku. " jawab Yerim setelahnya mengecup bibir bayi mungil yang ia beri nama Gabriel.

" Gabriel Kim ? " tanya Gong Yoo. " Tidak. Hanya Gabriel saja. " jawab Yerim. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada sang putra. Dalam hati, ia menyebut nama panjang sang putra. Lalu tersenyum.

" Mama menyayangimu, Gabriel. "

*-*-*-*-*

Sean memasuki ruang perawatan Matt beberapa menit setelah Sophia masuk. Namun langkahnya terhenti di depan pintu ketika tanpa sengaja ia menginjak amplop berwarna coklat yang entah dari mana asalnya bisa berada disana. Karena di dorong oleh rasa penasaran yang besar, Sean pun membungkuk dan mengambil amplop itu. Di buka nya amplop itu dan ia tercengang setelah melihat isinya. Setelah meredakan keterkejutannya, Sean melanjutkan langkahnya memasuki ruang perawatan Matt.

" Matt, bicaralah. Jangan diam seperti ini. " pinta Krystal. Wanita yang tak lagi muda itu terus menangisi sang putra yang tak kunjung memberikan respon atas pertanyaan yang terus diberikan padanya.

" Matt, bicaralah! Sampai kapan kau mau seperti ini ?! Jika kau mencintainya, kejar, cari, dan bawa kembali ke pelukkanmu! Diammu tak akan membawa Yerim kembali padamu. " seru Sean. Dan BINGO! Matt mengalihkan perhatiannya pada Sean.

Setelah sukses mendapatkan perhatian adiknya, Sean mengeluarkan isi amplop coklat yang ia temukan. Hal itu sukses membuat seisi ruang perawatan Matt memandang tak percaya pada apa yang mereka lihat. Sebuah foto yang menunjukkan Matt dan seorang perempuan tertidur diatas ranjang berbalutkan sebuah selimut. Dan yang membuat mereka terkejut, perempuan yang berada di sisi Matt adalah Kim Yerim.

" Yerim pergi membawa anakmu di perutnya bukan ?! Kalau begitu bangun! Cari dan temukan mereka! Aku tau kau adikku yang bertanggung jawab, Matt! " ucap Sean lalu melemparkan foto itu hingga terjatuh tepat di dada Matt.

Dengan tangan yang bergetar, Matt mengambil foto itu dan kembali memandangnya. Air matanya pun jatuh. " Aku ingat! Aku ingat sekarang! Pria yang menghamili Yerim adalah aku. Anak yang Yerim kandung adalah anakku. " Matt mengalihkan perhatiannya pada Krystal yang menangis di sisinya. " Aku ingat, Ma! Aku- aku harus mencari mereka! Aku harus membawa mereka kembali. " seru Matt. Krystal hanya bisa mengangguk sambil terus menangis.

" Cari dia. " dua kata yang keluar dari mulut Krystal sukses menjadi penguat untuk Matt bangkit. Ia melepas infus yang tertancap pada tangannya. Ia bangun dan mengambil apapun yang ia perlukan untuk mencari keberadaan Yerim dan anak mereka. Ketika Matt hendak membuka pintu kamarnya, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Sosok Wendy berdiri disana dengan wajah sembab.

" Wendy. " lirih Matt. " Matt, Yerim. " bisik Wendy. " Ada apa dengan Yerim ? Dia dimana ? " tanya Matt. Mendadak ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. " Tolong Matt! Tolong. " seru Wendy. " Ada apa ? Katakan padaku. " pinta Matt.

" Yerim dia di Seoul. Dia sudah melahirkan. " ungkap Wendy. " Benarkah ? " Wendy pun mengangguk. Lalu ia mengangkat kepalanya dan menatap Matt tepat dimata laki-laki itu. " Tapi Yerim, dia - - - koma. "

.

.

.

.

.

Ngegantung ya ? Hihihi.

Selamat menanti kelanjutannya ya ;)

Jangan lupa vote dan komennya all.

Thank you ^^

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang