Happy Reading :)
..
.Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti Minggu. Dan minggu berganti bulan. Terhitung sudah 3 bulan Yerim pergi meninggalkan Matt. Tanpa salam, tanpa pesan. Walau menghilang begitu saja, Matt tidak akan pernah melupakan wanita itu. Ia tak membiarkan perasaannya pada Yerim padam. Bahkan semakin hari ia semakin mencintai Yerim. Akan ia buktikan kepada daddynya bahwa Yerim tak bisa lepas begitu saja dari hidupnya.
" Kau mau kemana Matt ? " tanya Kris setelah melihat putranya berjalan tergesa menuju pintu keluar. Matt telah berpenampilan rapih disaat jam masih menunjukkan pukul 6 pagi.
" Bekerja, tentu saja. " jawab Matt, hendak kembali melanjutkan langkahnya.
" Ini masih terlalu pagi untuk bekerja, Matt. " seru Kris. Matt kembali menghentikan langkahnya dan berbalik menatap daddynya.
" Loh, bukankah ini yang daddy inginkan ? Aku memegang perusahaan daddy kan ? Dan sekarang aku telah melakukannya. Jadi tolong jangan mengajukan protes lagi. Sudah ada banyak hal yang aku ikhlaskan untuk memenuhi keinginan daddy. " tutur Matt sinis. Lalu tanpa memperdulikan Kris, Matt melanjutkan langkahnya dan menghilang dibalik pintu masuk mansion.
Kris terdiam setelahnya. Ini bukan pertama kalinya Kris menegur Matt yang gila kerja. Semenjak kepergian Yerim, Matt mulai berubah dingin. Hidupnya hanya untuk kerja, kerja, dan kerja. Berangkat pagi-pagi buta dan pulang larut malam. Matt sudah tidak lagi menyediakan waktunya untuk keluarga.
" Kau yang membuatnya seperti itu Kris. " Kris menoleh kearah dapur. Menemukan Krystal yang bediri di ambang pintu.
" Kau sejak tadi disana ? " tanya Kris dan Krystal mengangguk.
" Apa kau bahagia, Matt mengabulkan apa yang kau minta ? " tanya Krystal, tatapannya fokus menatap sang suami.
" Aku tidak ingin Matt seperti ini. Tapi aku juga tidak ingin Matt bersama dengan Yerim. Matt layak untuk mendapatkan perempuan yang lebih baik dari Yerim " tutur Kris. Ia masih tidak terima jika putranya harus bersama dengan Yerim.
" Kau pasti akan menyesali apa yang kau katakan saat ini, Kris. Percaya atau tidak, kau sedang menjadikan putramu laki-laki yang tidak bertanggung jawab. " ujar Krystal lalu kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya.
*-*-*-*-*
Yerim berdiri menghadap ke cermin. Senyum terpancar dari wajahnya ketika melihat perutnya yang sudah semakin membesar. Kehamilannya memasuki usia 8 bulan. Yerim sudah tak sabar untuk melihat bayi yang ada di dalam perutnya lahir ke dunia. Mirip siapakah kelak ? Dirinya kah ? Atau ayah dari sang bayi ?
Mengingat akan ayah sang bayi, mendadak Yerim diserang rasa rindu yang menggebu. Padahal selama beberapa bulan kebelakang, Yerim selalu berhasil memendam rindu rapat-rapat kepada laki-laki itu. Namun kini tampaknya rindu itu enggan untuk ditahan kembali. Yerim teramat ingin menemuinya.
" Kenapa menangis ? " tanya Wendy yang tiba-tiba sudah berdiri di pintu kamar Yerim. Gadis mungil berperut besar itu tersenyum nanar.
" Aku merindukan dia. " jawab Yerim lalu menghapus air matanya.
" Bersabarlah. Akan ada waktunya kalian bertemu. " tutur Wendy. Perempuan cantik itu melangkah perlahan kearah Yerim dan memeluk Yerim dari belakang.
" Jangan menangis lagi. Kau tau ? Kau adalah wanita hamil tercantik yang pernah aku temui di dunia ini. Jadi berhentilah menangis. Nanti anakmu ikutan menangis di dalam sana. " ujar Wendy sambil mengelus perut buncit Yerim.
" Terima kasih, Wendy. Kau adalah sahabat terbaikku. "
*-*-*-*-*
Matt berdiri menatap pemandangan luar jendela kantornya. Matanya menerawang apa yang bisa ia lihat dari jendela kantornya. Hatinya bertanya-tanya. Ada dimana Yerim sekarang ? Apakah perempuan itu baik-baik saja ? Matt yakin perut Yerim semakin membesar sekarang. Mengingat tentang wanita hamil itu membuat Matt merasakan kerinduan dan luka yang amat dalam. Ia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa Yerim akan meninggalkannya begitu saja setelah semua yang mereka lakukan bersama.
TOK TOK TOK
" Masuk! " titah Matt.
Renjun, sekretaris Matt masuk ke ruangan Matt setelah membuka pintu. Laki-laki yang berasal dari China itu masuk dengan sebuah box berukuran kecil di tangannya.
" Ada paket untuk tuan. " ujar Renjun
" Dari siapa ? " tanya Matt, ia menghampiri Renjun dan mengambil kotak itu dari tangan sekretarisnya.
" Tidak tau, tuan. Pengirimnya tidak menyertakan nama dan alamat. " jawab Renjun.
" Sudah di periksa security ? " tanya Matt lagi. Ia sedikit tak yakin pada paket yang ada di tangannya.
" Sudah, tuan. Hasilnya aman. " jawab Renjun.
" Baiklah. Kau boleh pergi. " ujar Matt dan Renjun pun keluar dari ruangan Matt.
Matt mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya. Dengan penuh kehati-hatian, Matt membuka paket berukuran sedang yang telah ia letakkan diatas mejanya. Dahi Matt berkerut ketika melihat selembar foto dirinya tergeletak di dalam kotak berukuran sedang itu. Matt pun mengambilnya dan kembali terkejut.
Sebuah foto yang memperlihatkan dirinya berada di night club bersama teman-temannya. Dalam foto itu, Matt terlihat sedang memegang segelas minuman yang Matt ingat itu adalah minuman beralkohol. Matt membalik foto itu dan menemukan sebuah tanggal disana.
" Bukankah ini tanggal dimana Jefrey membuat birthday party di night club ? Siapa yang mengirimnya kemari ? " monolog Matt. Laki-laki itu pun kembali memasukkan foto yang ada di tangannya ke dalam kotak. Setelahnya ia menyimpan kotak itu ke bawah mejanya.
*-*-*-*-*
" Aku mendapat kiriman sebuah foto. " ujar Kris pada Krystal yang tengah bersantai di taman mansion mereka.
" Benarkah ? Foto apa ? " tanya Krystal penasaran.
" Sebuah foto Matt sedang berada di night club bersama teman-temannya. " jawab Kris sambil menunjukkan foto yang ia terima kepada Krystal.
" Tampaknya Matt mabuk di foto itu. " terka Krystal
" Ya. Tanggalnya pun baru beberapa bulan yang lalu. " sambung Kris.
" Jangan kau marahi dia. Matt sudah dewasa sekarang. " nasehat Krystal.
" Aku tidak akan memarahinya. Aku hanya akan bertanya padanya. " tutur Kris.
Krystal pun hanya mengangguk dan membiarkan Kris kembali menyimpan foto itu.
.
.
.
.
.
Happy Monday Everyone!!!
Mumpung lagi sedikit free, aku update nih.
Dikit dulu yak. Nanti kalo banyak malah cepet abis ceritanya. Hehehe.
Jangan lupa vote dan komennya ya.
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [Sequel STAY.3]
Random[Sequel STAY.3] Tentang Matt yang baru pertama kali merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta kepada seorang Kim Yerim. Sekarang telah dimulai. Aku yang tidak memiliki batas. Lihatlah dunia yang akan terungkap. Kita akan menjadi satu. Aku butuh p...