Happy Sunday :)
.
.
.Yerim benar-benar merutuki hari pertamanya kembali berkuliah. Bukan karena mata kuliah yang dirasa sulit. Namun karena kehadiran sosok Jeka yang membuat Yerim benar-benar jengah. Laki-laki itu mengikutinya kemanapun. Berusaha untuk mengajaknya bicara walaupun yang kadang laki-laki itu katakan bukanlah hal yang masuk diakal.
" Jeka. " panggil Yerim ketika Jeka tak berhenti bicara sejak sepuluh menit yang lalu keduanya duduk dikantin.
" Wah!! Apa barusan kau memanggil namaku ? Ah, rasanya seperti mimpi mendengar suaramu menyebut namaku. " seru Jeka penuh antusias. Senyumnya bahkan amat sangat berseri. Hampir mengalahkan sinar matahari hari ini.
" Bisakah kau berhenti bicara dan menggangguku ?! Kau tau ? Kau sangat merusak hariku. " ujar Yerim dengan ketus. Seketika senyum diwajah Jeka luntur. Ia menatap Yerim dengan datar.
" Tinggal di negara orang bertahun-tahun ternyata membuatmu melupakan sopan santun ya Kim Yerim. " tutur Jeka. Ia memandang Yerim dengan datar yang dibalas tak kalah datar oleh Yerim.
" Lupa atau pun tidak, seharusnya bukan masalah untukmu. Kau adalah orang asing bagiku. Dan seterusnya akan seperti itu! " ujar Yerim lalu bersiap untuk meninggalkan Jeka sendirian di kantin. Sebelum suara laki-laki itu kembali menghentikan langkahnya.
" Sudah aku beritahu padamu. Kita akan sering bertemu karena kau adalah soulmate ku. Jadi bersiaplah, mulai hari ini aku tidak akan lagi menjadi orang asing bagimu. " seru Jeka.
" In your dream! " bentak Yerim lalu benar-benar meninggalkan Jeka di kantin.
Dengan langkah tergesa, Yerim berjalan kearah parkiran dimana Woo Bin sudah menunggunya. Mengabaikan senyum yang Woo Bin berikan, Yerim bergegas masuk ke dalam mobil kakaknya itu. Melihat tingkah sang adik yang menurutnya aneh, Woo Bin pun mengikuti Yerim masuk ke dalam mobil.
" Ada apa denganmu ? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu ? " tanya Woo Bin heran.
" Kau lihat laki-laki yang bersandar di tembok itu ? " tanya Yerim sambil mengedikkan dagunya kearah Jeka yang bersandar di tembok sambil menatap kearah mobil Woo Bin.
" Eum. Ada apa ? " Woo Bin kembali bertanya.
" Dia bilang aku dan dia akan sering bertemu karena aku adalah soulmatenya! Dan seharian ini ia tidak berhenti menggangguku. Mengikutiku kemanapun dan berbicara hal yang tidak masuk akal sepanjang waktu. Aku rasa lama-lama aku bisa gila jika harus bertemu dengannya setiap hari. " ungkap Yerim. Mendengar hal itu, Woo Bin menjadi was was. Ia sudah pernah kecolongan hingga Yerim hamil di luar nikah. Kali ini, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Woo Bin pun mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.
" Eum, ini aku. Kau lihat laki-laki yang bersandar di tembok sambil menatap kearah mobilku ? "
" . . . "
" Tolong selidiki dia! Asal usulnya, orang tuanya! Cari tahu juga dimana dia tinggal dan semua asset yang dimilikinya! Laporkan padaku malam ini juga! " titah Woo Bin lalu menyimpan kembali handphonenya.
" Kakak menelpon siapa ? " tanya Yerim penasaran.
" Seseorang! Kau tak perlu ikut campur. Yang pasti, aku dan Matt akan menjagamu dari hal-hal yang tidak diinginkan. " jawab Woo Bin sambil mengelus puncak kepala sang adik.
" Ah, aku jadi rindu Matt setelah kakak menyebut namanya tadi. " aku Yerim dengan wajah yang sendu. Woo Bin pun menjadi tidak tega.
" Mau aku beritahu sesuatu ? " tanya Woo Bin. Yerim pun mengernyitkan dahinya lalu mengangguk.
" Semakin cepat kau selesai kuliah, semakin cepat juga kau dan Matt bisa kembali bersama. Jadi, fokuslah kuliah! "
*-*-*-*-*
Matt mengernyit di tempatnya. Ia sedang bekerja ketika sebuah email dari Kim Woo Bin, kakak Yerim ada di kotak masuk emailnya. Dengan sedikit heran, Matt pun membuka email dari Woo Bin. Ia semakin mengernyit ketika mendapati profil dan biodata seorang bernama Jeon Jungkook dalam isi email itu. Tanpa menunggu lama, Matt bergegas menelpon Woo Bin untuk memastikan maksud dari email tersebut.
" Halo Kak. Apa maksud emailmu ? " tanya Matt setelah Woo Bin mengangkat telponnya.
" Kau tidak bisa memberi salam dulu heum ?! Itu profil dan biodata Jeon Jungkook. Ia adalah laki-laki yang membuntuti Yerim seharian ini di kampus. Dia juga mengatakan jika Yerim adalah soulmatenya. Heol!! Macam-macam anak itu. " jawaban Woo Bin sukses membuat Matt khawatir dan emosi disaat yang bersamaan.
" Apa yang harus aku lakukan kak ?! Rasanya aku sangat ingin menghabisi laki-laki itu saat ini juga! " ujar Matt yang setengah mati menahan emosinya.
" Be calm, Gabriel father!! Setelah ku baca profil keluarganya, perusahaan milik ayah bocah itu ada di bawah naungan perusahaanmu. Kau bisa memberikan kejutan kepada laki-laki itu melalui perusahaan ayahnya, mungkin. " usul Woo Bin. Setelahnya ia berjengit ketika mendengar tawa Matt.
" Wah!! Berani-beraninya dia mengganggu calon istriku ketika perusahaan ayahnya ada dibawah naungan perusahanku. Sekali saja ia menyentuh Kim Yerim, perusahaan ayahnya akan aku buat gulung tikar. Hingga ia tidak berani mengganggu wanita manapun. " ujar Matt. Woo Bin bisa menemukan kesungguhan ketika Matt berbicara.
" Selama Yerim ada di Seoul, aku akan membantumu menjamin keselamatannya, Matt. " tutur Woo Bin.
" Terima kasih banyak, Kak. " ucap Matt.
" Sama-sama. Aku mempercayakan Yerim ke dalam tanganmu. "
*-*-*-*-*
Waktu terus berlalu dan Jeka masih terus mengikuti Yerim kemanapun seperti pertama kali mereka bertemu. Segala bentuk penolakan, bentakan hingga hinaan yang terus Yerim lontarkan pada Jeka benar-benar tidak berpengaruh pada laki-laki itu. Yang ada, Jeka semakin yakin jika Yerim adalah soulmatenya.
" Katakan, apa yang kau inginkan dariku ?! Kenapa kau selalu mengikutiku kemanapun ? Aku sungguh merasa terganggu, Jeon Jungkook! " seru Yerim. Keduanya sedang berada di salah satu lorong kampus setelah menyelesaikan kelas mereka.
" Kim Yerim. Hanya Kim Yerimlah yang aku inginkan. Karena Kim Yerim adalah soulmateku. " ujar Jeka penuh percaya diri.
" Aku tidak mungkin menjadi soulmatemu! Aku sudah memiliki anak, Jeon Jungkook!! " bentak Yerim tanpa sadar. Setelahnya ia terengah dan menatap Jeka dengan tatapan menyalang.
" Lalu apa peduliku ? Kita bisa membesarkan anak itu bersamakan ? " Yerim menghela nafas dengan berat mendengar apa yang baru saja Jeka katakan. Ia semakin bertambah muak pada laki-laki dihadapannya.
" Laki-laki gila! " seru Yerim lalu setengah berlari meninggalkan Jeka. Berbeda dengan Jeka yang justru tersenyum mendengar hinaan Yerim untuknya.
" Tidak ada yang tidak mungkin bagiku, Kim Yerim. Kau adalah soulmateku dan selamanya akan begitu. "
*-*-*-*-*
Ih!! Kesel banget engga sih sama si Jeka ?!
Maksa banget Yerim harus jadi soulmate dia.
Udah tau Yerim punya si Matt.Kira-kira gimana ya action Matt buat Jeka ?
Ditunggu ya! Sambil vote dan komennya.
Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [Sequel STAY.3]
Random[Sequel STAY.3] Tentang Matt yang baru pertama kali merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta kepada seorang Kim Yerim. Sekarang telah dimulai. Aku yang tidak memiliki batas. Lihatlah dunia yang akan terungkap. Kita akan menjadi satu. Aku butuh p...