LIMITLESS 5

982 82 1
                                    

Usai memeriksakan kandungan Yerim, Matt membawa Yerim pergibke restauran milik Krystal. Tujuannya memang untuk makan. Tapi ada maksud lain tentunya yang membuat Matt membawa Yerim ke restauran ibunya.

Matt membawa Yerim masuk ke dalam restauran Krystal. Kedua tangan mereka bertautan. Matt dapat merasakan betapa dinginnya tangan Yerim yang saat ini berada di genggamannya.

" Jangan khawatir. Aku bersamamu. " ujar Matt yang kemudian diangguki oleh Yerim.

Matt mengangkat kepalanya dan menemukan Krystal tengah berdiri beberapa langkah di depannya. Perempuan yang mulai menua itu tersenyum padanya. Matt pun membalas senyum itu, walau terkesan ragu.

" Kau datang ? " tanya Krystal. Ia memeluk Matt lalu memberikan kecupan dipipi putra bungsunya itu.

" Ya, Ma. Kenalkan ini - - "

" Ini pasti Yerim kan ? Halo Yerim, aku Krystal, ibu Matt. " Krystal memotong perkataan Matt dan memperkenalkan dirinya lebih dulu pada Yerim. Krystal menarik tangan Yerim yang bertautan dengan Matt lalu memeluk perempuan berperut buncit itu.

" I-iya nyonya. S-saya Yerim. " ujar Yerim terbata. Ia gugup sekaligus terkejut dengan respon Krystal terhadapnya.

" Kalian dari mana heum ? " tanya Krystal setelah melepaskan pelukkannya dengan Yerim.

" Kami habis dari rumah sakit, ma. " jawab Matt. Ia menarik Yerim untuk duduk di meja terdekat.

" Kenapa ke rumah sakit ? " tanya Krystal lagi.

" Memeriksakan kandungan Yerim. " jawab Matt.

Krystal terkejut. Terlihat jelas diwajah perempuan itu. Namun setelahnya ia tersenyum.

" Bagaimana kandunganmu, sehat ? " tanya Krystal sambil membelai puncak kepala Yerim.

" Sehat nyonya. " jawab Yerim cepat. Ia terlalu terkejut dengan pertanyaan Krystal padanya.

" Baguslah. Kau harus makan makanan yang bergizi supaya kalian berdua sehat. Jangan lupa minum susu hamil ya. " ujar Krystal.

" Baik, nyonya. Terima kasih banyak. " ucap Yerim. Ia merasa hatinya menghangat akibat perhatian Krystal padanya.

" Kalian pesanlah makanan. Untuk Yerim biar mama yang pesankan. Khusus untuk ibu hamil. " ujar Krystal lalu beranjak masuk kedalam ruangan yang Matt ketahui sebagai jalan menuju dapur.

" Mamaku baikkan ? " tanya Matt. Dilihatnya Yerim mengangguk.

" Aku suka mamamu. " ujar Yerim.

" Bagaimana denganku ? Apa kau menyukaiku ? " tanya Matt. Dilihatnya Yerim tampak terkejut karena pertanyaannya. Ia merutuki diri sendiri karena bertanya hal sensitif terlalu cepat.

" Tak usah kau pikirkan. Aku hanya bercanda. " ujar Matt sambil mengelus punggung tangan Yerim. Dan Yerim hanya mengangguk sebagai respon.

*-*-*-*-*

Yerim terdiam sambil duduk menghadap jendela apartmentnya. Hati dan pikirannya bekerja beriringan. Memikirkan seseorang yang akhir-akhir ini menghantui kehidupannya.

Siapa lagi jika bukan Matthew William. Yerim ingin sekali merasa bahagia akan kehadiran Matt dihidupnya. Tapi ia tak bisa melakukan itu dengan mudah. Ada bayi di perutnya yang membuat segala sesuatu menjadi tak semudah yang terlihat.

Pikirannya menerawang pada kejadian yang membuat hadirnya sang bayi di perutnya. Malam yang tak akan pernah di sesali oleh Yerim. Sekalipun di malam itu, ia kehilangan mahkota yang selama ini ia jaga. Alasannya tak lain tak bukan adalah karena orang yang ia sayangi lah yang mengambil mahkota itu darinya. Walaupun pada akhirnya, orang itu tak juga menyadari perbuatannya.

" Aku tetap mencintaimu. "

*-*-*-*-*

Matt terduduk di ruang kerja Kris. Kepalanya tertunduk, tak berani menatap Kris yang duduk di hadapannya.

" Kau menemaninya ke rumah sakit ? " tanya Kris setelah hampir 10 menit berdiam diri.

" Ya, dad. " jawab Matt lirih.

" Kau bukan suaminya, tapi kau yang menemaninya. Apa kau merasa beruntung, begitu ? " tanya Kris. Nada bicaranya benar-benar dingin.

" Ya, bisa dikatakan aku beruntung. Beruntung memiliki Yerim dan calon anak kami kelak. " jawab Matt. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Kris.

Mendengar jawaban Matt, Kris tertawa terbahak. Bahkan ia sampai menyeka air matanya.

" Calon anak kami, katamu ? Kau yang menyumbang sperma ? Bukan. Kau yang tidur dengannya ? Bukan juga. Itu namanya kerugian. Kau, mendapat bekas laki-laki lain. Kau tak beruntung, Matt. " tutur Kris.

" Lalu apa bedanya dengan Mama ? Mama menikah dengan laki-laki yang sudah memiliki anak, tanpa menikah pula. Aku yakin mama bisa mendapat laki-laki perjaka jika mama beruntung. Sayangnya mama tak beruntung. " balas Matt.

" Jaga bicaramu, Matt! " geram Kris.

" Daddy juga. Daddy tak mau aku menghina mama. Kalau begitu jangan hina Yerim. Mendengar orang lain menghina orang yang kita sayangi menyakitkan bukan ? " ujar Matt lalu bangkit berdiri dan meninggalkan ruang kerja Kris. Kris menatap kepergian putra bungsunya itu dengan marah.

" Bisa-bisanya karena cinta, anak itu melawanku. " ujar Kris.

" Kau juga keterlaluan menghina Yerim. " ujar Krystal. Perempuan yang sejak tadi bersembunyi di balik rak buku itu menampakkan dirinya.

Ia menghampiri Kris dan mendudukkan diri di pangkuan suaminya itu.

" Aku hanya mencoba membuka pikirannya, sayang. " Kris membela dirinya sendiri.

" Tidak dengan cara seperti itu, suamiku. Matt sedang jatuh sejatuh jatuhnya dalam cinta kepada Yerim. Kalau kau menghina Yerim, sama dengan kau membangun permusuhan dengan Matt. " ujar Krystal penuh kesabaran.

" Lalu aku harus bagaimana ? " tanya Kris, menyerah pada akhirnya.

" Biarlah Matt memperjuangkan apa yang ia pilih. Sekaligus mengajarkannya untuk menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Jika kelak pilihannya salah, maka ia akan membenahi dirinya. Bukan menyalahkanmu. " jawab Krystal. Tangannya membelai kedua pipi Kris. Memberikan ketenangan yang terbukti ampuh bagi Kris.

" Kau tidak rugi karena menikah denganku kan sayang ? " tanya Kris pada akhirnya. Termakan omongan Matt tadi.

" Hahaha, kau termakan omongan putramu, sayang. Tidak, tentu aku tidak rugi menikah denganmu. Aku beruntung mendapatkanmu. " jawab Krystal diiringi senyum diwajahnya.

" Bagus lah kalau begitu. Memangnya apa yang membuatmu beruntung mendapatkanku ? "

" Karena kau kaya! Hahahahaha. "

.
.
.
.
.

Happy Friday everyone. Selamat menyambut weekend untuk kalian yang menantikan wkwk.

Jangan lupa vote dan komennya ya.
Thank you :))

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang