LIMITLESS 8

870 79 2
                                    

Selamat Soreeee!!!
Bisa update dong aku 😆
Happy Reading yaaa
.
.
.

Malam ini, Yerim tak mengijinkan Matt untuk menginap di apartemennya. Wanita hamil itu membutuhkan ruang sendiri untuk berpikir. Berpikir apa yang harus ia lakukan terhadap Matt. Hati kecilnya menginginkan Matt untuk terus bertahan bersama dengannya. Tapi pikirannya ingin mendorong Matt jauh-jauh dari hidupnya. Perkataan Kris, ayah Matt, membekas jelas di pikiran Yerim.

“ Tidak tau diri ? Kalau bukan anakmu yang --- Astaga Kim Yerim!!! Ikhlas. Kau harus ikhlas. “ monolog Yerim.

Gadis itu melangkah ke kamarnya dengan perlahan. Mendudukkan diri di ranjang dan menatap langit malam melalui jendela yang tirainya masih terbuka.

“ Apa yang harus aku lakukan ? “ tanya Yerim pada gelapnya malam. Hingga sebuah ide terlintas di benaknya. Yerim mengambil handphonenya dan mulai mengetikkan beberapa angka yang sudah ia hapal di luar kepala.

“ Halo, Wendy. “

*-*-*-*-*

Pagi hari di mansion keluarga William. Kris terpaku di meja makan. Tak menemukan seorang pun disana. Ia yakin Krystal maupun Matt masih marah padanya akan kelancangan mulutnya semalam. Kris mendudukkan dirinya di bangku tempat biasa ia duduk saat makan malam. Tatapannya kosong, tak sesegar biasanya.

Tak berapa lama, ia mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke ruang makan. Ketika ia menolehkan kepalanya, ia bertemu tatap dengan Matt yang baru saja masuk. Keduanya sama-sama terkejut. Baru saja Kris hendak menyapa Matt, Matt sudah lebih dulu membalik tubuhnya membelakangi Kris.

“ Matt, tunggu! ´titah Kris. Ia berjalan beberapa langkah menghampiri Matt yang masih berdiri di tempatnya.

” Ada apa ? “ tanya Matt dengan sinis. “ Kau sudah sarapan ? “ tanya Kris, basa basi tentunya. Ia hanya tidak tau harus bagaimana bicara kepada putranya.

“ Apa yang mau daddy katakan ? “ Matt sekali lagi bertanya pada Kris. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang hendak Katakan padanya.

“ Euumm, daddy mau minta maaf tentang semalam. “ ucap Kris pada akhirnya. “ Kenapa minta maaf padaku ? Yang terluka karena perkataan daddy semalam adalah Yerim. “ balas Matt.

“ Daddy ingin kau menyampaikan padanya. “ ujar Kris. “ Yerim terluka karena perkataan yang keluar dari mulut daddy. Itu tandanya daddy harus meminta maaf padanya dengan ucapan dari mulut daddy sendiri. Bukan melalui aku. “ tutur Matt. Setelahnya, Matt meninggalkan Kris dan kembali berjalan ke kamarnya. Sedangkan Kris menghembuskan nafasnya dengan keras.

*-*-*-*-*

Kris duduk dengan tenang. Sesekali ia menengok jam tangannya sambil mempertanyakan berapa lama lagi orang itu akan datang. Ia melipat kakinya dan meneguk kopi yang sudah ia pesan sebelumnya. Happiness Café, adalah tempat yang Kris pilih untuk bertemu dengan Yerim. Tujuannya hanya satu. Meminta maaf atas perkataannya semalam. Jika ada tujuan tambahan, hal itu tentu saja meminta Yerim untuk menjauhi putranya.

“ Maaf, saya terlambat. “ ucap Yerim sambil mendudukkan dirinya tepat di depan Kris.

“ Kau ingin meminum sesuatu ? “ tanya Kris, basa-basi (lagi).

“ Katakan saja maksud anda ingin bertemu saya hari ini. “ pinta Yerim. Kris menghela nafas lalu menegakkan duduknya. Jemarinya saling bertautan diatas meja.

“ Aku ingin meminta maaf untuk perkataanku semalam. “ ujar Kris. Yerim tersenyum di tempatnya. Sejenak Kris tersihir melihat senyum Yerim. Senyum yang begitu lembut untuk ukuran seorang wanita seusia Yerim. Lantas ia berpikir, jelas saja Matt begitu menyukai wanita di depannya. Yerim, wanita yang manis.

“ Saya sudah memaafkan anda, tuan. Tapi untuk melupakannya, saya rasa tidak bisa dalam waktu dekat. Perkataan anda semalam sangat membekas dalam pikiran saya. “ ungkap Yerim. Kris menganggukkan kepalanya. Memahami bahwa perkataannya semalam memang tidak bisa dilupakan dengan mudah.

“ Selain meminta maaf, aku juga ingin meminta satu hal padamu. “ ujar Kris.

“ Menjauhi Matt ? “ tebak Yerim. Kris mengangguk sebagai jawaban bahwa tebakan Yerim tepat sasaran.

“ Bukannya saya sombong, tuan Kris William. Tapi, sejak awal Matt mendekat, saya sudah meminta Matt untuk menjauhi saya. Saya sangat amat sadar diri jika saya dan Matt berbeda. Sekalipun status kedua orang tua kami sama. Saya sendiri tidak bisa membujuk Matt untuk menjauhi saya. Jadi, silahkan anda berusaha untuk meminta Matt menjauhi saya. Karena berapa kali saya bilang pun, Matt tetap menolak permintaan saya. “ tutur Yerim.

“ Kalau begitu, kenapa tidak kau saja yang pergi ? “ tanya Kris. Wajahnya berubah dingin setelah mendengar penuturan Yerim. Yerim lagi-lagi tersenyum.

“ Karena yang meminta kepada saya adalah seorang ayah, maka saya tidak bisa membantahnya. Saya akan pergi, tuan. Sesuai keinginan anda. Tapi, apa yang terjadi pada Matt setelah saya pergi, itu semua adalah tanggung jawab anda. “ jawab Yerim. Terdengar tegas, walaupun didalam hatinya luka itu semakin menganga lebar.

“ Bagus jika begitu. Akan aku perlihatkan padamu, Matt bisa baik-baik saja tanpa wanita sepertimu. “ ujar Kris angkuh.

“ Baiklah, tuan. Mari sama-sama kita lihat. Saya permisi. “ pamit Yerim lalu melangkah pergI. Pergi dengan langkah yang berat dan luka yang amat sangat perih.

Sesampainya di luar café, air mata Yerim tumpah. Ia bahkan harus menyandarkan tubuhnya di tembok akibat isakan yang semakin ia tahan justru semakin jadi.

“ Astaga!!! Maaf kan beliau ya sayang. Kake ---- astaga!! Apa-apaan aku ini. Hiks. Hiks. “ Tangannya terangkat untuk menghapus air mata di pipinya.

“ Yerim! Kau baik-baik saja ? “ tanya Wendy yang langsung turun dari mobil ketika melihat Yerim menangis tersedu.

“ Tidak. Aku tidak baik-baik saja. Ia - - kembali mengusirku, Wendy. “ jawab Yerim masih dengan air mata mengalir di wajahnya.

“ Ya Tuhan!! Sudah, sudah. Biarkan ia menyesal nantinya. Ayo kita pergi. “ ajak Wendy sambil memapah tubuh Yerim masuk kembali ke mobilnya.
Mobil milik Wendy meninggalkan parkiran tempat Yerim dan Kris bertemu. Hal itu tak lepas dari pengamatan Kris yang sejak tadi terus memandang ke luar jendela.

“ Maafkan daddy, Matt. “

.
.
.
.
.

Sedih ga ? Engga ya ? Hahaha.
Yerim bilang mau pergi nih.
Beneran pergi ga ya ?
Please waiting for next update gengs.

Jangan lupa vote dan komennya ya.
Thank you :)

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang