LIMITLESS - 11

863 82 2
                                    

Aloh!! Aku come back!!
Thank you so much buat kalian yang udah menunggu kelanjutan Limitless.

Maaf kalau harus membuat kalian menunggu lama.

Aku usahakan untuk update cepat mulai sekarang.

So, enjoy the story!!

.

.

.

Langit yang mendung tak menghentikan langkah Yerim untuk berdiri di balkon kamarnya. Ia bersandar pada sebuah pagar besi dan menengadahkan kepalanya. Menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana air hujan perlahan turun dari langit dan membasahi bumi. Tangannya terulur kedepan, hingga setetes air hujan yang perlahan semakin deras tertampung pada telapak tangannya. Dingin rasanya. Sama seperti hati dan jiwanya.

Suara gemuruh menyadarkan Yerim dari lamunannya. Hatinya seolah diketuk oleh pertanyaan yang Yerim sendiri tak tau dari mana datangnya. Sejak kapan hidupmu seperti ini ? Dan mau berapa lama kau hidup dalam keadaan ini ? Dan pertanyaan itu sukses menyentil Yerim. Membuat Yerim mengingat sesuatu yang hampir beberapa bulan ini tak ia lakukan. Dengan sedikit tergesa, Yerim berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon. Setelahnya, calon ibu itu mulai membuka satu persatu laci nakas di samping ranjangnya. Hingga pencariannya terhenti ketika ia menemukan yang ia cari. Sebuah kitab tebal bertuliskan ALKITAB diatasnya.

Yerim melipat tangannya diatas Alkitab dan memejamkan matanya. " Ya Tuhan, masih pantaskah aku untuk merenungkan firmanMu setelah apa yang aku lakukan selama ini ? Tapi yang aku butuhkan saat ini adalah suaraMu. Aku mohon, layakkanlah aku untuk kembali berseru dan datang padaMu. Amin. " Yerim kembali membuka matanya ketika ia selesai berdoa. Yerim tersenyum miris ketika ia sendiri lupa sudah berapa lama ia tak membaca Alkitab yang kini berada di pangkuannya. Lalu dengan tekad yang besar, Yerim membuka Alkitab itu dengan acak. Hingga ia menemukan dua ayat yang membuatnya tersenyum dan merasa semakin kuat.

Yesaya 49 : 15 - 16

Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmutetap di ruang mata-Ku.

Yerim menutup Alkitab dengan senyum diwajahnya. Ia memilih untuk meletakkan Alkitab diatas ranjang sedangkan ia mulai bersujud di bawah. Ia kembali melipat tangan dan menutup matanya. Senyumnya tak pudar. Wajahnya tampak semakin berseri. Walau tak terlihat, Yerim bisa merasakan beban di pundaknya sedikit demi sedikit terangkat. Ia telah menemukan jalan untuk pulang.

Akhirnya, usai berdoa kepada Tuhan, Yerim perlahan bangkit dan berjalan menuju lemari besar disudut kamarnya. Ia membuka pintu yang paling ujung dan mengeluarkan dua buah koper besar dari dalamnya. Di bukanya koper itu dan di masukkannya satu per satu baju yang ada di lemari ke dalam koper. Hingga kurang dari satu jam, Yerim sudah siap dengan kedua koper di sisi kanan dan kirinya.

*-*-*-*-*

" Kau sungguh yakin dengan keputusanmu ? " tanya Wendy yang kini berada di balik kemudi mobilnya. Disampingnya duduk Yerim dengan wajah berseri. " Tentu, aku sangat yakin. Mereka pasti akan menerima aku kembali. " jawab Yerim penuh dengan keyakinan. Mendengar hal itu, Wendy hanya bisa mendesah pasrah dan tetap fokus melajukan mobilnya.

Sesampainya di tempat tujuan, Wendy memeluk Yerim dengan erat. Bahkan air mata pun tak kuasa ditahan oleh perempuan berdarah Kanada itu. Yerim melepas pelukkannya dengan Wendy lalu menghapus air mata di wajah Wendy. " Berjanjilah padaku, jika mereka menolakmu datanglah padaku! Aku akan selalu ada untukmu! " pesan Wendy. Yerim pun mengangguk dengan mantap.

LIMITLESS [Sequel STAY.3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang