[Sequel STAY.3]
Tentang Matt yang baru pertama kali merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta kepada seorang Kim Yerim.
Sekarang telah dimulai.
Aku yang tidak memiliki batas.
Lihatlah dunia yang akan terungkap.
Kita akan menjadi satu.
Aku butuh p...
Keadaan mansion keluarga William masih terasa tidak enak bagi Krystal. Apalagi jika bukan karena Kris dan Matt yang masih saling mendiamkan. Krystal sendiri sudah berusaha untuk mendamaikan keduanya. Tapi buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Matt sama kerasnya dengan Kris yang tak mengindahkan usaha Krystal.
" Mau sampai kapan kalian seperti ini ? " tanya Krystal setelah keheningan yang panjang melanda ruang keluarga mansion William pagi itu.
" Tentu sampai Matt menjauhi perempuan hamil itu. " jawab Kris ketus. Matt tampak memejamkan matanya. Menahan emosi yang siap membuncah kapan saja.
" Aku tanya pada daddy. Apa selama ini aku kurang menuruti keinginan daddy ? Bahkan aku masih bersedia melanjutkan perusahaan daddy. Apa itu kurang cukup untuk membuat daddy puas mengaturku ? Bersama Yerim tak akan membuat aku melupakan daddy dan mama juga kewajibanku sebagai seorang anak. " tutur Matt panjang.
" Lihat, baru bersama perempuan itu sebentar saja kau sudah membantah daddy kan ? " cibir Kris.
" Aku seperti ini karena daddy lebih dahulu mengusikku. " Matt bicara dengan mengatupkan bibirnya. Krystal menghela nafas lalu mengetuk meja tiga kali.
" Kris, aku tau kau menginginkan yang terbaik untuk Matt. Tapi Matt sudah besar, dia berhak menentukan sendiri pilihannya. Dan benar kata Matt, ia masih menjalankan kewajibannya sebagai seorang anak. " ujar Krystal. Ia beralih menatap Matt.
" Dan kau Matt. Aku tau ini tak sepenuhnya salahmu. Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Mama menghargai keputusanmu. Bertanggung jawablah jika kau merasa pilihanmu tepat. Tapi ingat, jangan sampai hal itu membuatmu lupa dari mana kau berasal. " lanjut Krystal.
" Aku tau, ma. Sangat tau malah. Terima kasih nasihatnya. Aku pergi dulu. " pamit Matt lalu berjalan keluar mansion mewah itu.
" Kau akan menyesali keputusanmu memberi restu pada Matt, Krys. " tutur Kris.
" Kalau kau tau yang sesungguhnya, kau yang akan menyesal meminta Matt menjauhi Yerim. " balas Krystal lalu bangkit berdiri. Ia mengecup pipi Kris sekilas lalu melangkah menuju kamarnya.
*-*-*-*-*
Hari ini Matt harus ke kampus untuk mengambil toga yang akan ia kenakan di acara wisudanya lusa. Ia membawa Yerim pergi bersamanya. Saat ini mereka berdua tengah berada di mobil. Dengan satu tangan Matt memegang kemudi dan satunya lagi menggenggam erat tangan Yerim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Lusa kau harus hadir di graduationku, Yerim. " titah Matt.
" Matt, aku tak bisa berjanji. Selama daddymu tidak bisa menerimaku, aku rasa aku tak perlu bertemu dengannya. Aku tak ingin membuat keadaan kalian semakin memburuk. " tutur Yerim. Ia mengeratkan genggaman Matt.
" Kau tak ingin hadir di moment pentingku ? " tanya Matt lirih. Wajahnya berubah sendu. Yerim menggeleng pelan.
" Kau bisa menghabiskan waktu dengan keluargamu dulu, Matt. Setelahnya, kau bisa menghabiskan waktu bersamaku. " jawab Yerim lalu tersenyum. Mendengar hal itu, senyum Matt kembali. Walaupun tak secerah biasanya.
" Baiklah. Terima kasih atas perhatiannya. " ujar Matt lalu mengecup tangan Yerim yang ia genggam.
*-*-*-*-*
Lulus dengan ipk tertinggi di kampusnya. Lagi-lagi Matt berhasil membuat Kris dan Krystal bangga padanya. Mengabaikan pertengkaran mereka beberapa hari yang lalu, Kris memeluk Matt erat. Si bungsu akhirnya berhasil menuntaskan sekolahnya.
" Mama juga bangga padamu. " ujar Krystal. Matt mengeratkan pelukkannya pada Krystal.
" Thank you, Ma. "
" Yerim tidak kemari ? " tanya Krystal. Matt dan Kris sama-sama menegang ketika nama itu keluar dari mulut Krystal.
" Tidak, Ma. Yerim meminta aku menghabiskan waktu bersama keluarga lebih dulu. " jawab Matt. Wajahnya mendadak bersemu ketika menyebut nama pujaan hatinya itu.
" Bagus kalau dia paham. " cibir Kris.
" Aduh, calon menantu mama pengertian sekali. " puji Krystal dan lagi-lagi Matt bersemu.
" Ajak Yerim ke rumah nanti malam. Kita makan malam bersama. " ujar Kris.
*-*-*-*-*
Matt tertegun di tempatnya setelah melihat Yerim malam ini. Sedangkan Yerim menunduk malu karena reaksi yang Matt berikan atas penampilannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Aku pikir kita berjodoh. " ujar Matt.
" Kenapa ? " tanya Yerim heran.
" Pakaian kita saja sudah senada. Hitam dan putih. " jawab Matt yang selanjutnya ia melihat pipi Yerin menjadi merah.
" Apa aku pantas berpakaian seperti ini ? " tanya Yerim. Ia masih ragu akan penampilannya. Sekalipun ia sudah membongkar lemari selama 2 jam untuk menemukan baju yang tepat.
" Tentu saja. Kau sangat cantik. Aku beruntung memilikimu. " ujar Matt lalu mencium bibir Yerim sekilas.
" Ah! Matt!! Kau mencuri start!! " geram Yerim sedangkan Matt tertawa ringan.
" Kau sangat cantik. Aku tidak tahan untuk tidak menciummu. " ujar Matt.
" Ayo berangkat!!! Nanti kau menciumku lagi. " ajak Yerim lalu berjalan mendahului Matt yang masih tertawa di tempatnya.
*-*-*-*-*
Yerim berdiri kaku ketika tiba di mansion keluarga William. Tak terkejut maupun kagum atas kemewahan mansion itu. Semuanya tergantikan dengan perasaan gugup dan takut yang ia rasakan.
" Tenanglah, aku bersamamu. " ujar Matt, menggenggam tangan Yerim lalu mengecupnya.
Matt dan Yerim berjalan beriringan dengan bergandengan tangan. Yerim merasa sedikit lega ketika melihat Krystal berjalan menghampirinya.
" Akhirnya kau datang juga. Selamat datang di mansion kami, Yerim. Kau cantik sekali malam ini. " puji Krystal.
Krystal memiringkan tubuhnya dan senyum Yerim mendadak lenyap. Kris berdiri dihadapannya dengan tatapan datar namun serasa menusuk tepat di jantung Yerim.
" Selamat datang Kim Yerim. "
. . . . .
Hayoloh Yerim!!! Kira-kira ada yang tau Yerim bakalan di apain sama Kris ? Tunggu next chapternya ya.