Have a good night ❤
.
.
.Matt menggenggam tangan Yerim semakin erat setelah mendengar sapaan daddy nya kepada Yerim. Berbeda dengan Matt. Walaupun gugup, Yerim berusaha menunjukkan ketegaran dirinya di hadapan ayah Matt.
" Terima kasih sambutannya tuan William. " balas Yerim sambil tersenyum. Ia melepaskan genggaman Matt di tangannya. Membuat Matt mengernyit heran. Namun setelahnya tersenyum lega. Yerim melepaskan genggaman Matt untuk mengaitkan lengannya di lengan Matt.
" Apa berada disisi putraku terasa nyaman untukmu ? " tanya Kris, senyum sinis bertengger diwajahnya.
" Tentu saja, tuan. Jika tidak, aku tidak akan berada disini. " jawab Yerim. Matt nyaris menyemburkan tawanya setelah melihat reaksi Kris atas jawaban yang diberikan Yeri. Begitu juga dengan Krystal.
" Enough! Okey. Sekarang ayo kita mulai makan malamnya. " ujar Krystal lalu menarik suaminya berjalan lebih dulu menuju meja makan.
" Kau luar biasa. " puji Matt, menimbulkan tawa singkat Yerim.
*-*-*-*-*
Duduk saling berhadapan, Matt membuat tatapan was was kepada Kris yang terus menatap Yerim sinis. Matt hendak menghentikan tatapan Kris, namun Yerim lebih dulu mengalihkan perhatian laki-laki itu.
" Kau ingin makan apa ? " tanya Yerim pada Matt.
" Heum ? " tanya Matt setengah terkejut.
" Kau ingin makan apa Matt ? " Yerim mengulang pertanyaannya.
" K-kau ingin mengambilkannya ? " Matt semakin terkejut.
" Ya, tentu. " jawab Yerim.
" Apapun yang kau ambilkan, akan aku makan. " ujar Matt diiringi senyum di wajahnya.
Yerim mengangguk. Ia mulai mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Matt. Hal itu tak lepas dari perhatian Kris dan Krystal. Krystal menyenggol kaki Kris yang berada di bawah meja. Ketika Kris memandang kearahnya, Krystal mengedikkan dagunya kearah Matt dan Yerim. Membuat Kris mencebik sebal.
*-*-*-*-*
Makan malam telah usai. Kris mengajak Krystal, Matt, dan Yerim untuk berkumpul di ruang keluarga. Kris dan Krystal duduk saling berdampingan. Sementara Matt dan Yeri duduk tepat di depan keduanya.
" Berapa usia kandunganmu, Yerim ? " tanya Kris sambil mengedikkan dagunya ke arah perut Yerim.
" Berjalan 5 bulan, tuan William. " jawab Yerim. Ia membelai perutnya lembut.
" Lalu sampai kapan kau akan berada di sisi putraku ? " pertanyaan Kris menyentak Yerim dan Matt, bahkan Krystal.
" Aku akan berada disisi Yerim seterusnya, dad. " Matt menjawab mewakili Yerim. Ia mengepalkan tangannya erat, berusaha untuk menahan emosinya.
" Aku bertanya pada Yerim, bukan padamu, Son. " ujar Kris. Ia beralih menatap Yerim yang juga tengah menatapnya.
" Apa mau anda tuan ? " tanya Yerim. Matt menatap Yerim seketika. Bertanya-tanya apa yang akan Yerim lakulan selanjutnya.
" Mau ku ? Tentu saja kau menjauhi putraku. Putraku pantas untuk mendapatkan yang lebih baik darimu. " jawab Kris. Kalau saja memukul orang tua bukanlah sebuah dosa, mungkin Matt sudah memukul wajah Kris saat ini.
" Bagaimana kalau putramu yang tak ingin menjauh dariku ? " balas Yerim. Menekan perasaan sakit hatinya akibat perkataan Kris barusan.
" Kau yang harus menjauh darinya. Aku heran, mengapa wanita jaman sekarang tidak tau diri sekali. " ketus Kris.
" Aku rasa kau sudah berlebihan, Kris. " tegur Krystal. Kris tersentak mendengar yang Krystal katakan. Ia menatap Yerim yang menatapnya penuh luka. Beralih menatap Matt yang tengah menatap Yerim. Ketakutan jelas terpancar diwajah Matt saat ini.
" Akan aku tunjukkan padamu siapa yang pada akhirnya akan kehilangan harga dirinya. Aku permisi. " ujar Yerim dengan suara bergetar lalu bangkit berdiri. Ia melangkah cepat meninggalkan mansion keluarga William.
" Aku baru tau bahwa aku mempunyai ayah yang kasar. Aku kecewa padamu. " ucap Matt lalu mengerjar Yerim.
Kris mengusap wajahnya kasar. Ia menatap Krystal yang menatapnya dengan tatapan tak menyangka.
" Aku perempuan dan aku terluka dengan perkataanmu, Kris. " ujar Krystal lalu bangkit meninggalkan Kris seorang diri. Kris menghela nafasnya pasrah.
" Astaga, mulutku!! " seru Kris penuh rasa bersalah.
*-*-*-*-*
Matt berhasil menahan lengan Yerim yang beberapa langkah lagi akan keluar dari gerbang mansion keluarga William. Ia membalik tubuh Yerim dengan lembut dan terkejut ketika melihat Yerim menangis. Ia segera memeluk Yerim dan mengecup puncak kepala gadis mungil itu beberapa kali.
" Maafkan perkataan daddy. Aku mohon. " pinta Matt. Tangis Yerim semakin membesar di pelukkannya.
" Perkataan daddy mu benar, Matt. Aku memang tidak tau diri. " ujar Yerim. Matt menggeleng keras.
" Tidak. Kau tidak seperti itu Yerim. " bantah Matt.
" Aku rasa, kita cukup sampai disini saja, Matt. " ujar Yerim sambil melepaskan dirinya dari pelukan Matt.
" Tidak. Tidak. Tidak ada yang sampai disini. Ayo, aku antar pulang. " Tolak Matt. Ia memilih untuk lekas mengantarkan Yerim pulang. Ia takut. Sangat takut jika Yerim akan kembali meminta berpisah dengannya. Ia tak menginginkan hal itu. Sampai kapanpun, Matt tak ingin.
*-*-*-*-*
Matt dan Yerim sudah tiba di depan pintu apartemen Yerim. Matt menggenggam tangan Yerim dengan erat. Sedangkan Yerim sama sekali tidak berani menatap Matt.
" Jangan katakan apapun tentang perpisahan. Sampai kapanpun aku tetap akan bersamamu. Aku mohon, tutup telingamu untuk omongan yang akan melukai hatimu. Heum ? " ucap Matt.
" Matt, aku tidak bisa. Aku tidak bisa membuat hubunganmu dan ayahmu merenggang seperti sekarang. Aku mohon mengertilah. Perbaiki hubunganmu dengan ayahmu. " pinta Yerim.
" Tidak selama ia masih menghinamu. " tolak Matt.
" Ia akan terus menghinaku selama aku ada di dekatmu. Jadi aku mohon, beberapa waktu kedepan, menjauhlah sebentar dariku. Perbaiki dulu hubunganmu dan ayahmu. Beri beliau pengertian sehingga bisa menerima kebersamaan kita. Aku akan menunggumu. "
Bimbang. Itu yang Matt rasakan usai mendengar perkataan Yerim. Ia hanya bisa terdiam sambil menatap Yerim. Yerim mengelus pelan lengan Matt. Meyakinkan laki-laki itu bahwa ia akan selalu bersamanya.
" Janji, kau akan menungguku ? " tanya Matt setelah pergulatan hatinya
" Aku janji. Aku akan menunggumu. " jawab Yerim penuh keyakinan.
Matt kembali menarik Yerim kedalam pelukkannya.
" Aku sangat mencintaimu, Kim Yerim. "
.
.
.
.
.
Long time no see temen-temen readers sekalian.
Mohon maaf sekali karena baru sempet update Limitless. Aku lagi kurang minat untuk melanjutkan cerita ini sebenernya.
Tapi tetep aku lanjutin demi kalian semua.Mohon maaf juga ya kalo next chapternya mungkin akan lama. Akan aku usahakan supaya bisa cepet deh. Mohon pengertiannya ya
Buat yang masih menunggu cerita ini, thank you so much. Spam komen aja kalo seandainya aku kelamaan updatenya hehehe.
Makasih semuanya.
Jangan lupa vote dan komennya ya.
Thank you ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [Sequel STAY.3]
Random[Sequel STAY.3] Tentang Matt yang baru pertama kali merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta kepada seorang Kim Yerim. Sekarang telah dimulai. Aku yang tidak memiliki batas. Lihatlah dunia yang akan terungkap. Kita akan menjadi satu. Aku butuh p...