Kutepati janjiku!! Happy Reading :)
.
.
.
Keluarga Kim tengah berkumpul di ruang keluarga mansion. Naeun memandang iri pada Gong Yoo yang saat ini sedang memangku Yerim sambil terus mengecupi pipi putrinya itu. Naeun juga ingin memangku Yerim dan memeluk putri kecilnya sepanjang hari. Namun apa daya, Gong Yoo sudah lebih dulu menguasai Yerim.
" Sudah berapa bulan usia kehamilanmu, princess ? " tanya Gong Yoo. Kini tangannya mengusap perut mancung putrinya. " Sudah 8 bulan lebih, ayah. Mungkin dua sampai tiga minggu lagi aku akan melahirkan. " jawab Yerim. Ia turun dari pangkuan ayahnya ketika melihat kepala pembantu rumah tangga datang sambil membawakan buah-buahan yang terasa begitu menggiurkan untuk Yerim.
" Seharusnya diusia kehamilan yang sudah tua, kau tidak boleh bepergian jauh sayang. " tutur Naeun. Ia duduk disamping Yerim dan turut memakan buah-buahan. Sesekali menyuapi putrinya. Kali ini ia berhasil mengambil alih perhatian Yerim.
" Aku tau. Tapi aku tidak tahan untuk menemui ayah dan ibu. Aku tidak mau melahirkan anakku tanpa ayah dan ibu. " ujar Yerim sambil merebahkan kepalanya di pundak Naeun. Hal itu membuat Naeun refleks melepaskan garpu di tangannya dan beralih mengelus pipi putrinya.
" Dan tentunya tanpa aku juga kan princess. " Yerim menoleh ketika mendengar suara yang amat dirindukan olehnya. Mata Yerim berbinar ketika menemukan sosok itu di belakang sofa. Yerim hendak bangkit tapi sosok itu menahannya. " Biar aku saja yang menemuimu. " ujar sosok itu. Yerim pun mengangguk dan menjauhkan dirinya dari Naeun. Yang membuat Naeun lagi-lagi cemberut karena perhatian Yerim kembali teralihkan.
" Kakak!! Aku sangat merindukanmu. " ujar Yerim ketika Woo Bin –kakak Yerim- sudah mendudukkan dirinya disamping Yerim. Laki-laki berbadan besar itu langsung menarik sang adik kedalam dekapannya. Mencium kening Yerim berkali-kali. Menyalurkan betapa besar kerinduan yang dimilikinya untuk sang princess kecil.
" Aku juga sangat merindukanmu, sayang. Dan aku tak menyangka, jika anak kecil sepertimu sudah akan melahirkan anak kecil juga. " tutur Woo Bin. Yerim meringis mendengar penuturan sang kakak. Tak diragukan lagi, selain tampangnya yang garang, Woo Bin juga memiliki mulut yang pedas seperti seorang wanita yang sedang haid.
" Aku ingin mendengar mengapa anak kecil ini ada di perutmu. " pinta Woo Bin. Naeun dan Gong Yoo memandang Woo Bin tak percaya. Putranya itu tidak bisa bersabar sedikit saja. Mereka hanya ingin bermanja dengan Yerim dan Woo Bin menghancurkan semuanya.
*-*-*-*-*
Matt menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi kerjanya. Kepalanya begitu pusing karena kerjaan serta beban hidup yang terasa begitu berat baginya. Matt memijat pelipisnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Namun bukannya semakin berkurang, pusing yang Matt rasakan semakin bertambah.
" Ada yang anda butuhkan, tuan ? " tanya Renjun ketika ia masuk dan menemukan Matt dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. " Apa obat pereda pusing yang diberikan dokter masih ada ? " Matt balik bertanya menanggapi pertanyaan Renjun. Renjun menghela nafasnya dengan pelan. " Sudah tidak ada obat lagi, tuan. Anda sepertinya memang harus beristirahat. " ucap Renjun. Sekretaris Matt itu mendekat ke meja Matt dan menutup semua berkas yang terbuka diatas meja. Ia juga menyimpan file di laptop yang sedang Matt kerjakan lalu mematikan laptopnya.
" Apa-apaan kau ini ?! " sewot Matt lalu detik selanjutnya memejamkan matanya karena pusing yang begitu terasa. " Kau harus beristirahat tuan. Nyonya Krystal menyuruh saya membawa anda pulang. Mendengar hal itu, Matt bangkit berdiri meskipun ia melakukannya dengan susah payah. " Bilang pada mama, kalau aku akan pulang nan - - - "
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMITLESS [Sequel STAY.3]
Random[Sequel STAY.3] Tentang Matt yang baru pertama kali merasakan jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta kepada seorang Kim Yerim. Sekarang telah dimulai. Aku yang tidak memiliki batas. Lihatlah dunia yang akan terungkap. Kita akan menjadi satu. Aku butuh p...