Pagi itu Lesley terbangun ketika seseorang membuka korden kamarnya lebar-lebar, membuat sinar matahari masuk dan menyilaukan mata.
"Mmm." gumam cewek rambut pink kemerahan itu tidak jelas. Tampak masih belum rela bangun, kembali memejamkan mata dan bergelung dalam selimut.
"Bangun, Ley." suara Miya. Vampire cantik berambut putih itu menarik lembut selimut yang masih menutup hingga kepala Lesley. "Untuk makhluk yang tidak butuh tidur, kamu ini jelas tukang tidur."
"Kita kan cuma nggak butuh tidur bukan nggak bisa tidur." sahut Lesley, suaranya masih serak. "Lagipula istirahat itu baik untuk kecantikan kulit, Kak."
Miya memutar bola matanya senewen. "Terserah, ah." Ia memaksa vampire yang lebih muda darinya itu untuk duduk di ranjang. "Waktunya berangkat sekolah. Yang lain sudah siap."
Melirik jam di dinding, Lesley melihat jam telah menunjukkan pukul 6.30 pagi. Kelas dimulai jam 7. Kalau tidak bergegas maka ia akan telat masuk kelas Fisika Mrs. Pharsa. Lesley berniat bangkit dari tempat tidur, tapi kepalanya terasa sangat nyeri. Ia juga merasa lapar. Sangat lapar.
Tapi Lesley tidak butuh makanan. Dia butuh sesuatu yang lain.
"Kepalaku sakit." keluh Lesley, memijat pelipisnya. "Bau darah manis itu membuatku gila."
Dahi Miya mengerut heran. "Masih?"
Lesley mengangguk.
"Tapi aku dan yang lain sudah nggak merasakan apa-apa."
Tiga vampire lain kemudian masuk lewat pintu kamar yang memang dibiarkan Miya terbuka. Sama seperti Miya dan Lesley, ketiganya juga berparas cantik dan tampan.
"Ada apa?" tanya Alucard.
Lancelot bersandar di dinding sambil melipat lengan di depan dada sementara Odette duduk di sisi ranjang Lesley, mengusap wajah vampire muda itu yang mengeluh sakit.
"Lesley bilang dia masih mencium bau darah itu. Sampai sekarang. Bahkan setelah yang lain sudah tidak merasakan apa-apa." sahut Miya, entah mengapa kemudian pipinya bersemu merah saat tatapannya bertemu dengan Alucard. "Bukankah terdengar familiar?"
Lancelot tertawa kecil. "Aku masih ingat saat itu. Saat Alucard yang mengalaminya." ia melirik vampire senior dan mate-nya yang baru saja sepenuhnya menjadi vampire lima tahun lalu. "All hell breaks loose."
Alucard angkat bahu. "Aku cuma melakukan apa yang harus dilakukan."
"Tenang sedikit kalian berdua." perintah Odette cemberut. Mengelus rambut Lesley lembut, Odette menatap cewek itu khawatir. "Sangat sakit?"
"Mmhm." sahut Lesley seadanya, memegangi sebelah kepalanya yang sakit.
Miya memandangi Odette, tampak tertarik. "Dulu kamu begitu?"
"Yeah.." Odette tersenyum. Mengingat bagaimana dulu saat ia menemukan mate-nya, Lancelot. "Biasanya awalnya memang seperti ini."
Mendengar arah pembicaraan keempat vampire yang lebih senior darinya itu sebenarnya agak membuat Lesley kesal.
"Ja-jangan buat kesimpulan macam-macam dulu." protes cewek rambut pink kemerahan itu. "Ini bukan apa-apa. Cuma bloodthirst biasa..."
"Claude bilang semalam kau tiba-tiba datang entah darimana hanya untuk melindungi cowok itu." Alucard mengangkat alis. "Bisa jelaskan?"
Pertanyaan Alucard membuat Lesley bungkam. Lesley sendiri tidak mengerti mengapa tiba-tiba seperti ada rasa tidak nyaman menganggunya, seperti ada alarm berbahaya, keinginan besar untuk melindungi sesuatu pada malam itu. Lesley yang sudah bersiap tidur tiba-tiba dikuasai emosi dan langsung menteleportasi dirinya hanya untuk menendang Claude sejauh 5 meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUSLEY SHORT STORIES
Romancekarena gusley minta dibikin cerita mulu so i made this :v berisi oneshot dan cerita-cerita pendek gusion x lesley. read, vote, comment and enjoy~ ^^ cover by me