"Selesai~." Hanabi bersenandung. Melihat refleksi Lesley dari cermin dengan wajah puas. "Kau suka?"
".... aku terlihat seperti si Elsa sialan itu."
Hanabi tertawa. "Hei, Jack Frost. Pacarmu sudah siap."
Lesley bangkit dari kursi, mulai mengepang cepat rambutnya. Menatap pantulan bayangannya di cermin, ia hampir tidak mengenali gadis itu. Sepanjang hidupnya Lesley tidak pernah sekalipun berganti warna rambut. Warna rambut yang mengingatkan ia pada sosok yang sangat berarti untuknya. Gadis itu menelan ludah.
Sekarang dia terlihat sangat berbeda dengan rambut putih keabuan. Dan warna itu juga mengingatkan ia pada seseorang.
"Ada yang salah?" Gusion tiba-tiba muncul di sisinya, tampak menyadari kegusaran Lesley. Gadis itu menggeleng cepat.
"Nggak apa-apa," bisiknya, pelan. Ia tersenyum kaku. Gusion bisa melihat itu senyum yang dipaksakan. "hanya nggak terbiasa menerima perubahan sedrastis ini."
Gusion mengamatinya. Seksama. "Well," tangannya terangkat, perlahan jarinya meraih helai rambut yang menjuntai di depan mata Lesley, "menurutku ini cocok untukmu." katanya, lalu menyelipkan helaian itu di balik telinga dengan lembut. Terlalu lembut hingga membuat si gadis dihadapannya mengernyit tidak nyaman saat merasa jantungnya berdebar sedikit.
"Thanks."
Sinar matahari yang masuk dari sela-sela ruangan menyinari sosok Gusion di hadapannya. Membuat lelaki itu entah mengapa terlihat lebih charming, karismatik.
Emperor Scorpion. Si pembunuh, buronan papan atas di seluruh kepolisian Land of Dawn. Siapa sangka sosok itu sekarang ada di hadapannya, menyelipkan helai rambutnya dengan lembut.
Hidup memang terkadang bisa sangat aneh.
"Sekarang karena kau sudah siap," Claude tiba-tiba muncul di sisi keduanya, merangkul bahu Gusion dan Lesley, "saatnya mengetes kemampuanmu."
"Kemampuanku?" Lesley mengulang, terdengar berpikir. "Tunggu..." dia melepas rangkulan Claude. "apa kalian mau mengetes kemampuanku membunuh orang? Secepat ini?" tanya Lesley, merasa kaget sendiri mendengar suaranya yang berakhir melengking. Lesley jelas terlihat dan terdengar panik. Gadis itu sadar reaksinya sangat lah bodoh. Apalagi saat Gusion dan Claude mulai tertawa.
"Oh, ayolah. Apa kau benar-benar seorang Letnan? Anggota pasukan khusus?" Gusion mencibir. "Kau terdengar lebih seperti gadis manja di telingaku."
Mendengar itu Lesley jelas tersinggung. Ia menyambar sisi jaket Gusion, meremasnya penuh emosi. "Jangan panggil aku seperti itu, sialan." Lesley mendongak, berusaha menatap langsung ke iris keunguan lelaki itu terlepas dari perbedaan tinggi mereka.
Gusion mendengus. Ia merunduk hingga hidung bangirnya menyentuh Lesley. "Maka berhentilah mengeluh." bisiknya. Jelas tepat menggores harga diri gadis itu. Lesley hanya bisa menatapnya tanpa menjawab apa-apa.
"Chill." Claude menarik lengan Lesley mundur. Otomatis membuat gadis itu menjauh dari Gusion. "Ini tidak seburuk yang kau bayangkan."
"Kau pikir kami bakal bertindak sembarangan?" Hayabusa menyalakan korek otomatis, mengarahkan apinya ke ujung rokok yang ia tahan di selipan bibir. "Kami ini pembunuh profesional, ingat? Nggak akan kami biarkan kau mengacau dan menyusahkan kami."
"Benar." Hanzo hanya menjawab sekenanya. Terlalu sibuk bemesraan dengan Hanabi di sofa.
Lesley menyentak lepas pegangan Claude. Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Yeah.. maaf." Gadis itu mundur beberapa langkah, menyandarkan sisi bawah tubuhnya ke belakang kursi di mana ia duduk tadi saat di make over. Lesley memejamkan mata, tampak berusaha mengatur emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUSLEY SHORT STORIES
Romancekarena gusley minta dibikin cerita mulu so i made this :v berisi oneshot dan cerita-cerita pendek gusion x lesley. read, vote, comment and enjoy~ ^^ cover by me