*soundtracknya di media :'
rosa : lesley general rosa
harry : gusion hairstylist***
"Mom tahu soal ........ dia?"
Mamanya mengangguk.
"Ini tentang dia saat masih hidup... dan gadis yang dicintainya."
Lesley terdiam. Memerhatikan wajah Mamanya yang tampak sedih bahkan sebelum memulai cerita. Ia jadi bertanya-tanya cerita seperti apa yang Mamanya tahu.
"Dari mana Mom tahu soal cerita itu?" tanya Lesley hati-hati. Rasanya kalau cerita seperti itu ada, tidak mungkin dia tidak tahu. Pasti sudah beredar luas di internet. Tapi seingat Lesley, ia tidak pernah tahu cerita tentang jiwa kesepian dan gadis yang dicintainya.
Mamanya tersenyum sedih. Ia lalu meraih tangan Lesley, meremasnya lembut.
"Ini cerita tentang nenek buyutmu. Ibu dari ibu Mama."
"Wait..." dahi Lesley mengerut bingung, "maksud Mom, Great Granny Rosa?"
Mamanya mengangguk.
"Ini cerita mereka. Sekitar seratus tahun lalu..."
Kota Rosary, 18xx
Rosanne Smith sedang menggosok bagian belakang panci yang menghitam di bak cuci dapur saat Ibunya kedatangan tamu. Hari sudah gelap. Ayahnya bahkan sudah tidur terlebih dahulu, terlalu lelah setelah seharian mengurus sapi-sapi di peternakan milik seorang saudagar kaya.
"Astaga." bisik Stella, terkesiap kaget. "Itu Nyonya Paxley." katanya, melaporkan keadaan yang ia lihat dari hasil mengintip kepada sang kakak. "Ada apa ya sampai dia datang ke rumah kita?" sambung Stella lagi, cemas. "Dari suaranya, sepertinya ini serius."
"Tidak sopan menguping seperti itu, Stella." Rosa menegur adiknya lembut. "Mungkin cuma soal pekerjaan." imbuh gadis itu menenangkan. Ibu mereka memang bekerja sebagai kepala pelayan di rumah bangsawan keluarga Paxley, keluarga paling terhormat di kota Rosary.
Stella menghampiri kakaknya tergesa. "Malam-malam begini?" tanyanya heran. "Kakak harus melihat bagaimana wajah Nyonya Paxley. Dia kelihatan kesal sekali."
Mendengar itu, Rosa mulai merasa cemas. "Benarkah?"
Ia khawatir Ibunya membuat kesalahan. Keluarga Paxley sangat berkuasa di kota mereka dan juga terkenal sombong. Mereka tidak jarang menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Tidak jarang orang-orang yang bermasalah dengan keluarga itu harus menanggung hukuman yang sangat berat.
"Mungkin sebaiknya aku ikut bicara." Rosa mencuci tangan lalu mengeringkannya memakai lap yang tergantung di dekat bak cuci.
Stella mengangguk, wajahnya cemas. Ia menggamit lengan kakaknya dan mengikuti Rosa ke ruang tamu.
"--pelayan yang terakhir bahkan memohon untuk dipecat saja. Astaga. Aku sebenarnya juga tidak peduli. Tapi jika tidak di awasi dan dia berulah lagi, itu hanya akan mencoreng wajahku. Benar-benar merepotkan..." Nyonya Paxley menghentak terbuka kipas tangan dari bulu angsanya, "panas sekali rumahmu, Helena." cibir wanita itu sombong sambil terus mengipas.
"Maaf yang sebesar-besarnya, Nyonya." ucap ibu Rosa. Ia berdiri di sisi kursi di mana Nyonyanya duduk. Menunduk, tidak berani melihat langsung ke mata Tuannya. Menunjukkan jelas seberapa berbedanya status di antara mereka.
"Untuk itu, aku memerintahmu untuk mencari orang untuk mengurus anak itu. Siapapun. Aku tidak peduli." cerocosnya. Pandangan Nyonya Paxley lalu bertemu dengan Rosa dan Stella. Kedua gadis itu langsung menundukkan kepala, membungkuk sedikit, menunjukkan rasa hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUSLEY SHORT STORIES
Romancekarena gusley minta dibikin cerita mulu so i made this :v berisi oneshot dan cerita-cerita pendek gusion x lesley. read, vote, comment and enjoy~ ^^ cover by me