Before the Dawn [Part 7]

1.9K 159 127
                                    

Gusion hampir menyalakan mesin mobilnya ketika panggilan telefon dari Fanny masuk ke ponselnya.

"Gusion!" seru Fanny, terdengar panik. "Kau masih di sekolah, kan??!"

"Masih." Dahi cowok itu mengerut bingung, "kenapa?"

"Lesley jatuh dari tangga! Kakinya terkilir!"

Gusion melepaskan kunci mobil, meraih ranselnya dan segera keluar dari mobil.

"Kalian di mana?" Gusion segera berlari meninggalkan pelataran parkir menuju gedung sekolah. "Gimana bisa dia sampai jatuh?!"

"Di ruang klub--" jawab Fanny, lalu terdengar suara tangisan yang Gusion kenal sebagai suara Lesley. Gusion mempercepat larinya. "Kami sedang beres-beres file dan Lesley sedang menaruh file di rak lemari paling atas waktu ada tikus tiba-tiba loncat. Dia kaget lalu jatuh."

"Apa nggak bisa besok saja ngerjainnya?! Aku, Zilong dan Saber bisa bantu kalian dan nggak akan terjadi hal macam ini!" bentaknya benar-benar marah.

"S-sorry, Gusion." cicit Fanny, terdengar takut. "Kami hanya ingin ruangan klub rapi."

Tanpa merespon kalimat Fanny, Gusion langsung mematikan sambungan telefon. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku blazer seragam, lalu berlari cepat melintasi lapangan sekolah menuju ruangan klub pecinta alam yang berada di belakang gedung sekolah. Suara tangisan Lesley terngiang di telinga Gusion, membuat cowok itu mengumpat dan mempercepat larinya.

Sesampainya di sana, Gusion tidak bisa menahan diri dan menendang pintu. Di luar dugaan, ruangan klub sangat ramai, penuh dengan anggota lain. Mereka tertegun melihat Gusion menendang paksa pintu klub mereka.

"Lesley!" serunya dengan napas tersengal. "Mana Lesley?"

Tiba-tiba Zilong muncul di hadapan Gusion dan menebarkan confetti-- lembaran kertas warna-warni yang di gunting kecil-kecil. Beberapa yang lain malah meniup terompet.

"Memang ini tahun baru, brengsek." Umpat Gusion dengan gigi bergemertak.

"HAPPY BIRTHDAY!!!" seru mereka bersamaan.

Satu detik, dua detik, tiga...

Gusion kemudian tersadar apa yang terjadi. Sialan, umpatnya. Ia dikerjai.

Ruangan klub didekor dengan sangat meriah. Balon dan pita berbagai warna kelihatan menempel menghiasi dinding ruangan klub yang biasanya membosankan. Ada spanduk bertulisan 'Happy 16th Birthday Gusion Paxley' lengkap dengan sketsa wajahnya.

"Happy birthday, man." kata Zilong lalu memeluk sahabatnya itu sambil tertawa.

"Thanks." sahut Gusion, lalu bergantian memeluk Saber yang juga mengucapkan selamat.

"Beri jalan, please!" terdengar suara nyaring Freya mencuri perhatian Gusion dan yang lainnya. Fanny menjulurkan lidah saat Gusion menyipitkan mata ke arahnya. Lesley berjalan di apit kedua cewek itu dengan kedua tangan memegang kue penuh lilin menyala. Mereka lalu bersama-sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk cowok rambut cokelat itu.

"Jadi..." Gusion melipat kedua lengannya, menatap Lesley sebal. "Suara tangisan tadi cuma akting?"

Lesley tersenyum. "Tiup lilinnya dan jangan lupa make a wish."

Gusion mengangguk. Ia sebenarnya tidak terlalu percaya tentang permintaan ulang tahun, tapi karena Lesley yang memintanya ia akan menurut.

"Menurutmu, apa yang sebaiknya kuminta?"

Lesley tertawa pelan. "Entahlah. Sesuatu yang kamu paling inginkan, mungkin?"

"Sesuatu yang paling kuinginkan, eh?" ulang Gusion, tahu benar apa yang ia inginkan saat memandang cewek itu. "Baiklah." Gusion memejamkan mata.

GUSLEY SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang