The Guardian [Part 1]

1.5K 140 56
                                    

karena Athaliaaasf , xcencenx, dan teteh honeyhamaadaa menyarankan untuk di repost ke wattpad 😆

The Guardian ~ Part 1

Malamnya, ketika aku berbaring di atas ranjang pikiranku terus melayang memikirkan cewek rambut pink kemerahan itu. Lesley. Dia pasti marah padaku. Aku menghela napas. Menyibak rambutku kesal lalu mengambil ponsel.

Aku membuka room chat kami dan menemukan dia sedang online.

Maaf sudah jadi orang brengsek hari ini. Ketikku, lalu cepat-cepat kukirim. Hanya butuh beberapa detik untuk Lesley membalas chatku.

Ya, kamu memang menyebalkan. Jawabnya. Ia lalu mengirim satu chat lagi. Tapi nggak apa-apa. Gimana lukamu? Sudah diobati?

Aku tersenyum. Sudah. Jangan khawatir tentang itu. Jawabku, setengah berbohong. Kenyataannya mataku masih memar dan bekas tonjokan di wajahku belum sempat kuapa-apakan selain kubersihkan dengan alkohol. Ini sudah terlalu sering terjadi. Aku sudah malas mengurusnya.

Apa kamu sudah selesai mengerjakan tugas? tanyaku padanya. Lesley mengetik balasan.

Sudah. Kenapa?

Mau main game?

Mm.. mau.. tolong aku naik ke mythic, please. 😌

Aku tertawa kecil. Bukan masalah. Ayo.

Pintu kamarku terbuka saat game masih loading di layar ponselku. Kakak laki-laki keduaku seenaknya masuk dan melemparkan satu setel jas ke mukaku.

"The fuck, Mazion." umpatku kesal. Dia tertawa.

"Buat besok." katanya. "Mama minta kau mencobanya dulu."

"Memangnya aku harus ikut, ya?" tanyaku heran. Mulai menatap serius layar ponsel yang kupegang dalam mode landscape.

"Tentulah, anak sialan. Semua anggota keluarga Paxley datang, bahkan dari luar Land of Dawn." Mazion menoyor kepalaku. "Kau bisa kena kutuk moyang Paxley kalau tidak datang."

Aku hanya mendecak tidak peduli. Maksudku, siapa yang masih merayakan ulang tahun buyut mereka setelah orang itu bahkan sudah mati 200 tahun yang lalu? Mungkin cuma keluarga sialan ini.

"Kau hanya kesal karena ulang tahunmu selalu terlupakan gara-gara hal ini, kan?" Mazion menyeringai menyebalkan.

"Siapa peduli soal perayaan ulang tahun bodoh." gumamku. Tidak sepenuhnya benar karena memang hal itu sedikit menggangguku. Atau setidaknya dulu saat aku masih kecil.

Maksudku, ayolah. Waktu masih berumur 6 sampai 10 tahun, aku berharap keluarga kayaku ini bakal mengadakan pesta di hari ulang tahunku. Mengundang teman-temanku. Tapi tidak. Mereka tidak pernah merayakannya. Mereka justru sibuk mengadakan pesta untuk buyut sialan yang lahir di tanggal yang sama denganku, beratus tahun yang lalu. Mereka mengadakan pesta untuk orang mati dan melupakanku.

Setelah berusia 10 tahun aku berhenti peduli akan semua hal itu. Tidak apa-apa. Terserah.

"Keluar dari kamarku." perintahku, menatap Mazion dengan mata menyipit. "Aku ada urusan penting."

GUSLEY SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang