A Warm Winter with You [3/3]

2.5K 188 171
                                    

Tanda chat masuk di ponsel Lesley sejak tadi tidak berhenti berbunyi. Seseorang sedang menyepam (?) cewek itu. Lesley memandangi layar ponselnya, merasa sebal karena Gusion masih juga belum menyerah.

Aku sudah tunggu depan kamar kamu dua jam lebih.

Aku lapar dan kedinginan. :'(

Perutku keroncongan aku nggak bohong. Perlu kukirimkan voice notenya?

Masih nggak mau bukain pintu juga? Lesley kamu tega :(

Apartemen kamu cuma selangkah, Gusion. Lesley ingin membalas pesan Gusion. Tapi karena ia sedang ingin menjauhi cowok itu Lesley mengurungkan niatnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Kelas terakhir mereka hari ini pukul 5 dan memang sejak tadi Gusion terus mengetuk pintu Lesley sambil mengiriminya pesan agar cewek itu mau membuka pintu dan keluar dari kamarnya.

Berarti Gusion memang belum makan dan kedinginan dari sepulang kampus. Lesley menggigit bibir bawahnya. Mau tidak mau jadi memikirkan kesehatan cowok itu. Lesley jadi bimbang apa harus membuka pintu agar Gusion tidak terus-terusan menyiksa dirinya di luar sana.

Bunyi chat masuk lagi.

Lesley! Buka Pintu! Ada orang jahat!

Dahi Lesley mengerut. Apalagi coba ini? Orang jahat? Pikiran Lesley jadi melayang tak tentu arah. Teringat beberapa kasus penembakan yang memang kerap terjadi di kota New York.

Ley!! Kamu tega biarin aku diserang?!! Tolong aku!! SOS!! MAYDAY MAYDAY!!

Melompat dari ranjangnya, Lesley bergegas menuju pintu. Sebelum membukanya, Lesley mengintip dari lubang pintu untuk melihat apa yang terjadi di luar. Mata Lesley membelalak kaget melihat Gusion benar-benar tampak berkelahi dengan entah siapa, Lesley tidak tahu karena penyerangnya berada di sudut yang sulit dilihat. Saat rambut cokelat cowok itu di jambak, Lesley segera membuka pintu.

Perkelahian itupun berhenti begitu saja. Dengan Hayabusa menjambak rambut Gusion, Alucard memiting lengannya sementara kepala Alucard berada di kuncian lengan Gusion.

"Oh. Hei. Ley, bentar--" kalimat Gusion terputus saat sandal kelinci empuk yang kalau diinjek bunyi (?) mendarat di wajah tampannya.

Lesley membanting pintu.


Dua minggu berlalu, Lesley yang pendiam jadi lebih menarik diri daripada sebelumnya. Ia lebih banyak menyendiri dan sebisa mungkin menghindar untuk berinteraksi dengan orang lain. Mungkin tidak banyak yang merasakan perbedaan Lesley kecuali Gusion Paxley yang jadi uring-uringan karena cewek itu terus-terusan menghindarinya.

"Menyedihkan." komentar Hayabusa, melemparkan gumpalan kertas ke kepala Gusion yang sedang meringkuk di atas karpet. Sedih, tanpa semangat hidup.

"Air matamu jangan merusak karpet mahalku, Gusion." Lancelot memperingatkan dengan suara pelan. Ia tidak bisa membuka mulut lebar-lebar karena sedang memakai masker sebagai perawatan rutin di akhir pekan.

Zilong masuk membawa berkantong-kantong makanan bersama Alucard dan dengan sengaja menendang Gusion saat lewat.

"Eh siapa yang taro kantong sampah di situ?"

Mereka semua tertawa. Dasar teman-teman brengsek. Gusion akhirnya duduk bersandar di sofa. Rambut cokelatnya yang halus meski acak-acakan bisa kembali ke tempat semestinya. Lancelot berencana mencuri kondisioner cowok itu.

"Miya bilang Lesley lagi belajar bareng dia dan geng cewek kita." Alucard menoyor bahu Gusion dengan ujung kakinya. "Jangan dipikirin terus."

Gusion masih diam, membuat empat cowok itu saling berpandangan.

GUSLEY SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang