Dangerous Romance

3.2K 162 213
                                    

Breaking News

Terjadi lagi pembunuhan terhadap anggota pemerintahan siang ini di Dawn Whitehouse. Berdasarkan cara membunuh yang sadis namun tanpa meninggalkan jejak ini polisi sementara menyimpulkan bahwa pelakunya adalah pelaku yang sama dengan beberapa kasus yang telah terjadi sejak sepuluh tahun lalu. Pelaku yang hingga sekarang belum terungkap baik motif dan identitasnya.


"Menakutkan." komentar Saga. Matanya fokus pada berita yang ditayangkan televisi flat perpustakaan tempat mereka berkumpul siang itu. "Sudah berpuluh tahun kasus kayak gini terjadi dan pelakunya masih belum tertangkap. Sejauh ini memang cuma anggota pemerintahan sih, tapi aku jadi cemas lama-lama para pembunuh itu bakal mengincar kita rakyat biasa."

Leon tertawa pelan. "Nggak akan. Tenang aja."

Alumi menuruni tangga yang ia pakai untuk mengambil buku di rak atas. Cewek itu tersenyum saat turun sambil memegangi buku tebal itu.

"Itu apaan?" tanya Saga saat cewek rambut pirang pucat itu membanting bukunya ke atas meja. Mata Leon menyipit membaca judulnya.

"Romeo and Juliet?"

"Ya!" sahut Alumi bersemangat. "Cerita paling romantis sepanjang masa, kalian tahu?" kata Alumi dengan mata berbinar-binar.

"Aku nggak berpikir kalau mati bareng gara-gara racun itu romantis." sahut Saga tidak tertarik. Ia lanjut membaca manga hentainya.

"Saga!!" protes Alumi, Saga menjulurkan lidah.

Petugas perpustakaan menatap mereka tajam, tanda peringatan untuk tidak berisik.

"Tenang, tenang." Leon menengahi kedua sahabatnya yang memang gemar sekali bertengkar ini. "Kalau cerita pasangan romantis. Aku punya satu."

Alumi memandang Leon sedikit ragu. Leon tahu cerita romantis? Seorang Leon?

Tidak bisa dipercaya.

"Coba ceritakan." kata Saga. Rupanya juga penasaran.

Leon menyeringai. "Judulnya Dangerous Romance."

***

Mrs. Pharsa sedang membacakan penggalan paragraf dari novel The Little Prince di kelas sastra saat Odette berbisik memanggil Lesley.

And now here is my secret, a very simple secret

"Lesley." panggil Odette berbisik. Gadis rambut pink kemerahan mendongak dari buku di hadapannya. Odette tersenyum.

"Apa kamu sudah menyiapkan gaun?" tanyanya dengan mata berbinar-binar. "Gaunku sudah siap sejak minggu lalu. Aku benar-benar tidak sabar."

It is only with the heart that one can see rightly; what is essential is invisible to the eye.

"Sshh." Rafaela memberi isyarat agar Odette diam. Mereka bertiga duduk melingkar menghadap sebuah meja. Odette tidak memedulikan peringatan Rafaela. Ia hanya ingin bicara dengan Lesley.

"Lesley."

Lesley hampir buka mulut saat Mrs. Pharsa memukul rotan ke meja para gadis bangsawan itu.

"Ladies." peringat Mrs. Pharsa dengan lembut. "Fokus pada buku kalian masing-masing."

Rafaela hanya menggeleng-gelengkan kepala sementara Odette terlihat sebal. Lesley menatap gadis berambut cokelat itu sejenak sebelum kembali fokus pada buku di hadapannya.


"Aku tanya kamu." Odette menuang tehnya dengan hati-hati. "Apa gaunmu sudah siap? Kamu malah diam saja tidak menjawab sampai Mrs. Pharsa datang ke meja kita."

GUSLEY SHORT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang