Bad bad
Hope it's just a painful dream
Sad sad
Return me to your side again
11 Januari 2019
10.15 a.m"Sudah selesai." suara lembut itu berkata pada Lesley, meletakkan rambut maroon yang terkepang rapi, diikuti tepukan di kedua bahunya.
"Cantik." komentar orang itu. Di pantulan kaca sisi bahu kirinya, Lesley melihat wajah orang itu tersenyum. Ragu, penuh kehati-hatian. Seolah takut jika bibirnya salah naik satu milimeter saja akan membuat gadis remaja di sebelahnya menangis. Mungkin memang begitu kenyataannya.
Bibi Lily mencium pipi kiri Lesley, lalu mengusap-usap bahunya. Berkali-kali. Gadis itu ingin sekali berteriak. Jangan. Jangan lakukan itu. Kau memperburuk segalanya. Namun tentu saja tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Gadis remaja di pantulan cermin hanya balas menatapnya kosong. Wajahnya pucat. Datar. Seperti orang mati.
"Ayo, Sayang." ajak wanita itu berbisik, lembut. Lalu ia meraih tangan Lesley, menggenggamnya, menariknya untuk bangkit berdiri.
Mereka terlalu mirip. Lesley menatap punggung di hadapannya dengan dahi mengerut. Wajah, suara, bahkan cara tersenyum.
Tidak.
Senyum Ibunya lebih baik. Lebih cantik dan menenangkan.
Begitu mereka keluar, bisa ia lihat sepupunya berdiri di ambang pintu. Menunggu. Tampak ingin mengatakan sesuatu namun terlalu takut. Enggan. Ragu. Gadis itu terus memandangnya dengan tatapan yang ia benci. Sepupunya memandang seolah ia makhluk paling menyedihkan di dunia yang perlu dikasihani. Mungkin memang begitu kenyataannya.
"Ayo, Stella." Bibi Lily meraih tangan anak gadisnya. Mereka kemudian berjalan beriringan. Lesley menatap tangan bibinya yang menggenggam tangan Stella lalu tangannya sendiri yang sama digenggam hangat. Ia menatap tangan itu. Apa bedanya? Ia tidak mengerti. Tidak ada bedanya. Cara Bibi Lily menggenggam tangannya dan Stella sama sekali tidak ada bedanya.
Lantas, mengapa hatinya merasa sebaliknya? Mengapa hatinya berkali-kali membisikkan bahwa ini sama sekali tidak sama?
Mengapa rasanya begitu menyakitkan?
••• --- •-• •-• --- •--
10 Januari 2020
07.05 pm"Terima kasih atas kunjungannya." Pelayan kafe yang bertugas berdiri di depan pintu membungkuk sambil mengucapkan salam dengan sopan saat kedelapan pelajar berseragam itu berjalan beriringan keluar dari kafe.
"Terima kasih." Lesley balas membungkuk dan tersenyum. Gusion di depannya menahan pintu kafe, menunggunya keluar.
"Next, karaoke!!" Fanny bersorak girang. Gadis itu lalu menoleh ke arah Freya. "Nggak jauh kan, Fre?"
"Nggak, kok," sahut Freya yang diikuti anggukan Zilong. "tinggal nyebrang perempatan depan aja, udah sampe."
"Udah sering kesitu ya Fre sama Zilong?" Miya menggoda sambil menggelayut manja pada Alucard.
"Ya gitu, deh." jawab Freya acuh tak acuh. Zilong tertawa dan menggandeng tangan kekasihnya itu.
"Nyanyi lagu apaan, ya?" Claude tampak berpikir.
"Aduh, jangan nyanyi lo mah." Zilong langsung menyahut tidak setuju. "Kuping gue nggak butuh penyiksaan."
"Sialan anjir." sahut Claude, meski begitu ia justru tersenyum lebar. Tidak terlihat tersinggung ataupun marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUSLEY SHORT STORIES
Romancekarena gusley minta dibikin cerita mulu so i made this :v berisi oneshot dan cerita-cerita pendek gusion x lesley. read, vote, comment and enjoy~ ^^ cover by me