° Kadang, kita tidak perlu bahagia secara berlebihan. Karena ketika kebahagiaan itu berubah menjadi sebuah petaka. Dunia kita akan runtuh!
Setelah betahun-tahun, rasanya baru kali ini Alda merasakan kembali arti bahagia?
Sepanjang perjalanan Zafran membonceng Alda dengan sepeda onthel ini, sepanjang itu pula Zafran ikut merasakan perasaan senang Alda. Gadis itu menampakkan senyum kekaguman saat mengelilingi pelabuhan yang terdapat banyak kapal Phinisi atau kapal kayu berukuran besar yang bersandar di sekitar pelabuhan.
Alda juga dapat melihat masyarakat setempat yang menggantungkan hidupnya mencari nafkah menjadi kuli panggul. Anak-anak kecil yang bermain dipinggiran tembok pembatas. Juga wisatawan lainnya yang asyik mengambil beberapa foto di berbagai sudut menarik untuk diabadikan.
Namun Alda, ia hanya sebagai seorang penikmat senja yang akan mendefinisikan hal tersebut sebagai bahagianya.
"Al? Gue capek nih, kita berhenti di sana ya?" Ucap Zafran setelahnya.
"Iya!"
Mereka pun akhirnya berhenti di depan tumpukan kontainer warna-warni. Menepikan sepeda onthelnya dan duduk di pelataran. Hal itu membuat Alda sekali lagi terkagum. Karena dari sini, Alda dapat melihat sunset di antara jajaran kapal Phinisi yang terlihat nyata dan begitu indah. Bahkan angin sore pun ikut berkolaborasi menciptakan momen sehebat ini.
"Kak..." panggil Alda tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.
"Kenapa?"
"Gue pengin teriak! Boleh gak?" Tanya Alda polos dengan mata yang kini teralihkan sepenuhnya pada Zafran.
Zafran pun tak tahan untuk tidak tertawa mendengar pertanyaan polos Alda.
"Kak... serius, kok malah ketawa sih!" Protes Alda.
"Alda... di sini tuh banyak orang, kalau nanti kamu teriak terus orang nyangka kamu kenapa-kenapa gimana? Bisa diamuk orang yang ada" jelas Zafran logis.
"Iya juga sih, tapi... aku pengin banget ngungkapin perasaan aku saat ini, biar lega."
"Yaudah... kamu cerita aja sama aku?!"
"Itu masalahnya, aku gak mau ngungkapinnya lewat cerita ke orang lain."
Tunggu, sejak kapan Zafran dan Alda menggunakan kata sebut 'Aku Kamu'? Bukan 'Gue Lo' lagi.
"Yaudah, kamu biasanya kan bawa note book tuh, jadi kamu nulis di selembar kertas itu aja, gimana?" Saran Zafran.
"Eee... yaudah deh, mending daripada gak sama sekali" setuju Alda yang tanpa tunggu lama segera mengeluarkan note book kesayangannya.
"Eits! Tapi kak Zafran jangan liat!"
"Enggak... yaudah aku balikin sepeda ya? Kamu di sini aja" terang Zafran seraya berdiri dan bergegas meninggalkan Alda setelah gadis tersebut mengangguk cepat.
Tak beberapa lama kemudian setelah Zafran mengembalikan sepeda yang disewanya, ia pun kembali ke tempat semula. Namun karena melihat Alda yang sepertinya masih belum selesai menulis, ia pun menyenderkan tubuhnya di depan kontainer yang berada tepat dibelakang Alda. Hampir saja Zafran lupa jika sedaritadi ia mengalungkan kamera digital dilehernya. Dan apa yang ada di depannya saat ini adalah momen menarik yang harus diabadikan dalam kamera tersebut. Pemandangan sunset yang menampilkan seorang gadis sedang duduk menghadap jejeran kapal besar berselimut warna senja yang begitu estetic terabadikan sudah dalam beberapa jebretan di kamera Zafran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekstrovert & Introvert [SELESAI✔️]
Teen FictionZafran Haikal Yoso, si ekstrovert tampan yang populer. Gitaris dalam sebuah band terkenal di sekolahnya bahkan di lingkungan luar pun banyak menyita perhatian kalangan muda. Hidupnya penuh warna, ia akan dengan mudah mengungkapkan apa yang ada dala...