30. Malam Minggu

441 40 0
                                    

Sepulang sekolah, Alda dan Dini mampir terlebih dahulu ke sebuah kafe sekaligus untuk mengerjakan tugas kelompok berdua.

"Al, gue mau kasih tau sesuatu sama lo" ucap Dini seusai meminum milk shake-nya.

Alda yang semula fokus pada laptop kini teralihkan pada Dini sepenuhnya seraya berkata "apaan?"

"Eee... akhirnya, kuasa hukum Papa gue berhasil nemuin bukti kuat kalau Papa gue gak bersalah" ada binar bahagia yang terpancar dari mata Dini.

"Wah... Alhamdulillah! Din, gue ikut senang dengarnya. Semoga setelah ini, bokap lo segera dibebaskan" Alda berseru ikut senang.

"Iya amin! Gue senang banget Al, akhirnya setelah berbulan-bulan lamanya gue bakal kumpul lagi sama Papa" ucapan Dini kali ini membuat Alda sedikit mengendurkan senyumnya.

Bukan karena ia tidak senang melihat sahabatnya bahagia, tapi karena justru perkataan Dini seketika membuat Alda kembali teringat akan sosok Ayah kandungnya. Dini beruntung karena hanya ditinggalkan beberapa bulan saja, sementara dirinya? Selama-lamanya Alda akan kehilangan sosok Ayah kandungnya.

"Oh iya Al, ada yang mau gue tanyain deh sama lo" ungkap Dini selanjutnya, membuat Alda kembali fokus pada Dini.

"Tanya apa?"

"Ada yang lo rahasiain ya dari gue?"

"Rahasia? Rahasia apaan?" balik tanya Alda tak mengerti.

"Iih... Al, nyebelin banget sih lo! Ya... gue tau lo emang deket sama kak Zafran, cuma akhir-akhir ini tuh kayak beda. Lo berangkat pulang bareng, kak Zafran juga sering ngapel ke kelas kalau pas jam istirahat, terus perhatian banget sama lo. So, itu pertanda apa? Masa gue cuma dikasih kode-kode doang, kalian pacaran kan?" selidik Dini setelah mengungkapkan uneg-unegnya panjang lebar.

Sementara Alda kemudian tersenyum bersalah karena sudah lupa memberitahu sahabatnya itu tentang hubungannya dengan Zafran saat ini.

"Hehe... itu lo udah tau" jawab polos Alda pada akhirnya.

"WHAT?? Serius? Jadi kalian beneran udah jadian? Iiisshhh Alda!!!... Nyebelin banget sih gue gak dikasih tau! Sejak kapan coba?" Dini berkoar-koar tanpa sadar, membuat beberapa pasang mata yang berada di dalam kafe kini menatap terganggu ke arah Dini dan Alda.

"Hhssttt! Din malu ih teriak-teriak di dalam kafe!" kata Alda seakan berbisik.

"Bodo!" ucap Dini tak peduli.

"Iyaudah maaf, gue kan lupa. Lagian baru dua hari yang lalu kok"

"Dua hari yang lalu lo sebut baru? Sahabat macam apa lo yang udah ngelupain sahabat sendiri?!" ungkap Dini masih jengkel.

"Iiih... marah mulu deh!" Alda jadi bingung sendiri menghadapi ulah Dini.

"Lo sadar gak sih Al? Kak Zafran itu first love lo! Yang otomatis juga, ini adalah kali pertamanya lo pacaran. Terus, lo cuma diem-diem bae aja gitu?  Enak aja, pokoknya kali ini gue mau lo bayarin semua pesanan gue sebagai pajak jadian pertama lo!"

Mendengar permintaan sahabatnya itu akhirnya Alda terbahak seraya dapat bernafas lega karena Dini tak benar-benar marah padanya.

"Yee... malah ketawa lagi" dumel Dini kemudian memanggil pelayan kafe.

Alda pun kemudian berhenti tertawa saat melihat mas-mas pelayan datang menghampiri Dini.

"Mas, saya mau pesan lagi dong!"

"Iya silahkan, ini menunya. Mau pesan apa?"

"Eeee.... saya mau pesan burger jumbo-nya 1, terus carrot noodles-nya 1, potato snack juga 1, terus es krim oreo-nya 1 sama lemon ice 1. Udah itu aja" kata Dini kemudian menutup buku daftar menunya.

Ekstrovert & Introvert [SELESAI✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang