29. Tak Terduga

438 43 0
                                    

° Semoga ini awal yang baik, bukan awal untuk kisah yang buruk. Sungguh, aku tidak menginginkan hal itu!

06.55 Zafran dan Alda akhirnya tiba di sekolah. Sesuai janji yang Zafran minta, ia mau menjemput Alda dan berangkat sekolah bersama.

Sesampainya di parkiran dan di sepanjang perjalanan koridor kelas, Zafran dan Alda tidak lepas dari berbagai macam pandangan siswa-siswi di sekitarnya. Ada yang memandang iri, sinis, sebal, namun ada juga yang memandang penuh kekaguman.

Pandangan-pandangan itu tak membuat Zafran dan Alda lantas menciut, justru hanya dengan jalan beriringan kemudian saling pandang dan melempar senyum malu-malu untuk satu sama lain cukup mampu membuat mereka yang melihat jadi kelimpungan sendiri.

"Eee... Yaudah ya, kalau gitu aku langsung ke kelas?" pamit Zafran sesampainya mengantar Alda di depan kelasnya.

"Iya" jawab pendek Alda.

"Jangan lupa, belajar yang bener! Jangan tidur, apalagi main-main di kelas!" tutur Zafran yang justru membuat Alda jadi menahan tawa.

"Bukannya justru kamu yang sering kayak gitu di kelas?"

"Hehehe... ya makannya kamu jangan sampai ngikutin kelakuan aku"

"Iya! Tapi kamu juga cepetan tobat deh, udah kelas 12 loh, udah waktunya untuk serius nyiapin masa depan" ucap Alda balik menuturi.

"Iya! Kalau udah kamu yang ngomong sih aku bakal nurut"

"Yeee... malah gombal!"

"Iya iya... janji deh! Yaudah, aku balik kelas. Nanti pulangnya aku jemput kamu lagi di sini. Oke?"

Alda pun mengangguk sebagai jawaban dengan diiringi senyum termanisnya, membuat Zafran gemas lalu muncubit pipi Alda sekilas dan kabur menuju kelasnya yang berada di lantai atas.

"Iih... kebiasaan banget deh!" dumel Alda sendiri namun tak ayal justru mengelus-elus pipinya seraya tersenyum kecil.

***

Jam istirahat Dini menyeret Alda untuk menemaninya ke kantin. Maka Alda yang semula sangat malas pergi kemana-mana akhirnya harus tetap menuruti permintaan temannya itu karena jika tidak, Dini tidak akan henti-hentinya merengek dan mendumel.

Sesampainya di kantin, setelah memesan semangkuk mie ayam dan es teh manis untuk Dini, sementara Alda hanya membeli jus melon dan makanan ringan, keduanya lantas mencari kursi kosong untuk diduduki.

Nahas, dimana-mana kursi sudah penuh oleh lautan siswa-siswi. Sampai akhirnya seseorang memanggil "Alda!"

Serempak, Alda dan Dini pun menoleh pada seseorang yang telah meneriaki namanya. Dikta, tengah duduk bersama ketiga temannya di kursi paling pojok.

Alda dan Dini yang posisinya tak jauh dari keberadaan mereka pun lantas berjalan mendekat sesuai lambaian tangan dari keempatnya.

"Sini-sini, duduk deket abang!" ceplos Oji pada Alda ketika mereka sudah sampai di bangku yang diduduki keempat laki-laki itu.

Mendengar celetukan itu, Zafran tak segan-segan melempar pelototan pada Oji. Membuat Oji langsung meneguk ludah susah-susah.

"Sini Al, duduk!" perintah Zafran seraya menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

Akhirnya posisi duduk mereka saat ini adalah Dikta di paling pojok, Zafran, dan Alda. Dan di seberang mereka saling berhadapan ada Bara di paling pojok, Oji dan Dini.

Ekstrovert & Introvert [SELESAI✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang