5. Ide Julio

682 71 0
                                    

° Kupikir berkenalan dengan orang baru sangatlah sulit. Namun denganmu, mengapa mudah?

"Gimana renaca lo kemarin? Sukses?"

"Uhukk..."

"Eeh... nih-nih minum dulu" Dini menyodorkan teh manis yang sudah dipesannya.

Di jam istirahat pertama ini, Alda dan Dini menghabiskan waktu di kantin. Wajar saja, Alda yang belum makan sejak kemarin sore kini membalas dendamkan dengan menghabiskan sepiring nasi pecel dan sepiring gado-gado.

"Kenapa dah?" Tanya Dini heran pada Alda yang kini telah menyeruput habis segelas teh manis.

"Lo tau gak?"

"Enggak" jawab polos perempuan berhidung mancung di sampingnya.

"Din... gue belum selesai ngomong!" tanggap geram Alda.

"Ooh... ya habisnya ngomong pakai di putus-putus, dipikir karet sendal apa" ucapan tak penting Dini mengundang tatapan horor dari Alda.

"Hehe, iya-iya yaudah lo mau ngomong apa?" Pasrah Dini.

"Gue lupa!" ungkap Alda seraya menepuk dahinya.

"Lupa? Maksud lo gimana sih?" tanya Dini tak paham akan maksud sahabatnya itu.

"Iya, jadi rencana gue kemarin kan mau mata-matain kak Zafran, eh di tengah perjalanan hujan. Terus gue ngikut aja dia neduh di kafe. Terus bego-nya setelah gue berhasil duduk bareng dia, gue malah keasyikan baca novel sambil dengerin musik. Ya jadinya gue gak ngobrol apapun deh sampai pulang" cerita Alda penuh penyesalan.

"OMG Alda! Fix lo gak ada bakat sama sekali buat jadi penguntit tau gak?"

"Ya mau gimana lagi, masalahnya kak Zafran itu kepala besi, susah bang-- apa sih Din?" Tanya bingung Alda saat melihat Dini yang tiba-tiba mengguncang-guncang sebelah bahunya.

"Itu tuh..." kode Dini.

Begitu Alda mengikuti arah pandang Dini, seketika matanya melebar saat mendapati seseorang yang baru saja ia bicarakan tengah berjalan dengan seorang perempuan dan kemudian duduk bersama di meja kantin paling pojok.

"Kak Letta!" Gumam Dini pelan.

"Oh... jadi pacarnya itu namanya Letta?" Tanya Alda yang ikut-ikut bergumam pelan.

Dini yang mulanya memperhatikan perempuan berambut hitam ikal yang tengah duduk di samping Zafran itu kini menoleh dengan tatapan sebal ke arah Alda.

"Dia bukan pacarnya Kak Zafran, aduh Alda!! Kebangetan amat sih kudetnya!" Kesal Dini seraya mengepal gemas kedua tangannya.

"Yaudah sih santai aja! Lagian siapa coba yang gak bakal ngira mereka pacaran kalau gayanya aja udah serasi gitu" protes Alda.

"Hell.. serasi bukan berarti pacaran keles!"

"Ya terus?" Kepo Alda.

"Gue juga gak tau pasti sih apa hubungan mereka, tapi yang gue tau mereka emang udah deket dari kelas sepuluh. Dan emang mereka gak pacaran" jelas Dini sembari melirik was-was orang yang dibicarakan, takut-takut mereka mendengar.

"Kok bisa?"

"Ya gak taulah, kalau kepo tanya aja langsung sama orangnya!"

"O-GAH!" Bantah sebal Alda.

"Yaudah terserah! Tapi fyi aja nih ya... sebaiknya lo gak usah cari gara-gara sama Kak Zafran deh" saran Dini.

"Kenapa?"

Ekstrovert & Introvert [SELESAI✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang